Diambil dari theholders.org
.
Part
3 dari 4 : Matthias
.
Aku bisa melihat mereka lewat setiap hari. Dengan mobil, sepeda, dan hal aneh lainnya. Kuda disini tentu saja cukup aneh. Mengapa kaummu tidak bisa terus berjalan dengan kakimu yang canggung, dan kenapa kalan sangat menjaga sarang kekacauan yang kau sebut 'rumah'? Maaf, aku ngelantur. Aku menyadari hal itu sering terjadi seiring usiaku yang sekarang.
Seperti yang aku katakan, aku
melihat mereka setiap hari. Anak-anak yang bermain, dan kalian yang
berkegiatan. Sungguh bervarisi kaum kalian. Putih, Coklat, Merah, Kuning.
Benar-benar indah keberagaman itu. Jujur, Aku bosan melihat daging abu-abu dari
kaumku. Oh sial, aku mengoceh lagi
ya?
Menyenangkan. Ketika aku
menjadi saksi anak-anak yang mengerang dan menangis. Mereka akan bersimpati
seperti kera tak berbulu yang bodoh, berusaha mati-matian untuk melarikan diri.
Tapi itu tidak ada gunanya. Bagaimana mungkin mereka bisa melarikan diri,
ketika pikiran mereka hanya bisa memikirkan satu jalan keluar? Pintu yang telah
kami pasang penghalang agar tidak bisa dibuka oleh kaummu—yang kalau diingat,
hanya satu orang yang pernah memaksanya terbuka. Legion. Tentu, itu detail yang
tidak penting, karena tidak ada lagi manusia yang sekuat dia.
Mereka harusnya bersyukur,
karena pintu itu, juga, adalah satu-satunya penghalang yang mencegah mereka
menemukan hal-hal tidak mereka inginkan. The Tools yang menjadi sumber banyak hal
menakjubkan. The Cards yang menunjukkan kejadian yang pasti akan datang.
Bahkan The Globe, yang menunjukkan
kepalsuan, dan memperlihatkan duniamu secara apa adanya.
Tentu saja detail itu tidak
berguna bagi kalian, tetapi jika beberapa orang yang paling pandai di antara
kalian sampai melihatnya, aku sendiri ngeri memikirkan apa yang mungkin terjadi
kepadanya.
Kau mungkin telah
melihat melewati jebakan kami! Object kecil konyol yang telah kami bantu bangun dengan hati-hati selama
ribuan tahun. Hal-hal yang, aku khawatirkan, juga membuat kaum kami terpikat—betapa
bodohnya.
Tunggu saja sampai belenggu
yang menjerat kami lepas.
Dan aku harus memperingatkan
mu, kami lebih kuat dari hal-hal buruk apa pun yang pernah digambarkan dalam
cerita dan dongengmu. Orang-orang 'adil' yang menakutkan yang kau sanjung. Para
tuan dan nyonya yang ahli dalam sihir terdalam dan paling terkutuk. Predator malam
yang memakan esensi hidupmu. Tak satu pun dari mereka yang bisa dibandingkan
dengan kami.
Bahkan sekarang, mereka harusnya
iri pada kami dengan pikiran primitif mereka. Kami adalah legenda di antara
yang legendaris, yang paling menakutkan dari yang ditakuti. Dan dalam masa
penantian panjang ini, aku khawatir kami telah termakan oleh penderitaan yang
sama seperti yang mereka alami sekarang:
Penderitaan yang membuat
kami lapar akan jiwa-jiwa manusia.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Witch Part 3 : Matthias"
Post a Comment