Bukan Rahasia umum, bahwa dalam hal perjudian, semua orang tahu bandar selalu menang—benar? Namun pada tahun 1990-an sekelompok mahasiswa membuktikan bahwa player tidak harus menjadi pecundang. Blackjack MIT, membuktikan bahwa mereka bisa mempecundangi Casino dalam permainan mereka sendiri.
I
know, ini bukan kisah perampokan bank yang serupa dengan yang lain, bahkan,
casino bukanlah bank sama sekali, tapi whatever lah..
Bill
Kaplan dan Menghitung Kartu
Bill Kaplan seorang pemuda
cerdas. Dia baru saja lulu SMA ketika sebuah ide muncul di benaknya. Dia sedang
ada di masa peralihan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ketika
dia bilang kepada orang tuanya bahwa dia ingin menunda masuk Harvard untuk
menjadi penjudi.
Ide yang tentu saja akan
ditolak orang tua waras manapun, dan itulah yang terjadi. Ibunya tidak
mengerti, kenapa anaknya yang cerdas ini, jenius malah, bisa punya ide seperti
itu. Kenapa, dia ingin membuang segala pencapaiannya, setiap nilai A yang sudah
dia kumpulkan di masa SMA, dan memutuskan menjadi penjudi?
Ayahnya, disisi lain, lebih
terbuka. Alasannya? Karena Bill keras kepala, dan dia diberi penjelasan tentang
sebuah metode yang telah Bill pelajari, dalam permainan blackjack. Metode
menghitung kartu.
Itulah kenapa, ayah tiri bill
itu malah menantang anaknya, menyuruhnya membuktikan bahwa jika Bill memang
sehebat itu dan seyakin itu, maka buktikanlah dengan permainan Blackjack. Mereka
berdua lalu bermain, Setiap malam mereka bermain, dan tidak sekalipun ayah
tirinya itu bisa mengalahkan Bill.
Selama dua minggu
berturut-turut, Bill tidak pernah kalah. Selalu menang dalam permainannya. Hasil
yang sangat tidak diduga karena Ayah tiri Bill, sebenarnya cukup percaya diri
dengan kemampuannya sendiri. Dia bukan orang bodoh, dan permainan kartu
bukanlah hal yang baru baginya.
Kemudian, karena ayahnya itu
tidak punya alasan untuk membantah lagi, maka dia meyakinkan istrinya untuk
melepas Bill. Perjanjiannya adalah, Bill boleh pergi, selama satu tahun untuk
mengejar keinginannya itu di Las Vegas. Sehingga itulah yang terjadi.
Itu terjadi pada tahun 1977,
Bill Kaplan berhasil merubah $1.000 dalam waktu sembilan bulan, menjadi sekitar
$35.000. Now, kau mungkin mengira
bahwa dia akan terus berada di Vegas setelah satu tahun terlewati, namun
nyatanya tidak. Dia benar-benar pulang, mendaftarkan diri ke Harvard, dan lulus
dengan nilai yang baik.
Dia adalah lelaki yang
cerdas, seperti yang sudah dibilang, dan dia cukup rasional dalam berpikir.
Legenda nya, bagaimanapun, baru akan dimulai beberapa tahun pasca dia lulus dari
Harvard.
MIT
Blackjack..
Sebagai penjudi jenius, Bill
bukanlah orang yang pelit. Dia bahkan dengan bangganya menggemborkan tentang
metode menghitung kartu yang dia tau, kepada orang-orang terpercaya yang dia
temui. Sebagian mungkin tidak tertarik, sebagian lagi mungkin kesulitan untuk
memahami.
Kemudian, hidupnya berubah
drastis ketika pemimpin sekelompok kecil mahasiswa dari Institut Teknologi
Massachusetts (MIT) yang juga tengah mencoba-coba tekhnis penghitungan kartu,
mendengar Bill yang bercerita tentang pencapaiannya di Vegas. Mereka lalu
memintanya untuk melatih dan mengelola apa yang kemudian dikenal sebagai Tim MIT Blackjack.
Pada tahun 1992, ketika
industri perjudian sedang berkembang pesat dan banyak kasino besar bermunculan,
Bill Kaplan dan mitranya melihat peluang bisnis. Dia kemudian mendirikan
perusahaan bernama Strategic Investments,
sebuah badan jasa yang bergerak di bidang yang sulit dipercaya.
Itu, adalah tempat kursus.
Kursus untuk melatih siswa cerdas, dalam tekhnik berhitung kartu dan berjudi. Pasca
kelas, mereka kemudian akan dilepaskan di banyak kasino di berbagai penjuru negeri,
dan secara harfiah diberi tugas untuk ‘merampok’ mereka menggunakan Matematika.
Salah satu siswa Bill adalah
Mike Aponte, yang saat itu berusia 22 tahun dan tidak yakin apa yang ingin ia
lakukan dalam hidupnya. Setelah menyempurnakan teknik penghitungan kartu di
kelas Bill, ia terkejut ketika kemudian diberi uang tunai sebesar $40.000 oleh Strategic Investments, dan dia disuruh
bertaruh di kasino.
Dia bahkan lebih terkejut
lagi karena langsung kehilangan $10.000 dalam sepuluh menit pertama di meja
blackjack di Atlantic City.
Itu adalah pelajaran tentang
betapa tidak stabilnya permainan blackjack—bahkan dengan sistem yang terbukti
secara ilmiah. Namun, Aponte belum kehilangan asa. Ia terus mengandalkan metode
tim pada akhir pekan itu dan, pada akhirnya, dapat comeback dan meraup laba bersih sekitar $25.000.
Metode menghitung kartu
memang ibarat cheat code, namun bukan
berarti tidak ada halangan dalam penggunannya. Diperlukan fokus tinggi dan
ketelitian yang baik agar para ‘penghitung’ tidak terpleset dan secara sekejap
kehilangan $10.000 seperti Aponte dalam permainan pertamanya. Itulah kenapa,
orang-orang dengan kecerdasan tertentu diperlukan.
Mike
Aponte dan Kasino..
‘Tuan rumah’ dari kasino
hanya melayani para penjudi kelas kakap—klien yang bertaruh dengan uang besar—para
penjudi nominal tinggi ini diperlakukan sangat baik. Tuan rumah memberi mereka
hadiah berupa makanan, minuman, tiket pertunjukan, dan kamar gratis, terlepas
dari apakah mereka menang atau tidak.
Itulah kenapa, Mike Aponte
dan murid cerdas lain yang ditugaskan oleh Bill Kaplan untuk ‘menyerang’
kasino, sangat suka dengan tugas mereka ini. Secara, rata-rata dari mereka
adalah mahasiswa, yang kesehariannya hanya pergi ke kelas, makan di kantin, dan
tidur di kamar asrama, kini diperlakukan seperti VIP di kasino.
Tentu, dalam tugas ini, mereka
juga harus tampil menarik—sesuatu yang tidak mudah bagi banyak orang. Bagi
Aponte, itu seperti menyamar. Bill mengajarkan bahwa kesan pertama sangat penting.
Para penjaga kasino bisa menilai dari penampilan, tentang apakah kau merupakan
target yang empuk untuk mereka, apakah kau tipikal orang yang bisa dijerat
untuk terus bermain.
Aponte memahami bahwa
meskipun keterampilan matematika bukan masalah bagi siapa pun di MIT, yang
penting adalah merasa nyaman, mampu menghadapi keraguan, karena terkadang, di
meja taruhan yang tinggi kau ingin sekali ikut bertaruh dan memenangkan
semuanya, namun apabila itu tidak sesuai hitungan, kau tidak boleh mengambilnya.
Godaannya besar, tapi resikonya juga sama besar.
Aponte adalah orang Asia,
dan Bill mengajarkan, tergantung ras mu, ada keuntungan tertentu yang dapat
dieksploitasi. Ada stereotip bahwa orang Asia adalah penjudi yang gila. Itulah
kenapa cerita palsu dari latar belakang Aponte, adalah bahwa dia berasal dari
keluarga kaya dan dia adalah anak yang manja.
High
Class High Life...
Sekilas, kau mungkin mengira
‘bisnis’ Bill Kaplan dalam mempekerjakan siswa universitas ini terlihat tidak
ada halangan, namun sebenarnya, tidak begitu.
Ketika para siswa segera
terbiasa menikmati keuntungan dari kehidupan kasino, mereka rupanya menjadi
terlalu santai. Terlibat dalam perputaran uang yang besar, mereka terkadang
tidak hati-hati.
Suatu malam, beberapa
anggota tim pulang dari perjalanan berjudi di Las Vegas untuk bergabung dalam
sesi latihan di ruang kelas MIT. Salah seorang diketahui meletakkan kantong
makan siang kertas cokelat di bawah kursinya.
Pada pukul 06:00 keesokan
paginya, Bill Kaplan menerima panggilan telepon. Si penelpon menjelaskan bahwa
dia barusaja kehilangan $125.000. rupanya, kantong kertas yang ditinggalkan di
kursi kelas, adalah hasil keuntungan dari ‘penyerangan’ kasino di malam
sebelumnya, dan siswa tidak jelas itu meninggalkannya ruang kelas begitu saja.
Ternyata seorang petugas
kebersihan telah mengambil dan menyimpannya. Butuh waktu enam bulan dan
penyelidikan oleh Badan Penegakan Narkoba dan FBI sebelum tim akhirnya mendapatkan
kembali uang mereka (Secara tekhnis, itu
uang legal btw, menurut hukum disana, sehingga FBI tidak mempermasalahkan
kenapa mahasiswa memiliki uang sebanyak itu. Secara aneh, Bisnis Bill Kaplan
ini tidak melanggar hukum sehingga ketika dia terbuka dengan polisi, tidak ada
masalah apapun)
Selain permasalahan siswa, tekanan
juga meningkat karena semakin sering mereka datang ke kasino-kasino, pihak
kasino mulai memberlakukan pelarangan bermain. Salah satu kasino, bahkan
diketahui sampai mempekerjakan detektif swasta untuk mencari tau siapa para
pemain yang selalu menang itu. Kemudian diketahui bahwa kebanyakan berasal dari
Boston, hingga akhirnya terbongkarlah bahwa mereka adalah mahasiswa MIT. Tidak
sulit mengidentifikasi siswa satu persatu setelahnya karena buku tahunan dan
semacamnya, dapat diperoleh secara mudah.
Tentu masalah itu,
menimbulkan kekhawatiran. Bill Kaplan mendapat banyak pengaduan yang bagi Bill,
hanya dianggap lumrah. Beberapa kasino lebih fleksibel. Para siswa masih bisa
bermain, namun mereka di banned dari
meja Blackjack. Permainan lain, masih bisa dimainkan.
Kelompok ini, diketahui
masih akan terus beroperasi setidaknya selama beberapa waktu kedepan, bahkan
melebarkan sayap ke kasino-kasino diluar negeri. Sayang, seiring berjalannya
waktu, metode menghitung kartu menjadi sangat umum sehingga banyak asosiasi kasino,
sudah mengetahui tipikal para penghitung kartu. Adapun metode yang diajarkan
Bill Kaplan, tidak sepenuhnya adalah ‘rahasia dapur’ miliknya. Itu adalah
tekhnik yang sudah ada sejak lama, dan dia hanya mempopulerkannya saja.
Itulah kenapa, orang lain
bisa belajar sendiri, tanpa perlu berguru kepada Bill Kaplan.
How
To..
Sebenarnya, dalam permainan
blackjack, atau 21, kartu tinggi menguntungkan penjudi, sedangkan kartu rendah
menguntungkan kasino. Jadi, seorang penghitung kartu terus menghitung di
kepalanya, menambahkan 1 untuk kartu rendah dan mengurangi 1 untuk kartu
tinggi. Ketika hitungan mereka meningkat (artinya lebih banyak kartu tinggi
daripada kartu rendah yang tersisa di dek), mereka tahu sudah waktunya untuk
mulai memasang taruhan yang lebih tinggi.
Tentu saja, penghitung kartu
tidak akan menang setiap saat—mereka sering kali kehilangan banyak uang—tetapi
secara statistik, dan seiring waktu, peluangnya menguntungkan mereka.
Hal itu harus dilakukan
secara rahasia karena walaupun tidak ilegal, kasino tidak menyukainya dan
mereka berhak menolak seseorang untuk bermain. Hal ini kemudian diteliti pada
tahun 1950-an oleh seorang profesor matematika dari MIT, Edward Thorp.
Pada tahun 1962, ia
menerbitkan buku tentang penelitiannya itu, yang kemudian diberi judul Beat the Dealer dan selamanya mengubah
cara pandang komunitas penjudi terhadap blackjack.
The
End Of The Team...
Tentu semenjak kasus doxing
yang pertama, banyak dari murid Bill Kaplan yang mundur. Mereka yang bermental
kuat, disisi lain, memilih bertahan. Beberapa bahkan mengembangkan metode
adaptatif agar terus bisa bermain.
Kaplan ingat bagaimana
seorang pemain berusia 21 tahun berhasil terus bermain sebagai spotter—seseorang yang menghitung kartu
dan kemudian memberi isyarat kepada rekannya yang memasang taruhan besar saat
kartunya menguntungkan.
Sayangnya, pada akhir kisah
tim ini, dikarenakan meningkatnya tekanan dari berbagai pihak yang dirugikan,
menyebabkan Strategic Investments
dibubarkan pada bulan Desember 1993 yang menandai berakhirnya karier blackjack Bill
Kaplan.
Puncak kejayaan dari tim itu
adalah ketika anggota (Secara keseluruhan) mencapai 80 pemain. Dalam satu
malam, 20-30 orang akan bermain di lima lokasi kasino yang berbeda, beberapa di
Las Vegas, beberapa di New Orleans, beberapa di Kanada.
Usaha tersebut memiliki
tingkat keberhasilan yang beragam dan uang yang diperoleh tidak sebanyak yang
diharapkan banyak orang, terutama karena uang tersebut harus dibagi antara
banyak pemain dan investor.
Ketika Bill Kaplan memilih
untuk mundur, Strategic Investments
masih berada di posisi keuangan yang stabil namun Kaplan memutuskan, bahwa
dengan jumlah uang yang ia hasilkan, akan lebih baik jika ia berinvestasi di
properti dan bisnis lain.
Kepergian Kaplan, kemudian
menandai terjun bebasnya Strategic
Investments tak lama setelahnya.
The
Legacy...
Setelah Strategic
Investments bangkrut, Aponte membentuk tim lain, begitu pula pemain lainnya.
Tim-tim tersebut belajar dari pengalaman mereka dengan Strategic Investments dan lebih berkonsentrasi pada memilih kepribadian
orang-orang yang mereka rekrut. Mike Aponte kemudian diketahui mendapatkan
keuntungan lebih banyak ketika dia mengurus tim mikro nya sendiri
Pada Akhirnya, Aponte
menjadi terlalu terkenal sebagai penghitung kartu sehingga menjadi tidak
mungkin lagi baginya untuk menyamar. Pada Tahun 2004, ia menjadi juara World
Series of Blackjack. Hari-hari setelah pencapaian puncaknya itu, dia
membubarkan tim kecilnya dan beralih profesi sebagai penasihat bisnis kasino.
Ironisnya, ia telah menjadi
akrab dengan orang-orang yang dulu menghabiskan hari-hari mereka untuk
memburunya. Namun, ia masih mengenang masa-masa di tim MIT dengan rasa bangga.
End
Of Story..
Baca
Juga :
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
W pikir ni blog udah ded 🐤 .
ReplyDeleteAkhirnya upload lagi, ditunggu min
ReplyDeleteSmngat terus bg🔥😁
ReplyDeleteLah, yg copas emang pada ngasi backlink bos? Gw ksini dr x
ReplyDelete