The Balance Saga
Diambil
dari theholders.org
Ini adalah bagian ketujuh dari serial The
Balance Saga
.
“Balancing
The Score”
.
Hal pertama yang Dallas perhatikan
ketika mereka keluar dari Elysium dan menemukan dirinya di gerbang menuju
dimensi Legion, adalah pembantaian dan kerumunan orang.
Para tunawisma terlihat telah dikumpulkan dalam kantong mayat. Para tunawisma yang sama yang menjaga Gerbang Legion, polisi telah mengkarantina daerah tersebut sebagai tempat kejadian perkara. Kerumunan yang berjumlah sedikitnya seratus orang, berkumpul di area kecil stasiun kereta bawah tanah.
Dallas, Devaide dan
Yochaanan menerobos ke pita kuning; gelandangan terakhir nampak sedang
dimasukkan ke dalam kantong mayat.
“Balance, kita tidak bisa
masuk ke dimensi Legion tanpa orang-orang itu.” ujar Devaide.
“Biarkan aku yang menangani.”
kata Yochanan sambil melangkah ke bawah garis polisi. Polisi segera
membentenginya, menuntut agar dia tidak melewati pita kuning. Yochanan
tersenyum pada mereka, orang-orang itu melangkah mundur, ekspresi ngeri
terlihat di wajah mereka.
Yochanan mendekati 2 polisi
yang menggotong kantung mayat. Dia membisikkan sesuatu ke telinga salah satunya,
kemudian pria itu terjatuh dan kaget. Dia nampak gemetar.
Saat ini, petugas lain mengetahui
tindakan Yochanan dan mereka berusaha menangkapnya, lelaki itu menoleh dan
tersenyum lagi.
“Halo,” dia berkata sebelum
mereka sempat meringkusnya. “Namaku Jack Empty dan kusarankan kalian pergi.”
Para petugas, orang-orang
yang berada di sekitar, dan bahkan orang yang ada di tanah menjatuhkan apa pun
yang mereka bawa dan berlari secepat mungkin, menghindari The Hollow Man setidaknya satu meter, sambil berteriak ketakutan.
Kantong mayat itu jatuh ke
lantai kereta bawah tanah dengan suara keras. Devaide dan Balance kemudian
melangkah masuk melewati garis polisi, berjalan ke arah Yochanan, yang ujung
bibirnya melengkung membentuk senyuman mengejek.
“Itu terlalu berlebihan”
Dallas memberitahunya.
“Tapi itu menyenangkan.”
.
Apa
begini caramu mencapai tujuanmu, Dallas. Apakah kau benar-benar siap membiarkan
The Hollow man berjalan di antara manusia? Dia akan menghancurkan dan terus
menyebarkan kekosongannya ke seluruh umat manusia. Kau tahu ini, apakah
menghentikanku benar-benar layak dilakukan? Katakan padaku, apakah kenyataan
yang ingin aku capai sama buruknya dengan kenyataan yang akan dia keluarkan ke
dunia?
“Siapa bilang begitu?”
“Siapa bilang apa, Balance?” tanya Devaide bingung.
“Tidak ada, Devaide.
Sudahlah.”
,
Yochanan berdiri di dekat
kantong mayat, lalu berlutut dan membuka ritsletingnya. Gelandangan yang sempat
mereka temui kemarin bukanlah yang mereka lihat saat ini.
Tengkoraknya hancur, hancur
menjadi bubur; darahnya menggumpal hingga tampak seperti lumpur hitam. Lebih
penting lagi, dia tidak menunjukkan tanda-tanda hidup kembali seperti
sebelumnya. Dallas mengulurkan tangan dan menyentuh darahnya, sepertinya darah
itu memiliki kehidupan sendiri, darah itu bergerak di jari-jari Dallas seolah
berusaha melepaskan diri. Dia menyekanya di tas.
“Kau bisa ‘memperbaiki’
orang ini?” tanya Yochanan.
“Kurasa aku bisa, Yochanan.”
Para gelandangan penjaga
gerbang ini, bukanlah eksistensi yang memiliki ‘jiwa’. itulah kenapa, mereka
tidak memerlukan proses panjang pembangkitan seperti yang Balance usahakan
untuk Doom. Mereka hanya perlu ‘diperbaiki’
Dallas mengulurkan tangan
dan menyentuh bagian yang tersisa dari wajahnya.
“Himrogoth.”
Tengkorak ‘pria’ itu kembali
terbentuk, direkonstruksi menjadi tampilan yang normal.
“Ooh-la”
Tiba-tiba mata pria itu
terbuka.
.
“Ooh-la”
“Kau berhasil! Dia bangkit
lagi!”
“Di mana aku?”
.
Apakah
kau yakin bisa menyelamatkan umat manusia? Object-Object itu letaknya lebih
berdekatan dari yang kau tahu, Dallas. Mereka selalu begitu, Aku dan
teman-temanku akan melahap mereka, dan aku bersumpah, tidak ada yang
akan menghentikan kami.
Bukan
kau, bukan Legion, bukan Yochanan, bukan siapa-siapa. Mari kita lihat apakah
kau bisa menyeimbangkan akhir dari segala sesuatu; karena ketika itu tiba, yang
ada hanya kau. Kau dan aku.
.
“Tolong, Tuan, Aku perlu
berbicara dengan Legion.”
“Ya, aku bahkan tidak ingin
melawanmu, Balance, lewati saja gerbang terkutuk itu.”
.
Gerbang itu muncul, meskipun
hancur, namun gerbang itu masih bisa digunakan. Knop telah robek dari
engselnya, apa yang tampak seperti cetakan tangan besar membengkokkan logam,
terlihat begitu mengintimidasi.
Mereka kemudian masuk dan
melewati jalan yang persis seperti yang pernah Balance lewati. Melewati gua,
melewati jembatan.
Kemudian, ketika mereka
semakin dekat ke benteng Legion, Dallas menyadarinya, dan mendengar benturan
halus logam di depan. Dia melihat ujung jembatan yang masih cukup jauh.
“Pegang tanganku, kalian
berdua.”
Devaide menawarkan tangannya
dengan enteng, sementara milik Yochanan, harus Dallas raih dengan paksa. Dallas
menutup matanya, dan ketika dia membukanya, matanya sudah berada di depan pintu
benteng.
Dallas melihat sekeliling.
Batu-batu yang tadinya berwarna kebiruan kini bersinar dengan cahaya hitam.
Karya seni suci itu sepertinya mengeluarkan lumpur hitam yang menyerupai darah
yang menggumpal. Devaide mendorong pintu, tepat pada waktunya untuk melihat
seorang pria berjubah, nampak berdiri di depan Legion yang dipukul mundur.
“Sudah berakhir, Legion,”
dia menyebut nama itu dengan nada mengejek, seolah itu hanya lelucon.
Kemudian, pria berpedang itu
menusukkan pedangnya yang hitam legam ke tulang rusuk Legion. Legion menjerit,
tapi bukan raungan kebencian yang pernah didengar Dallas sebelumnya; tidak, ini
adalah jeritan penderitaan yang sangat manusiawi dan pilu.
“Legion!” teriak Devaide
sambil hendak mendekat. Itu adalah respon tanpa rencana yang mengakibatkan
Dallas harus mencegahnya.
Saat itulah Dallas melihat dua
sosok lagi. Satu orang di sebelah kiri Legion, dia berjubah, dan yang lainnya berdiri
sedikit berjarak dari yang lain. Ketiganya langsung menoleh kearah para tamu
yang tak diundang.
.
“Legion!”
“Devaide! Kau bodoh! Tutup
mulutmu!”
“Terlambat, Yochanan, mereka
melihat kita. Kembalikan kutukannya, cepat, waktunya tidak banyak.” Ujar Balance.
“Kutukan itu sudah berjalan, Balance. Legion, dan Devaide hanya perlu melakukan kontak satu
sama lain.” balas Yochanan.
Balance sempat ingin menutup
mata, mencoba melakukan teleportasi. Namun kemudian, dia melihat si pria
berjubah menghalanginya tepat didepan Legion. Jika dia melakukan teleportasi
sekarang, dia akan langsung ditangkap sedetik setelah Dallas dan Devaide mendarat
disana.
“Tsk, benar-benar syarat
yang merepotkan di situasi yang tidak menguntungkan. Berapa lama kau bisa
menahan kedua musuh itu sampai Devaide dan Legion bersentuhan?” tanya Balance.
“Hah! Edo Edi Essum dan
teman anehnya yang berjubah? Sekitar tiga puluh detik.”
“Itu cukup.”
.
Yochanan kemudian menyerbu
kedua sosok itu, kecepatannya yang tinggi meninggalkan bayangan di belakangnya.
Si jubah hitam yang melihat Yochanan menyerang, pada akhirnya dipaksa
menyingkir, membuat jalan untuk Dallas dan Devaide untuk teleportasi.
Dallas tidak membuang waktu,
dia meraih tangan Devaide dan langsung membawa mereka ke dekat Legion yang
sekarat.
Pergerakan Dallas sangat
cepat, namun si Kesatria Pedang Hitam yang menusuk Legion, masih bisa melihat. Sosok itu
terlihat kaget, dan menoleh langsung untuk menebaskan pedangnya. Dia menargetkan
Devaide yang lebih dekat dari jarak tebasannya.
Dia mengangkat pedang hitam
ke bahunya, bersiap untuk membuat tebasan horizontal dan memenggal target
barunya. Devaide mungkin hanya berjarak beberapa senti dari Legion.
”AH!”
"Menyingkir!"
Dallas berteriak, dia menarik Devaide menjauh dan mencoba menyelamatkannya. Sayang,
tebasan pria itu lebih luas dari yang diperkirakan, dan memang sudah rencananya
dari tadi untuk mengenai mereka berdua sekaligus.
Pria itu mengayunkan
pedangnya..
...dan Dallas menjadi
satu-satunya target untuk pedang itu.
Kau
bodoh; jika kau datang sendiri, tanpa membawa beban, kau mungkin bisa
mengalahkanku. Tapi kau malah mengorbankan dirimu demi manusia? Dengan
melangkah di depan tebasan Pedang Raja Hitam, kau hanya berhasil menunda hal yang
tak terhindarkan. Rasmu akan kalah, alam semesta, semuanya, akan tunduk padaku.
Orang-orang ini mengira aku bekerja untuk mereka, membantu mereka, tapi mereka
salah. Aku memanfaatkan mereka untuk menyelesaikan tujuanku. Dan sekarang, kau
akan mati dengan dihantui penyesalan. Kau belum mencapai apa pun, dan seluruh
dunia, serta semua ras yang ada didalamnya, akan dilenyapkan.
Yah, Dallas tidak
berhalusinasi. Dia memang terus mendengar narasi dikepalanya.
‘Hahh... Pedang Raja Hitam.’ Dallas membatin. Menerima tebasan dari pedang itu, akan sangat merepotkan.
Tsk, sial. Dallas tidak
punya pilihan.
Dallas merapal sesuatu,
sebelum kemudian, tebasan itu tertangkis. Aura gelapnya, sepenuhnya teredam
ketika bilah pedang gelap itu terbentur dengan pedang yang lain, yang baru
dipanggil Dallas.
“What
The?!” Kesatria Pedang Hitam terkaget. Kemudian, sepersekian detik,
keterkagetannya berubah menjadi kemarahan yang luar biasa. Tentu saja, karena yang
dipanggil Dallas untuk menangkis serangan itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Pedang Raja Putih.
Normalnya, hal seperti ini
tidak bisa dilakukan. Kau tau, seperti memanggil obyek dan semacamnya. Apabila
Obyek itu berada di tangan Holdernya, Balance tidak bisa melangkahi otoritas
sang Holder dan mengambil obyeknya semena-mena, karena itu menyalahi keseimbangan. Namun, karena Pedang Raja Putih
ada di bumi, dengan kata lain, di tangan
Seeker, Balance bisa menariknya, dengan kekuatan pemanggilan. Tentu, ini hanya
meminjam dan Balance akan mengembalikannya kepada Seeker yang memilikinya nanti.
Kesatria Pedang Hitam itu,
disisi lain, langsung terlihat kesetanan.
“Benar juga! Benar juga!! Memang
harus seperti ini! Memang sudah tertulis diantara bintang-bintang bahwa Pedang
Raja Hitam, memang harus melawan Pedang Raja Putih!!” ujarnya.
“Ah..” Balance menatap si Kesatria Pedang Hitam. Sesaat, dia melirik ke Devaide yang berada dibelakangnya, masih menunggu celah untuk mendekati Legion. Devaide belum bisa lewat, karena Kesatria Pedang Hitam ini sepenuhnya mengalangi Balance dan Devaide untuk menuju Legion. Dia jelas tidak akan membiarkan Balance membuka jalan agar mereka bisa mendekat.
Karena tidak punya pilihan selain brute force, pada akhirnya, pertarungan yang ditakdirkan pun terjadi.
.
Ketika Pedang Raja Hitam dan
Pedang Raja Putih berhadapan, kedua pemegangnya akan dipaksa berada di ‘power level’
yang setara. Beruntung bagi Balance, dalam pertarungan kali ini, kekuatannya lah
yang menurun dan bukan kekutan musuhnya yang meningkat.
Tentu karena batasan ini,
dia tidak bisa menggunakan mantra tingkat tinggi, namun itu lebih baik daripada
musuh didepannya ini yang menjadi tidak terkalahkan.
Pedang terus Beradu, dan keringat terus menetes. Dia sesekali melirik Legion yang terkapar, dan Devaide yang menunggu. yah, ini menyebalkan. Dia masih bisa merasakan aura kehidupan Legion, tapi itu tidak akan bertahan lama.
Dallas menoleh kepada
Yochanan yang nampaknya masih bertahan. Secara mengejutkan, dia berhasil
mengalahkan si sosok berjubah, namun, dia kini berakhir dengan berhadapan
melawan Eddo Eddi Essum. Mereka sedang saling tatap, dan aura diantara keduanya sangat
menakutkan.
Perlu beberapa waktu sampai akhirnya Dallas berhasil mengecoh si Kesatria Pedang Hitam dan berlari menerjang Devaide. Dia kemudian menteleportasi mereka menuju Legion, agar Devaide dan Legion bisa bersentuhan.
Ketika keduanya sudah bersentuhan, tubuh Legion
mengejang, dengan cepat menyembuhkan luka yang dia derita. Itu adalah bukti bahwa kutukan trinitas telah kembali.
Legion berguling tengkurap,
dan memaksakan diri untuk berdiri, sambil meraih pedangnya sendiri. Obyek itu
kini ibarat pedang biasa, karena Legion dibatasi dalam memanfaatkan
kekuatannya. Itulah kenapa, Dallas meminjamkannya Pedang Raja Putih. Kekuatan
Legion tidak mungkin naik, namun apabila dia hendak menyerang si Kesatria Pedang Hitam, kekuatan musuhnya itu setidaknya akan turun.
Dallas bisa melihat Legion
mengambil nafas, Dia melihat melewati Dallas, melewati semua orang, dan menatap
mata mereka yang barusaja mempermalukannya. Lalu, terdengarlah aumannya. Kesatria Pedang Hitam melihatnya. Matanya yang mengerikan melebar, dan
dia tampak tertekuk.
Legion bergemuruh melewati kami, menyarungkan pedang itu saat dia berlari. Dia langsung mengarahkan serangannya kepada Kesatria Pedang Hitam. Awalnya, Dallas sempat meremehkan bisa apa dia dalam situasi ini (terlebih karena kekuatan Objects nya dibelengu), namun rupanya Legion bisa melawan. Dallas tercengang.
Didalam konsisi ‘power level’
yang sama, Legion Mendominasi hanya dari menggunakan tekhnik. Tentu,
menggunakan Pedang Raja benar-benar sangat membantu, jauh dari sebelumnya
ketike Legion melawan Kesatria Pedang Hitam menggunakan obyek lain miliknya.
Sekarang, Dallas akhirnya
bisa bernafas lega. Setidaknya, Legion bisa dia selamatkan dari kematian dan
2000 obyek miliknya, tidak perlu lepas. Dia, yang sudah menanggalkan Pedang Raja Putih, pada akhirnya kembali bisa memakai kekuatan penuhnya.
.
Sayang, kelegaan The Balance
hanya bertahan sebentar. Hampir saja Legion akan memberi kematian kepada Kesatria Pedang Hitam, sebelum sosok lainnya menjatuhkan Legion; sungguh luar biasa besarnya
kekuatan yang dimiliki makhluk itu untuk mementalkan Legion.
Saat itulah, ketika Legion
mengambil waktu untuk pulih, segalanya mulai menjadi tidak beres. Saat Legion
bangkit, Edo Edi Essum sudah berbalik ke arahnya. Belum sempat dia bereaksi,
dia sudah dicekik dan diangkat.
Legion berteriak sambil memegangi leher,
Saat Edo Edi Essum mulai menguras nyawa Legion menggunakan kekuatannya. Devaide
dan Balance, bisa melihat dia kesakitan.
Balance yang hendak membantu, malah teralihkan ketika mendengar suara merayap ke pikirannya (lagi).
Tidak
penting apa yang kau lakukan. Kekuatanmu tidak penting. Kau tidak bisa
mengalahkanku. Aku tidak peduli sekutu apa yang kau bawa; itu semua tidak
relevan. Kekuatan kita jauh beda ibarat siang dan malam, dan tidak ada yang
dapat kau lakukan untuk menghentikanku.
Dallas terguncang dari lamunannya ketika Kesatria Pedang Hitam sudah beralih untuk menyerangnya. Dallas dengan cepat menghindar, namun auranya tebasan Pedang Raja Hitam sempat mengenai jubah Balance. Yap, tanpa Pedang Raja Putih, Dallas tidak bisa menahan serangan orang ini.
Dallas mencoba
menghentikannya dengan mengejeknya, "Begitukah? Susah-susah kau mencoba
membunuh Legion, dan kini Edo Edi Essum yang
akan mengakhiri Legion untukmu? Benar-benar payah!”
Pria itu tertawa.
Dia melompat mundur. Lalu, Balance
melihat dia mengangguk kepada Edo Edi Essum yang sudah menatapnya.
Apa yang terjadi selanjutnya, Balance tidak akan pernah bisa menjelaskan. Kilatan cahaya dan kegelapan yang menyilaukan menyelimuti seluruh ruangan, dan suara-suara yang tidak dimaksudkan untuk bumi, kini memenuhi pendengarannya.
Setelah semuanya selesai, Dallas melihat sekeliling. Telinga Devadeide berdarah. Bahkan Yochanan tampak terguncang oleh suara itu. Saat sudah bisa fokus kembali, Edo Edi Essum dan Kesatria Pedang Hitam sudah menghilang.
.
Apakah
kau melihatnya sekarang, Balance? Berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum kau
menyadari kesia-siaan mencoba menghentikanku? Aku akan menghancurkan segalanya
dan membakar semuanya menjadi abu, karena Aku adalah Penghancur Roh,
Penginfeksi Jiwa, Damnation versi Object sendiri. Aku Edo Edi Essum. Aku adalah
segalanya dari yang gelap, dan tidak peduli siapa yang bersamamu, atau seberapa
kuatnya kau, kau tidak akan dapat 'menyeimbangkan' aku.
.
Legion pulih, dan bergabung
dengan mereka, untuk memeriksa musuh yang tersisa. Yochanan terduduk di lantai,
dan pandanganya lurus kepada orang yang dia kalahkan tadi, yang kini masih
berada disitu.
Entah kenapa, Eddo Edi Essum dan Kesatria Pedang Hitam meninggalkan satu rekannya ini.
.
Itu mungkin adalah makhluk paling tersiksa dan menjijikkan yang pernah dilihat Dallas. Tentu saja, ia pernah menjadi manusia, tapi itu sudah lama sekali. Sudah terlalu lama.
Kulitnya tampak seperti kulit serangga, atau kulit kura-kura, seperti karapas.
Di beberapa tempat, kulitnya yang kurus terlihat rapuh hingga memperlihatkan
ototnya yang telanjang, giginya berubah bentuk dan lancip, hidungnya bengkok,
matanya merah dan terbakar karena kebencian.
Makhluk itu tidak sadarkan
diri, dan tidak bereaksi ketika Devaide menendangnya. Faktanya, ia hanya
tergeletak di sana, menyedihkan dan tak berdaya. Dallas sepenuhnya
mengabaikannya, karena dia berpikir; jika rekan-rekannya telah meninggalkannya, dan jika mereka
tidak menunjukkan minat untuk melindunginya, mengapa Balance harus repot-repot
melakukannya?
Yochanan tidak merasa
seperti itu. Dia berlutut di hadapannya, menyentuh wajahnya dengan lembut,
tertawa pelan pada dirinya sendiri. Mata makhluk itu terbuka lebar, dan ia
mulai panik, dikelilingi seolah-olah ia mengerikan.
Mereka semua menatapnya,
tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya kecuali Yochanan, yang memandangnya
dengan lembut, seperti saudara yang penuh perhatian dan penuh kasih.
“Siapa namamu, makhluk?”
“P-Pessum. Pessum Ire.”
“Halo Pessum Ire,” sapa
Yochanan sambil menyentuh pipinya, “Apakah kamu ingin mati?รข€”
“T-tidak, pp-pak.”
“Pilihan yang bijak,”
Yochanan berkata dengan sedih. "Itu adalah hal yang paling mengerikan
dalam hidup, kematian."
”B-Bagaimana kau tau?” ia
bertanya dengan sedih, mengingat kenangan lamanya.
“Karena aku pernah mati satu
kali.”
Makhluk itu menatap mata
Yochanan..
.. Sebelum kemudian Yochanan
merobek kepala makhluk itu dari bahunya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Balance Saga 7 : Balancing The Score"
Post a Comment