Diambil dari theholders.org
“Permintaan Maaf”
.
Aku tidak tahu harus mulai
dari mana.
Namanya Lily.
Atau...setidaknya itulah yang kuingat. Sebulan yang lalu, Aku mungkin merasa
malu jika membayangkan melupakan nama putriku sendiri, tetapi sekarang hal itu
tampak biasa saja.
Hm, mari mulai dari awal. Aku ingin memperkenalkan diri, tapi itu sepertinya tidak ada gunanya bagi kami berdua. Itulah kenapa, aku hanya akan memberi tahumu apa yang dapat aku ingat saja.
Aku selalu berpikir aku
adalah orang yang beruntung, terlahir dengan wajah rupawan, menikah dengan
orang kaya, dan memiliki kesehatan yang baik. Aku bahkan tidak dapat memahami
gagasan bahwa segala sesuatu akan gagal, karena sejauh yang aku tau, hidupku
ini selalu mudah.
Saat itu, aku tidak tahu
tentang hal-hal ini. Saat itu, aku pikir aku tidak akan peduli. Aku akan menertawakan
pengemis itu, mengabaikan pria berjas itu, dan melupakan semuanya... Tapi bukan
itu yang terjadi.
Aku memang berubah, tapi
keberuntunganku tidak, atau setidaknya aku terus mengatakan itu pada diriku
sendiri. Kenyataannya adalah, tidak peduli bagaimana Aku ingin berpikir
sebaliknya; sama sekali tidak ada yang berubah ketika Lily meninggal.
Aku tidak ingat persis penyebab
kematiannya, hanya beberapa pecahan yang samar saja. Kata-kata seperti
"patah tulang", "kerusakan saraf" dan "tidak
berhasil" terlintas di kepalaku, tetapi tidak benar-benar membantuku
menyimpulkan apa yang terjadi. Pokoknya, kesimpulan akhirnya adalah bahwa dia
sudah mati.
Aku bahkan tidak menyadari
sampai seminggu setelahnya. Aku pergi ke pemakaman, aku menangis, aku
bersumpah, aku melakukan semua yang seharusnya aku lakukan, namun tetap saja,
itu tidak akan mengembalikan Lily.
Kemudian, ketika aku pulang
kerja terlambat, aku bahkan tidak ingat lagi di mana aku bekerja, atau
bahkan... aku meninggalkan gedung seperti zombie, dan berjalan sesuai rute yang
biasa aku lakukan, hanya saja tidak ada awan pada hari itu. Tapi saat itu
gelap. Gelap tanpa awan.
Lalu, aku bertemu dengan
seorang tunawisma... Aku bahkan tidak dapat mengingatnya... Aku pikir itu
adalah perempuan... Wanita ini menatapku, tidak mengatakan apa-apa. Aku mogok
dan balas menatapnya, walau, pikiranku berada di hal yang lain. Itu tidak adil.
Mengapa mereka membawanya? Dia masih sangat muda. ITU TIDAK ADIL.
Tentu wanita itu tidak
menghiburku. Dia hanya memberitahuku bahwa aku bisa menyelamatkannya. Dia
mengeluarkan sebuah sendok, dan menaruhnya di tanganku. Sesuatu yang berkilau,
memancarkan aura gelap.
Dia mengatakan kepadaku jika
aku dapat menemukan lebih banyak lagi, aku dapat membawa Lily kembali, dari
kematian. Dia mengatakannya. Kembali dari kematian. Aku percaya padanya.
Bodohnya aku. Aku sedang dalam situasi tidak stabil, jadi aku menerima semua
informasi darinya secara mentah.
Kemudian, aku mulai membunuh—Tidak. Aku tidak melakukannya. Aku rasa Aku
tidak melakukannya. Kan?
Holder. Begitulah sebutan
mereka. Monster yang menjaga barang-barang itu. Aku mungkin salah. Aku tidak
pernah memahaminya, Aku juga tidak pernah peduli. Ketidaktahuan adalah
kebahagiaan. Sejujurnya Aku bahkan tidak pernah menemukan satupun dari mereka.
Aku baru saja mendapatkan benda dari si pengemis dan semuanya terasa
samar-samar. Itu hanyalah sendok, tidak ada yang spesial.
Namun, selang beberapa hari,
Seseorang datang kepadaku. Pria berjas ini. Katanya dia mewakili suatu perusahaan tertentu. Dia mengatakan
kepadaku bahwa aku tidak boleh ikut campur dengan hal-hal yang tidak aku
mengerti. Aku menyuruhnya keluar dari rumahku. Tidak. Aku menyuruhnya untuk
meninggalkanku sendiri, karena aku sedang mencoba minum kopi di taman. Tapi aku
tidak minum kopi, ah menurutku itu tidak penting lagi.
Aku hanya ingin tahu apakah
dia tahu apa yang aku rasakan sekarang. Aku ingin tahu apakah dia benar-benar
paham apa yang menimpaku. Kemudian, yang aku ingat darinya adalah bahwa dia menatapku
dalam, dan memberiku sebuah pena. Pena yang nampaknya tidak beda dengan Sendok
yang diberikan pengemis. Dia kemudian memintaku untuk mencari lebih banyak.
Aku tidak istimewa. Aku
tidak berbeda. Aku hanya beruntung. Ya, dia tahu. Dia pasti sudah tahu. Dia
pasti sedang tertawa terbahak-bahak saat ini. Keparat. Semua ini mungkin
salahnya.
Hal yang dia berikan padaku,
pena, itu bukan hadiah untukku. Itu adalah hadiah bagi kegelapan. Aku hanya
dimaksudkan untuk meminjamnya; hanya selama tujuh jam. Karena malam setelahnya,
benda sudah hilang.
Jika ada satu hal yang
kuingat, itu adalah malam tersebut. Aku bangun, berkeringat. Perasaan
memberitahuku dia ada di bawah. Lily. Aku pun turun.
Tapi ruangan itu tetap
kosong. Sampai retakan itu muncul. Sebuah lubang darah yang muncul di dapur.
Hanya saja, warnanya hitam seperti tar. Aku melihat lebih dekat, tetapi tidak
ada apa pun di baliknya. Tapi kemudian ada... sesuatu yang muncul dari situ.
Makhluk itu memperhatikanku.
Kemudian, dia mendekat untuk
mengambil pena yang kutaruh di meja. Makhluk itu tidak menyentuhku. Menurutku,
apa pun makhluk itu, aku belum pernah melihatnya sebelumnya, atau aku harap aku
akan melihatnya lagi.
Aku bangun pagi itu dengan
perasaan baru. Benci. Apakah aku sedang dikendalikan? Perasaan apa ini? Apa yang
sebenarnya ter—
Kecuali, ini belum pagi.
Matahari berwarna hitam. Langit berwarna merah tua. Tidak ada seorang pun yang
terlihat. Yang aku tau setelahnya, adalah ini merupakan duniaku yang baru.
Apa yang bisa kuberitahukan
padamu, adalah sesuatu yang para Seeker sendiri menolak untuk percaya ada. 'Pencari'
takut pada Holder dan semua kekuatan gaib mereka. Namun menurutku, mereka takut
pada hal yang salah. Mereka harus melihat ke tangan mereka sendiri. Benda-Benda
itu, itu bukanlah milik Seeker.
Aku pikir “mereka” tahu. Aku
pikir “mereka” tertawa. Aku pikir, “mereka” adalah Penjahat yang sebenarnya di sini. Makhluk-makhluk ini, bukanlah
Holder, namun mereka lah yang mengatur siklusnya. Bermain-main dengan emosi
manusia, merajut takdir dengan tindakan mereka.
Kutakan padamu, mereka
bukanlah makhluk tak berakal. Mereka cerdas, dan aku pikir, mereka tau apa yang
mereka lakukan. Bahkan mereka lebih tau dari pria berjas yang memberiku bolpoin
beberapa waktu lalu.
Lily, semua ini, terlalu banyak untukku. Maafkan aku untuk semuany
.
.
Catatan
Admin : Cerita ini berhubungan langsung dengan serial The
Finding Father dan “Keeping
Us Better”
.
Baca
Cerita dari The Holders Series Lainnya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders One-shot : Apologies"
Post a Comment