The Balance Saga
Diambil
dari theholders.org
Ini adalah bagian final
dari serial The
Balance Saga
.
“Aku sangat menghormatimu, Balance, jika aku tahu apa yang kau lakukan, aku pasti akan berada di sana untuk membantu mu dalam waktu kurang dari satu detik,” kata Devaide kepada Balance, tidak lebih dari sesaat setelah memasuki benteng Legion.
Balance tersenyum padanya,
keduanya tahu Legion tidak akan pernah mengizinkannya. Legion sangat mirip
dengan kakak laki-laki Devaide. Faktanya, ketiga sahabat yang dulunya bersatu
karena cinta satu sama lain, kini kembali terikat.
Tubuh Devaide untuk masa ini,
sementara, dikendalikan oleh Doom. Balance senang, ketika dia tidak lagi merasakan
makhluk penuh dendam, yang dihasilkan oleh kebusukan dan kesendirian selama beberapa
dekade. Doom yang dia lihat ketika dia memasuki domain Holder, sudah sepenuhnya
tergantikan.
Sebaliknya, dia menemukan Victor,
seorang anak laki-laki berusia delapan belas tahun yang memiliki semangat lebih
dari yang dia miliki selama ribuan tahun.
,
Dallas melanjutkan untuk
menemui sang pemilik benteng. Dia terus berjalan sembari mengamati interior
menyedihkan yang menghiasi kastil, yang hampir tanpa variasi warna ini.
Dia sempat bertanya-tanya,
apakah Legion pernah ingin mendekorasi ulang. Dia juga memperhatikan bahwa batu
di sini dan batu di The Tower memiliki tekstur yang sama, walaupun, warnanya
berbeda.
Dallas terus berjalan,
sampai dia menemukan Legion tengah berada di sebuah balkon di ruang “singgasana”
nya.
.
“Jadi, kau selamat?” itu
adalah ucapan sambutan Legion kepada Dallas.
Dallas tidak menyadari
sebelumnya, tapi jika diingat lagi, dia tidak pernah melihat Legion dalam
pakaian santai. Orang itu, akan selalu terlihat memakai baju zirah. Bahkan, di
tahun-tahun ketika Yochanan dan Balance berada di sini, Legion selalu terlihat
seperti dalam siaga perang.
Namun kali ini, tampilannya
berbeda. Dia memakai pakaian yang lebih santai. Well, tidak santai “sekali”,
karena dia kini berada didalam setelan jas hitam. Rambutnya ditutupi topi yang
bagus; sepatunya terikat dan dia hanya mempunyai satu cincin di tangan
kanannya. Jari tengahnya menanggungnya dengan baik. Bahkan jika hanya dari
melihat sekilas, Balance tau bahwa cincin itu bukanlah Obyek.
“Ya, Legion,” kata Balance
sambil mengulurkan tangannya. Legion menerima jabat tangan dan mengguncangnya.
Gerakannya formal, sangat… manusiawi.
“Mau kemana?" Balance
bertanya, Balance merujuk kepada pakaian ’formal’ nya.
“Menghadiri Pernikahan.”
Balance tertawa kecil, “Siapa yang kau kenal yang akan menikah?”
Giliran Legion yang
tersenyum, “Kau harus tau, bahwa dalam keabadian yang aku jalani, aku tidak
hanya mencari obyek. Aku punya kehidupan sosial juga. Aku nampaknya juga harus
berterima kasih, karena semenjak kau ‘menetralkan’ pikiranku, aku lebih mudah
berpikir.”
“Jangan berterima kasih
padaku, itu sudah tugasku.”
“Tidak, Balance, kau bisa
saja menipuku, melakukan hal yang lebih buruk kepadaku. Namun kau tidak
melakukannya. Kau malah menjadikanku lebih baik dari diriku yang dulu. Kau
adalah orang baik; jangan lupa itu, kemanapun kau pergi.”
.
.
“Kau mau kemana?” tanya
Devaide di aula depan, ketika Legion tengah mengantarkan Balance menuju pintu.
“Balance harus pergi. Dia hanya
kemari untuk mengucapkan selamat tinggal” Jelas Legion kepada Devaide.
“Ya, benar.”
“Tapi, kau akan sering
berkunjung kan?” Devaide tampak sedih.
”Devaide, walaupun aku tidak
disini, kau akan selalu merasakan kehadiranku bersamamu. Ya, ini mungkin
terakhir kali kita bertemu, tapi mungkin juga tidak. Masa depan adalah sesuatu
yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun.” Jelas Balance.
Devaide hanya diam.
“Balance hanya akan datang
ketika ketidak seimbangan terjadi. Dia itu seperti pahlawan kesiangan. Jika
dunia seimbang, dia akan bersembunyi” ujar Legion, yang mengakibatkan dahi Balance berkerut.
Oke, itu adalah analogi yang tidak keren.
“Tapi bagaimana dengan orang-orang
yang pikirannya dipengaruhi Essum? Mereka belum sembuh dan pasti ada jutaan di
mana-mana!” balas Devaide.
Devaide memelas, mencoba
menemukan cara untuk membuat Balance tetap tinggal. Dia terdengar seperti anak
berusia enam tahun yang berusaha meyakinkan ibunya untuk tidak meninggalkannya
bersama neneknya di akhir pekan.
Yah, ada alasan kenapa
Balance menolak untuk membantu orang-orang itu. Dia bukanlah pembela kebenaran,
dia adalah penyeimbang. Sejauh yang Balance ketahui, timbangan kini berada di
titik tengah, dan dia tidak bisa mengambil resiko yang bisa mengakibatkannya
condong lebih berat ke satu sisi.
Balance tau, secara ilahi,
bahwa semua akan baik baik saja untuk sekarang, bahkan jika dia tidak membantu.
.
“Devaide, tidak, Victor,
Michael, kalian akan dirindukan. Aku berhutang pada kalian lebih dari yang
kalian tahu, tanpa kalian; Aku tidak bisa melakukan setengah dari apa yang
telah kulakukan.” ujar Balance.
Devaide mengangguk, lalu
Balance kembali ke Legion.
“Kau awasi dia, kau jaga dia
dengan baik.”
“Bahkan jika nasib kita
tidak terikat, aku akan tetap melakukannya,” adalah jawabannya.
.
Balance mengangguk padanya,
dan berbalik untuk pergi, namun jubahnya menolak dan menahannya. Sebelum dia
bisa berbuat apa-apa, Legion menyuruhnya menunggu sebentar.
Dia kemudian merogoh sakunya
dan memberikan sebuah bulu kepada The Balance.
“Itu mungkin bukanlah bulu
yang pernah kau miliki, tapi anggap saja sebagai token persahabatan.”
Bulu itu berwarna emas,
namun bukanlah Obyek. Itu kurang lebih hanyalah bulu biasa.
Balance mengambilnya dengan
lembut, mengaguminya saat dia melakukannya, “Terima kasih, Legion perkasa.”
Dia mengangguk sekali lagi
pada Devaide, dan mulai menyusuri jalan panjang menuju pintu masuk dunia Legion, menuju kereta bawah
tanah. Setiap kali dia berjalan di jalur sepanjang sekian kilometer ini, dia
menggunakan Sihir untuk mempercepat prosesnya. Tapi kali, ini dia ingin
menikmati keindahan yang bisa diciptakan oleh Object jika digunakan dengan
benar. Dunia Legion mungkin terlihat suram, tapi sekarang, adalah salah satu
dimensi yang paling dia sukai.
.
“Ya! Aku akan merenovasi
tempat ini!” Legion berteriak dari kejauhan. Menjawab permintaan Dallas yang
sempat terlintas di benaknya tadi.
Dallas hanya tertawa, dan
melambai untuk terakhir kalinya.
.
.
Sekarang, hal terakhir yang
harus dia lakukan adalah menemui Shelly.
.
.
~END~
.
Baca Cerita dari The Holders Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Akhirnya tamat juga terimakasih min, ditunggu next artikelnya
ReplyDeleteSetelah ini, paling tinggal Eunitas-infectus, dan satu cerbung lagi, dan setelahnya, admin bisa bilang bahwa projects The Holders series sudah kurang lebih "complete"
Delete.
Ada sih, beberapa cerita tambahan lain yang ingin admin translate, tapi karena semuanya tinggal cerita-cerita pendek dan lebih seperti pelengkap, jadi yah.. Gitu lah...
..
Gak nyangka bisa sejauh ini menterjemahkan fandom mati ini.
. Ahahhah
Makasih min! Pendapat saya masih sama. Cerita ini lebih baik dibandingkan cerita Lucas karena Dallas memang jauh lebih pantas mendapatkan jabatannya dibandingkan dengan Lucas
ReplyDeleteWell, untuk meluruskan (agar tidak ada salah paham), Lucas kan hanyalah "agen" dari tuhan tertentu, yang diberi kekuatan agar bisa membunuh banyak seekers, sedangkan The Balance atau [The Keeper Of Equality] adalah entitas yang setara dengan [The Keepers of Religions], yang kedudukannya diatas heavens (klaster surga) itu sendiri.
DeleteKalau dibandingkan, ya beda jauh.
.
Btw, cerita tentang Eddo Edi Essum masih ada lanjutannya nanti di serial Ieunitas-infectus-talius