“Who Seek the Seekers?” Series
Translated
By Admin
Ini adalah bagian kedelapan
dari cerita ‘Who
Seek the Seekers?’
.
“A
Dangerous Mistake to Make”
Dimulai seperti hari-hari
lainnya. Aku ‘patroli’ mencari apa pun yang kebetulan bisa aku temukan, dan tentu
saja, keluar masuk rumah sakit jiwa. Namun tentu, seperti yang pernah aku
sebutkan, di dunia yang lebih ‘sepi’ ini, Seekers semakin jarang.
Apapun itu, itu bukan masalah besar. Jadi, aku pergi ke sebuah klub malam dengan niat untuk bersantai. Dan tentu saja, perjalanan ini disponsori oleh kotak amal gereja terdekat.
Aku hendak mendekati bodyguard
penjaga pintu ketika aku mendengar seorang idiot dari barisan depan, orang
bodoh di depanku, meminta untuk bertemu dengan “The
Holder of Quintessence”
Well
well well.. bukankah ini kebetulan yang hampir seperti
setingan. Oke jujur, aku sebenarnya sedang tidak mood melakukannya. Karena akhirnya, aku berpikir aku bisa mendapat waktu
libur, namun entah darimana, bajing$n ini merusaknya.
Whoa.
Oke, Bouncer (atau di
penjaga pintu) nampak melakukan tugasnya dengan baik, menatap orang tolol ini
seperti dia yang tolol. Aku harus ingat untuk memuji penjaga itu nanti. Lagi
pula, dengan ini, Seeker yang bodoh itu akan menyerah lalu pulang, tentu saja,
bahkan tidak melihatku masuk ke hadapannya. Yah, aku bisa mengejarnya di lain
hari.
Terserahlah, aku ingin
bersantai sekarang.
Ketika aku memasuki klub
malam, tempat itu tampak kacau sekali. Aku cukup yakin dindingnya terbuat dari
pembuluh darah atau sejenisnya. Dan kulihat seekor kucing sialan duduk di atas
meja, yang, omong-omong, memiliki tujuh belas kaki, yang kesemuanya tidak ada
satupun yang menyentuh tanah.
Aku memegang kepalaku, tempat apa lagi ini. Saat kupikir aku
bisa bersantai melihat wanita dan minum, hal seperti ini malah datang tanpa
diundang.
Kulihat kucing itu menatapku
tanpa berkedip, dengan mata sekitar lima kali lebih besar dari yang seharusnya.
Aku sudah kesal, tapi itu malah membuatku melampaui batas dan menjadi marah.
Kemudian kulihat Seeker yang
tadi barusaja dihajar si Bouncer. Dia berada di tempat ini, berlalu lalang
seakan ini adalah rumahnya. Tsk, Sudah
jelas si kupret ini yang menjadi biang kerok dari anomali yang terjadi.
Aku mencoba menyentuhnya,
namun aku tidak bisa. Seakan, aku tembus pandang atau dia yang tembus pandang.
Kemudian, aku mencoba mencari jalan keluar, dan nihil.
Ahh sialan.
Karena tidak bisa melakukan
apapun, pada akhirnya, aku memutuskan untuk duduk di sofa, menunggu apa yang
terjadi selanjutnya.
Beberapa menit, kulihat
Seeker bodoh itu berlari pergi ke kamar tidurnya, berteriak beberapa kali dan
aku mendengar dia duduk. Berikutnya, adalah hal yang menyenangkan. Entah
kenapa, meskipun aku tidak bisa menyentuhnya, aku merasa dia menyadari
keberadaanku. Itu tergambar jelas di wajanya bahwa dia berusaha dengan sekuat
tenaga untuk tidak menatapku di mata.
Karena aku sangat yakin
bahwa dia menyadari keberadaanku, aku pun memutuskan untuk terus ‘menghantuinya’
selama aku ada disini.
Dia lalu kulihat duduk di
tempat yang menurutku dulunya adalah meja komputer, tetapi sekarang adalah
balok es persegi. Selama satu jam penuh, aku hanya akan berdiri di belakangnya—aku
yakin dia tau aku ada disana, tapi dia tidak berani melihat.
Ketika satu jam berlalu,
saat itulah ketukan datang. Jadi, aku berjalan dengan gembira ke pintu depan
(kucing sialan itu masih ada di sana dan memberi tahu siapa pun yang tertarik,
betapa kesakitannya dia. Aku cukup yakin dia buang air besar) Dan segera
setelah pintu depan dibuka sendiri oleh sang tamu, Aku mulai menyipitkan mata
dan tanganku menggenggam Goodamned Good
Swoerd begitu erat, hingga jari-jariku memutih seluruhnya. Si Seeker tolol
itu bahkan tidak mau menyambut tamunya itu masuk, hell dia bahkan masih ada dikamarnya ketika si ‘bulukan’ ini
bertamu.
Oke, dia yang bertamu adalah
sang Holder dan, kukatakan, dia adalah bedebah paling buruk rupa yang pernah
aku lihat selama hidupku. Sampai hari ini, aku tidak bisa menggambarkan seperti
apa makhluk itu. Itu pokoknya jelek sekali. Benar-benar jelek.
Karena dia adalah tamu dari
si Seeker, dia bahkan tidak menghiraukanku. Ia masuk, mengabaikan aku, dan
langsung berjalan ke ruangan lain. Jeritan dan suara gemericik kemudian terdengar
dan pada akhirnya, hanya meyisakan aku dan Holder yang ada disana. Rupanya, si
Seeker tolol itu, disuatu titik, sempat melenceng dari petunjuk pencarian.
Aku masih terdiam di ambang
pintu ketika kulihat Holder ini kembali keluar, namun kini dengan menyeret sang
Seeker yang tidak beruntung itu bersamanya. Saat itulah, aku menyadari bahwa si
kunyuk ini barusaja mencuri hasil pembunuhanku!
Karena aku menganggap itu
sebagai hinaan, pada akhirnya aku memutuskan untuk menebas Holdernya dengan Goddamned Good Sword.
Dia tidak banyak menghindar,
karena dia sama sekali tidak berada di dekat tempat aku mengayun. Sepertinya,
dia tahu apa yang akan aku lakukan sebelum aku melakukannya, dan bereaksi lebih
cepat daripada tindakanku.
Kemudian, kami berdua saling
tatap dalam keheningan yang canggung.
Itu berlangsung sebentar,
sebelum kemudian, sosok ini mulai bicara.
Aku tidak pernah mendengarkan
kata-kata yang menyakitkan secara fisik, tapi kata-kata itu benar-benar menyakitiku.
Keberanian seorang lelaki jelas tidak akan berarti jika seorang bajingan bisa
menghancurkan otakmu hanya dari beberapa kata (Jika aku bisa menyebut apa yang
diucapkannya sebagai 'kata-kata')
Aku ingat terjatuh sekitar
tiga puluh menit, dalam keadaan mental kosong. Di waktu tersebut, aku
sepenuhnya sadar ketika Holder itu merobek tengkorakku menjadi dua, dan bahkan
sebelum aku dapat memproses apa yang terjadi, aku cukup yakin dia mengeluarkan
otakku.
.
.
Aku bangun jam 2:00,
berbaring di bawah tempat tidur, di rumah si Seeker yang mati. Segalanya tampak
tidak beres... Perlu waktu beberapa detik sebelum kemudian, aku tersadar.
Holder sialan itu telah
menanamkan Obyeknya kepada otakku, dan bukan kepada Seekernya. Aku bahkan tidak
menyangka hal itu bisa terjadi!
Sudah lama sejak aku memiliki Obyek, dan aku harus bilang padamu, aku benar-benar merasakan sensasi nostalgia luar biasa. Sepertinya potongan puzzle yang baru saja melengkapi dirinya sendiri, seakan kerinduan barusaja terobati. Disaat yang sama, kemampuan berpikirku naik ke level yang lebih tinggi. Aku tahu apa yang akan kau katakan bahkan sebelum kau melakukannya, hanya dari raut wajahmu.
Sementara aku masih terduduk
di tempat tidur si Seeker yang mati, aku sudah meramalkan tiga kematian yang akan
datang setelah aku keluar dari tempat ini, dan masalahnya adalah, aku bahkan belum
merencakan apa yang ingin aku lakukan hari ini.
Oh tidak, Otakku berubah menjadi bajing$n sebesar pedangku, dan mulai menanamkan sugesti-sugesti buruk di belakangku. Disaat yang sama, dia juga mempersembahkan 1000 alasan kenapa pemikiran buruk itu memiliki justifikasi.
Sial. Cara berpikir baru ini, tujuan baru ini, akan mengacaukan kewarasaku.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "'Who Seek The Seekers?' Chapter 8 : A Dangerous Mistake to Make"
Post a Comment