Memasuki pintu Kaca akan membawamu ke dalam sebuah ruangan kosong. Ruangan itu akan berwarna serba putih dengan lampu LED terang yang ada di langit-langitnya.
Kau mungkin akan sedikit bingung dengan cahaya ruangan ini.
Karena terlepas dari pintu kaca yang barusaja kau lewati, cahaya yang terpancar
setelah kau masuk tidak membias sedikitpun menembus kaca ke luar ruangan.
Di tengah ruangan itu, akan ada sebuah kacamata. Itu adalah
satu-satunya benda yang ada di ruangan ini. Ambillah kacamata itu dan pakai.
Melalui lensa kacamata itu, kau akan melihat wujud sebenarnya dari ruangan itu.
Ruangan itu adalah ruangan yang terbuat dari daging-daging
yang menjadi satu. Lantai, atap dan dindingnya tertutupi oleh urat-urat yang
mencuat diantara kulit-kulit dan lemak-lemak milik entah apa (atau siapa).
Dimensinya masih sama, yaitu ruangan berbentuk Kubus, hanya permukaannya saja
yang berubah apabila kau melihatnya menggunakan kacamata itu.
Melihat menggunakan kacamata yang kau temukan, kau akan
mendapati sesosok pria jangkung yang berdiri di ruangan itu. Pria itu sangat
tinggi bahkan dia akan terlihat membungkuk karena ruangan ini tidak cukup
tinggi untuknya. Jangan tanya apa yang terjadi dengan wajahnya, karena tidak
tau dan tidak peduli akan lebih baik bagimu.
Pria tinggi Itu, dia akan menanyakan 3 pertanyaan kepadamu.
Tugasmu adalah menjawabnya. Kau boleh menjawab Benar atau Salah.
Karena kau tidak akan bisa mencari petunjuk untuk menjawab
secara pasti, hal yang bisa kau lakukan hanyalah menjawab dengan nalurimu.
Berharap saja lah semoga jawaban yang kau lontarkan tidak akan membawamu kepada
kematian yang memilukan.
Pertanyaan pertamanya, dia akan bertanya; “Apakah menurutmu, Aku adalah sosok The
Holder of The Chance?”.
Jawab Benar atau Salah. Setiap jawaban belum akan
mendatangkan konsekwensi, namun sosok itu akan mengingatnya.
Setelah kau menjawab, dia akan tersenyum dan menanyakan
pertanyaan yang ke dua; “Apakah benar,
bahwa benda yang kau pakai (kacamata) untuk melihatku adalah Obyek yang aku
Jaga?”
Jawablah kembali. Tidak peduli berapa lama kau berpikir, dia
akan menunggu jawabanmu. Bahkan Jika itu harus menunggu dalam keabadian. Namun
jangan sekali-kali kau berucap kata atau kalimat lain selain Benar atau Salah di depannya. Karena hal tersebut akan mendatangkan murka
darinya.
Pertanyaan ketiga adalah pertanyaan yang menentukan. Jawaban
yang kau berikan akan menentukan nasibmu antara terjebak disini selamanya atau
pulang dan menyelesaikan pencarianmu.
Pertanyaan ketiga adalah ; “Apakah menurutmu, aku adalah seorang pembohong?”
Setiap jawaban akan mendatangkan akibat. Namun apapun itu,
sosok tinggi itu tidak akan membeberkan siapa dirinya, dan apakah
jawaban-jawaban yang kau lontarkan adalah jawaban yang benar atau salah.
Yang harus kau pahami adalah, Jika dia tidak membiarkanmu
keluar, maka dia akan menghilang dan dinding-dinding yang terbuat dari daging
ditempat kau berpijak akan mulai mengeluarkan cairan asam. Cairan yang akan
melelehkanmu secara perlahan dan merubahmu menjadi bagian dari mereka.
Disisi lain, Jika dia membiarkanmu keluar. Pintu tempatmu
masuk tadi akan berubah menjadi lorong. Setiap dinding, langit-langit dan
lantainya akan tetap menyerupai daging namun lorong itu akan menuntunmu ke
selokan-selokan terdekat.
Kacamata yang kau pakai, kau boleh membawanya.
Sepasang Lensa di
kacamata itu (mungkin) adalah objek ke-75 dari 538. Kemungkinannya adalah 1 banding 3,
Satu asli dan dua lainnya palsu.
“Aura dari seorang
pembohong bermacam-macam. Begitu pula dengan orang yang jujur. Sepasang lensa
itu akan membantumu melihat aura dari seorang pembohong dan seorang yang jujur.
Atas kekuatannya, Lensa
itu meminta bayaran yang setimpal. Setiap detik, menit, jam, hari memakainya,
penglihatanmu akan diambil secara perlahan. Lensa itu akan membantumu melihat
setiap aura manusia yang ingin kau lihat.... Setidaknya sampai kau buta
sepenuhnya.”
Kekuatan
Dari 1 Obyek yang asli adalah benar, sedangkan Kekuatan dari 2 Obyek yang palsu
hanyalah omong kosong.
0 Response to "Dibalik Pintu Kaca"
Post a Comment