The Balance Saga
Diambil
dari theholders.org
Ini adalah bagian ketigabelas
dari serial The
Balance Saga
.
Balance tidak dapat melihat Shelly lagi; segalanya menjadi kurang lebih kabur, saat dia menghindari lengan kurus Essum. Essum baru saja mendaratkan pukulannya sekali, itu membekukan kulit Dallas di tempat yang disentuhnya, tapi lebih buruk dari itu; dia merasakan pengaruhnya terhadap jiwanya. Sentuhan itu saja sudah membakar Dallas sampai ke inti, tidak hanya dalam rasa dingin yang membekukan tulang, tapi dia merasa Essum mengambil bagian dari eksistensi Dallas bersamanya. Hampir seperti dia melahapnya dengan tangannya.
Essum cepat, sama cepatnya dengan Balance,
satu-satunya alasan Balance dapat terus bertarung adalah karena jubahnya. Jubah
Balance, yang dia warisi dari Faction, berkibar tanpa angin, dan membuatnya
bergerak seperti bulu. Gerakan Balance seperti mengalir di sekitar tangan
Essum, menghindarinya sepenuhnya bahkan ketika dia menyerang; dalam banyak
kasus, Balance bahkan merasakan jubah itu menariknya ke samping atau memaksanya
untuk menunduk, jubah tua yang bagus.
.
“Kau tak bisa lagi mengelak
dari kemurkaanku,” kata Edo Edi Essum, dengan suaranya yang bagaikan jutaan
jeritan monoton dan penuh rasa sakit,
“Kau tidak seseram itu, Eddo
Edi Essum, percayalah.” Balance berbohong.
“Kalau begitu beritahu aku,
Balance, kenapa kau lari dari rasa laparku? Rangkullah aku, jadilah satu dengan
yang lain. Dengan kekuatan gabungan yang kita miliki, kita dapat mengkonsumsi
semuanya, selamanya. Itu bisa menjadi luar biasa! Planet ini akan 'damai' seperti planet
sebelumnya, dan sisanya untuk selama-lamanya akan kita konsumsi dan kuasai sehingga
semua orang akan takut dengan nama Balance-Essum.”
"Itukah namamu saat kau
berhasil memakanku? Balance-Essum? Berapa lama kau berfantasi tentang hal itu?”
.
‘..
Jangan dengarkan kata-katanya, Dallas! Itu hanyalah siasat dan penghujatan. Dia
telah mengatakan hal yang sama dalam pertempuran yang kami lakukan.’
Masih mendengar telepati yang datang entah dari mana, Dallas mulai terbiasa. yang dia tau, suara itu tidak bermaksud jahat.
‘Kalian berdua telah bertarung? sebenarnya siapa kau dan kenapa kau bisa berkomunikasi kepadaku melalui pikiran?'
‘Semua
pertanyaan akan terjawab pada waktunya, kau harus fokus untuk mengalahkannya
sebelum dia mengkonsumsimu sepenuhnya. Sentuhannya memang menguras jiwamu, dan
setiap kali dia melakukan kontak, dia akan mengambil pecahan jiwa dan kekuatannmu.’
'Kau
pernah menghadapinya sebelumnya dan kau selamat? kenapa kau tidak datang kemari dan membantuku?'
'Dallas,
aku tidak “selamat”. Dimasa kini, aku hanyalah orang mati'
.
Balance merunduk lagi, dan terus
mencoba membalas serangan Essum, menggunakan Pedang Raja Hitam yang dia pungut dari
pertempuran sebelumnya. Balance telah berkali-kali menjatuhkan pedang tersebut
karena dia menghindari serangan Essum. Ayunannya jelas mengenai Essum, mengenai
sesuatu, namun Edo Edi Essum tidak goyah.
.
“Kau tidak bisa membunuh
sesuatu yang tidak memiliki kehidupan, Balance.”
“Aku akan k-AAAGGGHHH”
.
Di benturan yang kesekian, Balance
tidak cukup cepat, tangan Essum mencengkeram bahu Balance, membakar embun beku
di lengannya dan membuatnya merasa seperti kehabisan kemauan, pikiran, dan
jiwa. Sentuhan Essum seperti kematian itu sendiri, tapi lebih buruk lagi,
kematian apa pun akan jauh terasa lebih diinginkan daripada menjadi bagian
dari makhluk itu.
Edo Edi Essum melemparkan Balance melintasi atap menara, dia berguling untuk mencoba meredam kontak dengan lantai, itu tidak membantu, dia hanya memantul di sepanjang batu sampai dia berhenti. Edo Edi Essum melayang ke arahnya, dan di ruang yang baru ini, Dallas bisa melihat Shelly, dia tidak sadarkan diri, dia hanya pingsan, ah bagus, setidaknya dia masih hidup.
Pada saat itu, dia merasakan
kematian merayapi dirinya; namun, Balance tetap bertahan. Jubah yang
dikenakannya telah menahan banyak kerusakan di tubuh Balance, dan dia harus
berterima kasih untuk itu, karena telah membuatnya terus berjuang.
Dia ingat bagaimana dia bisa
berada di sini, terhuyung-huyung di depan binatang paling mengerikan yang bisa
dibayangkan siapapun. Ujian yang dihadapi Dallas untuk Objects, pertemuan dengan Faction,
menanyakan The End tentang apa yang terjadi ketika mereka berkumpul, dua kali.
Semuanya, termasuk betapa dia mencintai Shelly, dan betapa dia telah
mengecewakan dunia. Semua ide itu tampak tak beraturan di dalam kekacauan tak
terorganisir yang ada dalam pikiran Balance saat ini.
Balance berdiri lagi,
memegang pedang Raja Hitam dengan kedua tangan. Nafasnya terengah-engah, namun
belum siap untuk menyerah.
.
‘Mungkin
ini adalah kesempatan untuk memperbaiki lebih dari satu kesalahan; Pedang Raja
Hitam, adalah apa yang Pemiliknya sebut sebagai Hedroth-Tulan, pernah menjadi Objek seperti yang lain, namun jatuh
dalam kekosongan. Kini, ketika benda ini kembali muncul ke ke permukaan, itu
harus dihilangkan, dihancurkan.’ ujar suara di pikiran Balance lagi.
'Aku
lebih mengkhawatirkan makhluk bajingan di depanku saat ini, tapi terima kasih,
suara.'
‘Taz.’
‘Apa?'
‘Namaku;
Tazmaran, Dallas.’
Balance terlihat menemukan energi yang cukup, untuk kemudian mengayunkan Pedang Raja Hitam ke arah 'wajah' Edo Edi Essum, lagi-lagi, pukulan itu tidak menghasilkan apa-apa selain mengepulkan asap ke seluruh tubuhnya.
Essum bergerak lagi, dengan kecepatan yang setara dengan kecepatan Yochanan, dan meraih bahu Balance. Balance jatuh ke lutut, menjerit. Dia merasakan jubahnya juga menggeliat, seolah-olah jubah itu juga kesakitan. Lengan tengkorak Edo Edi Essum kemudian menusukkan jari-jarinya ke dalam daging Dallas. Dia melihatnya, dia merasakannya, dan dia membencinya.
Sensasinya benar-benar tidak
karuan.
Balance mengangkat pedangnya
dan menurunkannya dengan sudut yang canggung ke arah lengan bawah Essum, lebih
panjang dari yang seharusnya, itu adalah sasaran empuk.
Bilahnya memantul dari
embel-embelnya, mematahkan tulang yang bertabrakan dengannya. Akhirnya, target
yang bisa diserang secara fisik oleh Balance telah muncul dengan sendirinya.
Edo Edi Essum mendengus dan terhuyung mundur.
Balance kemudian kembali
memegang Pedang Raja Hitam dengan kedua tangan, lalu, dengan menggunakan semua
kekuatan yang dia bisa kupulkan, dia menyerang Lengan Edo Edi Essum.
Sayang, Pedang Raja Hitam
malah patah ketika berbenturan. Pedang itu tidak pernah dibuat untuk berperang dengan
entitas “kegelapan’ lainnya, dan seperti memberi terlalu banyak listrik pada
bola lampu, Pedang Raja Hitam akhirnya overload
dan patah menjadi dua.
Untungnya, Lengan Edo Edi
Essum juga hancur, serpihan tulang tersebar di seluruh tempat itu. Kali ini,
binatang itu memekik, ia dapat merasakan sakit. Itu sedikit menaikkan moral dan
harapan Balance. Balance menemukan sumber semangat baru, sekecil apapun
harapan, naluri manusia dalam dirinya muncul.
Begitulah, hingga jeritan
itu berubah menjadi tawa dingin yang mengejek.
.
‘itu tidak cukup.’
‘Sialan, Taz, kau setidaknya
hampir bisa mengalahkannya. Bagaimana aku melakukannya?’
‘Terserah kau. yang jelas, kau dan aku tau dia harus diseimbangkan,
bukan sekedar dihabisi,’
‘Tunggu, kau-‘
‘Dallas, aku adalah kau...
Aku adalah pendahulumu... Aku adalah Balance pertama.’
.
Lengan Eddo Edi Essim tampak
tumbuh kembali ke tempatnya, seolah-olah, serpihan tulang yang berserakan dilantai sama sekali bukan miliknya. Dia mengejek Balance dengan tawa tak berperasaannya
saat di depan matanya, lengannya tumbuh kembali.
Sepertinya, Dia mengambil
pelajaran dari Yochanan tentang cara tertawa; karena caranya sama dingin dan
mengerikannya seperti milik The Hollow Man. Well, Setidaknya, Edo Edi Essum
tidak memiliki sorot mata seperti Jack Empty.
“Ouch, Balance, aku jadi
bosan atas semua ini. Jika kau tidak berusaha lebih baik, aku akan mengakhiri
ini secepatnya.“
“Jangan banyak bicara, Edo
Edi Essum.”
.
Essum bergerak menuju
Balance lagi, dengan kecepatan yang ditingkatkan. Kali ini membuatnya
benar-benar lengah dan Balance tidak bisa merespon ketika Essum langsung
melingkarkan jari-jarinya yang terlalu panjang di lehernya. Cekikan yang
mematikan.
Balance tersentak, saat dia
merasakan kehidupan meninggalkannya. Bukan hanya karena sesak napas, tapi
karena rusaknya jiwa dan raga. Dallas menjadi semakin lemah karena nyawanya
disedot dengan semakin intens.
Ini dia, dia akan mati di
sini, Edo Edi Essum akan mengambil kekuatan Balance dan dia akan mengakhiri
segalanya. Adalah kesalahan Dallas apabila Eddo Eddi Essum kemudian
menghancurkan dunia.
.
“Aku hanyalah kegelapan,
sesuatu yang tidak dapat diketahui yang menghasilkan penciptaan. Bagaimana cara
membunuh yang tidak diciptakan, yang tidak ada kehidupannya? Bagaimana caramu
membunuh sesuatu yang tidak bisa kau sentuh?"
“Tach... Fa.. Falsh...
Ton... Tonah.”
.
Balance membuka telapak
tangannya dan menghantamkan Tach Falsh Tonah ke tubuh Essum. Kali ini dia
meraung, merasakan sakit yang nyata.
Dallas terjatuh ke tanah,
mengambil nafas banyak dan gemetar; tubuhnya yang kaku membuat dia kesulitan berdiri.
Balance memuntahkan darah,
itu sedikit menghangatkan tenggorokannya dan membuatnya lebih mudah bernapas.
Balance menatap lawannya, Edo Edi Essum, yang berasap lebih dari biasanya,
jiwanya terkuras habis.
Sial, siapa sangka, mantra
Tach Falsh Tonah bisa membuatnya seperti itu? Balance seharusnya memikirkan
Tach Falsh Tonah saat Essum menyebutkan kata 'roh' (atau spirit), diawal pertarungan mereka.
Balance benar-benar telat menyadari.
Meskipun begitu, dia senang dia
akhirnya menemukan cara melukai Essum sekarang.
.
“Aku mungkin tidak bisa
menyakitimu... Tapi kau telah mengambil nyawa dari dunia ini sebagai energimu.
Sekarang, roh yang telah kau hisap akan menjadi bom waktu untuk dirimu sendiri.”
.
Dallas berdiri lagi, jubahnya
berkibar dengan cemerlang dalam cahaya tenggelam yang merupakan senja di tempat
ini. Seolah-olah The Tower itu selamanya ada di suasana sore hari; warna oranye
menimpa segalanya. Meskipun begitu,
jubah Balance bersinar dengan cahaya putih, kini lebih dominan dalam melawan
aura gelap Edo Edi Essum.
Balance memandang Essum,
ketika sosok kegelapan itu kembali berdiri. Kali ini, dia bangkit perlahan.
Essum tau bahwa Balance kini memandangnya seperti cara dia memandang makhluk
tidak abadi.
“Bagaimana mungkin?” Essum
bertanya.
“Bisa saja, Edo Edi Essum,
karena aku bertarung dengan sesuatu yang tidak kau mengerti. Sesuatu yang
bahkan tidak akan pernah kau pahami. Tidak peduli berapa banyak jiwa yang kau
makan, tidak peduli berapa banyak tubuh yang kau keluarkan isi perutnya, kau
tidak akan pernah memahami konsep dari hal-hal yang aku perjuangkan. Kau tak
lain hanyalah kekotoran, Edo Edi Essum, kekacauan murni yang tidak seimbang. Kau
berjuang demi memuaskan rasa lapar dan kebencian; kebencianmu tidak sama dengan apa
yang aku perjuangkan, sesuatu yang tidak akan pernah kau alami.”
“Hah? Hal yang tidak aku
mengerti, Dallas? Kau hampir tidak mengetahui hal yang kau lawan dan kau
mengklaim memiliki sesuatu di luar pemahamanku? Hal apa yang kau
bicarakan?"
“Cinta, Edo Edi Essum, aku
berjuang demi cinta.”
‘Pertunjukan
yang bagus, Dallas, sekarang, seimbangkan dia dengan mengirimnya kepadaku. Aku
akan menyegelnya, mengurungnya selamanya agar dia tidak pernah menyakiti orang
lain lagi.’ Ujar Taz dari seberang, dia
kemudian mengajarkan Balance cara untuk melakukannya.
‘Kau
akan melakukan itu?’
‘Adalah
tugas kita untuk menjaga keseimbangan, Dallas, kau tahu itu. Aku akan melakukan
apa saja untuk menjaga keseimbangan dunia. Lebih jauh lagi, kau membuatku
benar-benar terharu sebagai pendahulu. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan
hal yang paling kau cintai, dan Edo Edi Essum akan membayar penghujatannya
kepada tidak hanya kau, tapi untuk segalanya dan semua orang yang pernah dia
sakiti.’
.
Balance menatap Essum untuk
terakhir kali, sebelum kemudian, merapalkan mantra yang porsinya lebih kuat
dari yang pernah dia rapalkan sebelumnya.
“Tach.. Falsh... Tonah, “
Balance bergumam pada
dirinya sendiri, saat bola bercahaya muncul di tangannya lagi. Balance meluncur
ke bahu Esum, membuatnya berputar ke tanah, asap hitam mengepul dari 'tubuhnya'
seiring semakin banyak jiwa yang keluar dari entitasnya.
Balance bisa merasakan
kekuatan Essum menyusut. Dia mengambil bom Roh terakhir yang ada di tangannya
dan merobeknya; membuat dua yang lebih kecil di sekitar tinjunya. Balance
mendekati Edo Edi Essum dan berlutut di atasnya, dia meronta di tanah.
.
Ketika debu sudah bersih,
serta kekuatan Essum benar-benar menyusut menjadi porsi yang sangat kecil, dia
mengucapkan penghujatan terakhirnya.
“Aku akan kembali, Balance,
aku akan kembali ketika mereka semua sudah berkumpul. Dan aku akan menjarah dan
memakan serta menghancurkan semua daratan di seluruh alam.”
“Ketika kau melakukannya, Edo
Edi Essum, aku akan berada di sana untuk menyeimbangkanmu.”
Kemudian, Balance memasukkan
tangannya ke dada Edo, Tach Falsh Tonah memungkinkan Balance untuk mengambil
bukan daging tetapi jiwa, dan merobek sebagian besar jiwa Edo Edi Essum dari
tubuhnya.
Edo gemetar hebat di tanah.
Tidak bisa bergerak.
“Sannanah,
grator ammunthah lithutal-chewnit.”
Balance menggambar lingkaran
imajiner di sekitar sosok lemah Edo Edi Essum dan menggumamkan mantra yang
diajarkan Tazmaran beberapa menit lalu melalui telepati. Dia duduk sejenak, dan
Balance melihat sekilas wajahnya yang bengkok sebelum dia jatuh melalui portal
dan menutup di sekelilingnya.
Edo Edi Essum - The Devoruer,
telah hilang dari medan pertempuran. Dibuang ke masa lalu untuk bertempur
dengan Balance pertama, menerima nasibnya untuk ‘disegel’ selamanya.
Duduk bersila, Balance meluangkan
waktu sejenak untuk menghela nafas dan bersantai. Untuk pertama kalinya sejak
ia memperoleh gelarnya sebagai The Balance, Dallas merasa mendapat kedamaian sejati.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Balance Saga 13 : Equal and Opposite"
Post a Comment