Diambil dari theholders.org
.
Part
4 dari 4 : Them
.
Aku tidak punya banyak waktu tersisa di Bumi ini. Aku baru saja kembali dari ekspedisi bersama temanku Dimitri dan Jake. Izinkan aku untuk memperkenalkan diri secara singkat, aku Ishak. Aku menulis catatan ini dari rumahku di Utah, tapi sekarang tidak ada tempat yang aman lagi. Biar aku jelaskan.
Dua hari yang lalu, aku dan
teman-teman menemukan sebuah forum di situs horor internet yang membahas
tentang kisah jahat yang terjadi tidak jauh dari sini. Keingintahuan memuncak,
kami meneliti lebih banyak cerita-cerita ini, dan segera menemukan situs web
dengan banyak koleksi dongeng-dongeng ini. Kami pikir itu hal yang menakutkan,
tapi pada akhirnya, kami tahu sesuatu yang tidak mungkin ada di dunia lain.
Sampah belaka, jika menilai keabsahan cerita-cerita tersebut secara ilmiah.
Sehari yang lalu, aku
mengetahui bahwa sains tidak sepenuhnya akurat.
.
Aku dan teman-teman akhirnya
memutuskan untuk menghilangkan prasangka cerita ini dengan mencoba mendapatkan item yang dibicarakan dalam cerita
tersebut. Perlengkapan sudah dikemas dan siap, lalu kami berangkat ke tujuan.
Tempat yang kami tuju adalah
Northglenn, Colorado.
Perjalanan kami ke sana
sungguh aneh. Tidak ada lalu lintas, tidak ada orang lain, tidak ada pompa
bensin, bahkan tidak ada marka jalan, selain jalan tanah rapuh yang hampir
tidak terlihat saat kami berjalan melewati pegunungan. Cuaca buruk menemani kami
sepanjang jalan, mempertontonkan badai tidak ramah yang menjulang tinggi di
atas mobil kami. Saat Northglenn mulai terlihat, kegelapan semakin bertambah.
Kami menemukan jalan
mengelilingi kota kecil yang mengarah ke sisi timur. Disana, kota perlahan
mulai berubah. Pada mulanya warna bangunan tidak terlalu terlihat, namun lambat
laun bangunan tersebut mulai terlihat usang. Jendela-jendela rusak, pohon-pohon
dan kehidupan mati.
Hampir seperti ilusi yang
hilang.
Kata demi kata seperti
cerita.
Sesampainya di sisi timur
kota, kami sudah tidak bisa lagi melewatkan tujuan kami. Sebuah bangunan hitam
besar, sempit, usang, berlabel "Northglenn
Boarding House".
Kemudian, dengan perlahan-lahan,
kami keluar dari Ford Expedition hitam kami, dan kami mengintip ke sekeliling
kota. Cahayanya redup, bangunan-bangunan semakin gelap. Jalan tanah dan
berpasir berkelok-kelok menuju jantung kota, jelas terbengkalai. Tidak ada tanda-tanda
kehidupan sama sekali.
Dimitri memberanikan diri
mengambil langkah pertama, mendekati pintu ganda reyot dan tua menuju rumah kontrakan
itu. Meski membukannya dengan enggan, dia perlahan tetap melakukannya. Suaranya
bergema ke seluruh bangunan.
Berbeda dengan cerita yang
kami baca, tidak ada anak kecil yang menyambut kami di pintu. Tentu saja, apa
yang kami harapkan? Bangunan ini persis seperti yang digambarkan, tapi hanya
itu, selebihnya, hanyalah hal-hal yang dibumbui.
Ketidakpercayaan tumbuh
dalam diri kami, kami mulai berpikir untuk berbalik, karena anak kecil itu
belum juga menampakkan diri. Setelah beberapa kali berdebat, kami memutuskan
untuk mencari kamar 216.
Bagian dalam lorong dipenuhi
lukisan dan potret orang-orang yang begitu menyedihkan. Semua berpakaian hitam
juga. Kebetulan? Bagaimanapun juga, lorong-lorong itu sepertinya memiliki
panjang bermil-mil, namun bangunan sempit itu tampak begitu kecil dari luar.
Akhirnya sampai di kamar
216, jantung kami berdebar kencang hingga aku bisa mendengarnya. Karena aku
adalah pelopor perjalanan ini, aku memutuskan untuk membuka pintu. Dengan kuat
memegang pegangan yang dingin, aku memikirkan situasi di depan kami. Jika ‘wanita’
itu muncul, apa yang akan kami lakukan? Mengesampingkan semua pikiran, aku
memutar kenop logam tua, perlahan-lahan membuka pintu sedikit demi sedikit.
Apa yang kami lihat
selanjutnya hampir membuat kami muntah. Faktanya, Dimitri benar-benar muntah.
Seorang wanita ada disana, namun perutnya sepenuhnya sudah sobek, bekas sayatan
pisau.
Matanya terbuka, tidak ada
ekspresi yang keluar dari wajahnya saat dia berbaring menghadap kami dengan
posisi miring. Dia mengenakan gaun merah cerah, yang biasanya terlihat di
film-film mode lama. Dia memiliki rambut hitam pekat, bahkan dalam kematian
tampak berkilau begitu sempurna. Dia tampak seperti berusia akhir 30-an,
meskipun kami tidak dapat memastikan apa pun. Entah berapa lama dia mati,
mungkin 1000 tahun, mungkin 1 tahun. Kulitnya tampak sehat seperti orang hidup
lainnya.
"Sial," Aku
ingat Jake berteriak kaget "Ini tidak mungkin benar!" Dia dengan cepat berbalik dan berlari keluar ruangan
sambil berteriak, suaranya diperkuat oleh dinding berlubang.
Dimitri, mulutnya kotor
karena muntahan, dan dia kemudian mengikuti Jake untuk keluar. Si bodoh itu
menutup pintu secara tidak sengaja.
Aku yang terakhir ada di
ruangan, tatapanku tertuju pada wanita itu. Beralih ke pintu, aku melihat semua
cahaya meninggalkan ruangan. Saat aku membuka pintu, aku diliputi keinginan
untuk melihat ke belakang. Apa yang dilihat mataku kemudian, tidak dapat
dijelaskan oleh siapa pun.
Aku hanya bisa mengatakan
bahwa sosok perempuan ini, bukanlah perempuan sama sekali. Malahan, dia adalah
laki-laki. Aku tau, karena dia, dengan perutnya yang terbuka, kemudian
terduduk, menatapku. Kulitnya abu-abu pucat, dan dari mulutnya, muncul senyuman
lebar, giginya setajam silet dan seolah-olah meneteskan air liur, melambangkan
rasa laparnya yang murni.
Aku tidak bisa menjelaskan
apa yang terjadi setelahnya, karena pikiranku sudah sepenuhnya dikonsumsi hanya
dari keberadaannya. Yang aku tau, adalah bahwa aku bangun di mobil dalam
perjalanan pulang, dimana Jake tengah menyetir dan Dmitri telah terluka parah.
Jake menolak menceritakan
apa yang terjadi.
.
Setelah penelitian sepanjang
malam tanpa tidur, tidak ada deskripsi tentang makhluk ini yang diberikan
selain satu. Aku yakin yang aku lihat adalah putra seorang wanita yang juga
tinggal di Northglenn. Anak dari The
Witch.
Namanya Matthias, dan dia adalah
bagian dari ‘sesuatu’ yang sangat keji. Sesuatu yang kini telah lepas dari
belenggunya.
.”Tsk, apa yang dilakukan si bodoh yang mengambil lonceng dari
perutnya.”
.
Baca Cerita dari The Holders Series Lainnya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Witch Part 4 : Them [End]"
Post a Comment