Yoshie Shiratori kembali ke penjara. Untuk yang
kesekian kalinya, dia dikirim ke balik jeruji. Kali ini, menunggu eksekusinya
yang semakin dekat, dia dikirim ke penjara Sapporo.
(Youtube : Kento Bento)
Ini adalah upaya paling ketat yang pernah
dilakukan pemerintah jepang untuk menjaga tahanan saat itu. Mereka tau kala Yoshie
Shiratori adalah orang yang berbahaya dan sudah sepantasnya diberikan perlakuan
semestinya.
Perlakuan semestinya yang dimaksud adalah
dikurung dalam sel isolasi yang lebih ketat dari sebelumnya. Mereka menempatkan
Shiratori ke sel isolasi dengan dinding besi seperti di sel Abashiri. Namun
kali ini sel tersebut sudah diperkuat setiap sudutnya. Belajar dari pengalaman
mereka pun mengecilkan ukuran ventilasi pintu besi agar Yoshie Shiratori tidak bisa
menggunakan celah tersebut untuk keluar.
Penjara Sapporo bahkan kali ini menyiagakan
penjaga bersenjata dengan jam pengawasan yang lebih ketat.
(Youtube : Kento Bento)
Yoshie Shiratori kacau kala itu. Para penjaga tau
saat mereka melihat wajak lesu dari Shiratori, orang itu jelas sudah tidak
punya harapan. Setiap trik yang pernah dilakukannya tidak akan mempan di
penjara ini.
Yap, hanya tinggal merenung menunggu eksekusi.
Yoshie
Shiratori yang Depresi
Beberapa waktu setelah menyadari nasibnya, Yoshie
Shiratori tidak menunjukkan nafsu untuk kabur. Dia terlihat lemas dan lebih
banyak merenung. Bahkan dia tidak repot-repot menantang penjaga dan berucap
ingin kabur seperti yang dia lakukan di penjara sebelumnya.
Dia benar-benar depresi.
Tentu saja ini berat bagi Yoshie Shoratori,
pasalnya dia sudah melakukan ini berulang-ulang dan usahanya pada akhirnya
hanya akan kembali mengantarnya ke penjara. Disini pun, yang dia dapat hanya
rasa sakit, perlakuan para penjaga yang keras, juga memori tentang dirinya yang
dikhianati oleh orang yang pernah dia percayai.
Para penjaga juga berpikir bahwa ini adalah waktu
hilangnya masa keemasan Yoshie Shiratori. Sudah sepantasnya orang sampah ini
depresi menunggu kematiannya. Emosi kriminal itu sangat nyata dan para penjaga
itu sangat yakin bahwa Shiratori sudah benar-benar putus asa.
Saking nyatanya, mereka bahkan tidak menyadari
kalau itu hanyalah Akting. Akting
yang kemudian disesali oleh para penjaga karena mereka mulai mengendorkan
penjagaan kepada Yoshie Shiratori.
Berminggu-minggu menunggu tanggal eksekusi,
Yoshie Shiratori lebih banyak tidur di balik futonnya. Para penjaga yang melihat hal tersebut bahkan tidak mau
repot-repot mengecek karena mereka kira Shiratori kala itu sudah menerima
nasibnya dan sudah tak punya lagi semangat untuk hidup.
Padahal, futon (tempat tidur bergaya jepang) yang
menggelembung itu adalah sebuah kamuflase yang digunakan Shiratori. Selama
berminggu-minggu dia nyatanya sibuk menggali tanah dibawah ruang penjaranya
untuk membuat jalan Keluar. Dia melakukan hal tersebut secara konsisten saat
para penjaga tidak mengecek Sel nya.
Karena mengira Yoshie Shiratori jatuh depresi dan
lebih suka menghabiskan waktu tidur di kasur, para penjaga mulai melemahkan
penjagaan. Sayangnya, itu adalah kesempatan Yoshie Siratori untuk mendapatkan
waktu lebih banyak dalam menggali.
(Youtube : Kento Bento)
Hal selanjutnya yang mereka tau. Sosok Yoshie
Shiratori sudah hilang lagi dan berhasil kabur.
1 Tahun
kemudian.
Selama 1 tahun, Yoshie Shiratori masih bebas.
Setidaknya sampai saat ini dia berhasil menghindari pencarian polisi. Namun
umurnya yang semakin tua membuatnya mulai capek. Hari-hari yang dijalaninya
mulai menjadi melelahkan dan membuatnya tidak punya semangat lagi.
Suatu ketika, dia tengah duduk di taman saat
tiba-tiba seorang polisi duduk di bangku tempatnya duduk.
(Youtube : Kento Bento)
Yoshie Shiratori kaget, apakah orang ini akan
menangkapnya?
Namun prasangka tersebut tidak terbukti, pasalnya
polisi tersebut ternyata sedang isirahat dan berniat ingin merokok. Canggung,
itulah yang dirasakan Yoshie Shiratori. Dia ingin kabur dari situasi ini dan tidak mau menimbulkan kecurigaan.
Saat itulah Yoshie Shiratori merasakan sebuah
keterkejutan yang paling besar dalam hidupnya. Terlepas dari dirinya yang
sepanjang umurnya disiksa oleh para penjaga di penjara. Juga dia yang pernah ‘dijual’
oleh sosok Kobayashi yang dia percayai. Bahkan setiap hari yang harus dia
jalani untuk kabur dari pihak berwajib...
Dia tidak pernah menyangka kalau polisi yang ada
di sampingnya ini barusaja menawarinya rokok.
(Yoiutube : Kento Bento)
Itu adalah sikap spontan yang sangat kecil.
Bahkan mungkin karena orang tersebut tidak mengetahui siapa sosok Yoshie
Shiratori. Namun bagi Shiratori, yang pernah bersumpah untuk tidak akan
mempercayai pihak berwajib lagi, itu merupakan hal yang menyentuh Shiratori.
Dalam diam dia menerima rokok tersebut. Dan di
momen itulah dia untuk pertama kali merasa lega. Setiap perjalanan hidupnya
kembali dia ingat bak film lama dan setiap penyesalan tindak kejahatan yang dia
lakukan seakan menguap dari pundaknya. Yah, prasangka dirinya yang mengira
bahwa setiap pihak berwajib itu jahat runtuh hanya dari seputung rokok yang dia
terima.
Yoshie Shiratori tertawa. Tawa lepas itu membuat
kaget si polisi. Saat polisi itu bertanya kenapa. Saat itulah Yoshie Shiratori
menjawab dengan pengakuan.
Yoshie Shiratori menyebutkan namanya kepada si
polisi tersebut. Dan dia juga mengatakan bahwa dia sudah kabur dari 4 penjara.
Mengetahui orang yang duduk disampingnya adalah
sosok Yoshie “Magician” Shiratori, polisi tersebut terkejut. Namun dia tidak
menunjukkan gelagat akan bersikap kasar, karena pada menit selanjutnya Yoshie
Shiratori melanjutnya kalimatnya.
Dia bilang dia sudah capek... Dan ingin menyerahkan diri saja.
Follow Up
kasus.
Itu adalah cerita dari Yoshie “Magician” Shiratori. Pasca menyerahkan diri,
sekali lagi sidang dilakukan untuk menangani kasus Shiratori. Kali ini sidang
tersebut tidak se parah sidang sidang sebelumnya. Selain karena Jepang kala itu
sudah mulai merombak ulang sistem hukum yang berlaku, ada beberapa poin yang
disampaikan hingga pada akhirnya membuat hukuman Yoshie Shiratori malah
diringankan.
Poin poin tersebut adalah :
- Yoshie Shiratori murni menyerahkan diri
- Dalam upaya kabur, dia tidak membunuh/menyakiti para penjaga.
- Alasan Kabur karena dia disiksa dan dipukuli oleh para penjaga
- Kejadian membunuh petani adalah murni membela diri
Pada akhirnya, Hukuman mati yang pernah dilayangkan dalam sidang sebelumnya dicabut. Sebagai gantinya, Yoshie Shiratori hanya mendapat hukuman 20 tahun penjara. Bahkan, keinginannya dulu yang pernah ingin dipindahkan ke penjara Tokyo dikabulkan.
Kasus pun ditutup.
Selama 20 tahun Yoshie Shiratori menjalani
kehidupannya di penjara Fuchu. Terlepas dari pihak penjara masih memberikan
penjagaan semestinya sebagai upaca pencegahan Shiratori untuk kabur, namun kala
itu Shiratori sudah damai, dan dia tidak kabur lagi. Hal itu dikarenakan para
penjaga di penjara Fuchu memperlakukannya dengan semestinya, benar-benar
manusiawi dan tidak melakukan penyiksaan sama sekali.
20 Tahun kemudian, Yoshie Shiratori keluar dari
penajara. Keluar bukan sebagai narapidana yang kabur, tapi keluar sebagai
manusia yang bebas.
Kesimpulan
Kasus diatas mengajarkan kepada kita bahwa ada
reaksi berantai antara sebab dan akibat. Sosok Yoshie Shiratori sampai sekarang
masih dikenang oleh masyarakat Jepang. Bahkan untuk mengenang kisahnya, penjara
Aomori masa kini dirubah fungsinya sebagai museum, lengkap dengan sejarah dan
kisah dari Yoshie Shiratori.
Mereka bahkan membangun patung Yoshie Shiratori
yang tengah memanjat di langit-langit.