“Who Seek the Seekers?” Series
Translated
By Admin
Ini adalah bagian kesepuluh
dari cerita ‘Who
Seek the Seekers?’
.
“Filthy
Angel”
Butuh waktu bagiku untuk benar-benar kembali mengendalikan tindakanku. Aku sempat kebingungan karena kepuasan ilahi dan kepuasan memakan otak manusia, memiliki sensasi yang sama ketika aku melakukannya.
Aku harus benar-benar membuat mental barrier, hingga aku akhirnya bisa menentukan mana yang baik dan buruk.
Hah, kau mungkin mengira aku
sudah kehilangan kewarasan setelah ‘kekacauan’ dengan obyek milik Quintessence.
Namun tidak juga. Percayalah, meskipun memakan waktu, namun aku kini sepenuhnya bisa membedakan ‘ide’
yang murni dari diriku, dan ‘ide’ yang datang dari obyek dikepalaku.
Well, tidak ‘sepenuhnya’, tapi yah, diriku yang asli masih ada ketika rasa ‘lapar’ itu tidak sedang kumat. In a way, untuk sebagian besar, aku masih berkuasa dikepalaku sendiri. It's all good man~.
Jangan salah sangka, aku sudah mencoba ‘membunuh diri dan respawn’ namun tentu saja, obyek itu tidak hilang. Barang kampret itu masih ada di kepalaku dan aku terkadang bisa merasakannya. Aku juga sudah mencoba menghubungi ‘malaikat lemari jam’ untuk membantuku, namun dia tidak pernah muncul. Bahkan kalau dipikir, hari ketika aku diberi Goddamned Good Sword, adalah satu-satunya hari aku pernah bertemu dengannya. Setelahnya, dia hilang bak ayah tak bertanggung jawab yang kabur setelah beralasan membeli susu.
Anyways, kala itu, aku
tengah mengurus urusanku sendiri, bersantai dan, tentu saja, sedikit mabuk. Ketika
kemudian, entah dari mana, aku merasakan tekanan di punggungku. Kemudian, si
keparat dibelakangku ini mengatakan sesuatu seperti, "Jangan bergerak. Atau kau akan kutembak.”
What the fu$k? Orang bodoh
dari mana ini? Datang-datang menodongkan senjata. Aku tidak kenal dia!
Apa yang telah kulakukan
terhadap bajingan ini, membunuh anjingnya atau semacamnya? Apapun itu, Aku
hanya tinggal setengah detik lagi untuk berbalik dan memberinya tiket sekali
jalan menuju The Pure One, ketika dia malah menekankan pistolnya lebih keras ke
punggungku.
“Jangan
coba-coba. Peluru dari benda ini bisa
menghancurkan jiwamu sehingga kau tidak bisa terlahir kembali. Percayalah,
kekuatan apapun yang kau dapat dari siapapun diatas sana, tidakan menolongmu
dari efek senjata ini.”
Kemudian, terdengar seperti
dia meneguk sesuatu, dan aku mencium bau minuman keras yang cukup kuat keluar
darinya.
Terserahlah, aku sebenarnya
tidak percaya dengan omong kosong gelandangan tua ini, tapi aku merasa sangat
bosan, jadi aku memutuskan untuk ikut bermain. Aku berusaha sekuat tenaga
menjawab dengan ‘ya bos, maaf bos' tapi orang gila itu malah mendecak dan
menembakkan senjatanya ke tempat sampah terdekat dan tiba-tiba benda itu terpecah
belah menjadi partikel.
"Lihat,
brengsek? Ayolah, kita berdua tidak ingin satu sama lain mati, jadi ayo kita
pergi ke pub lokal dan ngobrol." Ujarnya.
.
.
Saat aku semakin hancur
daripada yang kuakui, keparat ini memberitahuku bahwa Jack lah yang
mengirimnya. kau tidak tahu seberapa dekat aku untuk membunuhnya saat itu juga,
tetapi apa gunanya membunuhnya? Sebaiknya ikut bermain dan berharap dia
membawaku ke di abu-abu itu, bukan?
Kemudian, Keparat ini
memberitahuku bahwa si abu-abu itu ingin aku berhenti membunuh para seeker, dan
menyerahkan Goodamned Good Sword padanya.
Aku tersenyum, ah! Jadi alasan
kenapa dia tidak menembakku tadi, adalah karena pedangku sedang tidak aku
keluarkan, dengan kata lain, jika aku mati, pedang itu tidak bisa dia rampas.
Tentu saja, aku membalas
dengan ‘go fu$k yourself’ dan
melanjutkan hariku. Dia adalah negosiator yang bodoh. Maksudku? Orang mana yang
mau menerima tawaran seperti itu?
Tentu, tuan figuran ini,
yang bahkan aku tidak mau tau siapa namanya, pada akhirnya tetap tidak mau
menyerah begitu saja. Dia bahkan mengatakan bahwa penolakan ini akan berakibat
buruk. Menegaskan bahwa Jack akan mengirim dua kroninya lagi untuk
mengejarku. Salah satunya, katanya, akan mampu menghancurkan jiwaku dengan
sebuah kata. Dan yang satu lagi, ketika kukatakan padanya aku tidak benar-benar
bisa mati, dia hanya tertawa.
"Aku tidak akan
khawatir tentang kematian, brengsek. Jika kau bertemu Whitehall, kematian akan menjadi hal terakhir yang ada di pikiranmu.
Tentu kau tidak bisa mati jika kau tidak pernah dilahirkan, bukan?"
ujarnya sombong.
Aku ragu The Pure One ataupun si Malaikat lemari jam akan membiarkan hal
seperti itu terjadi padaku, tapi lagi-lagi, karena pikiranku yang sudah
disusupi Obyek, aku tidak terlalu yakin apakah mereka masih ada dipihakku.
Memang, the Goddamned Good Sword masih bisa
kugunakan, dan gereja masih menyambutku baik, namun, itu tidak membuktikan
apapun. Aku tidak bisa secara langsung berkomunikasi dengan kedua entitas itu
pada akhirnya.
Tapi semua itu tidak terlalu
penting, sejauh yang aku tahu. Saat aku kembali ke ke bajing$n keji ini dan
bertanya kenapa dia bekerja untuk si Jack Blank, Dia bilang padaku, kalau semisal
aku bisa mengalahkan semua kemustahilan dan membunuh Jack, dia akan ada di sana
untuk menendang mayat si abu-abu itu sendiri saat aku selesai dengannya.
.
Tsk, entah dia bermuka dua,
atau dia terlalu percaya diri bahwa aku tidak bisa menang melawan Jack.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "'Who Seek The Seekers?' Chapter 10 : Filthy Angel"
Post a Comment