The
Balance Saga
Diambil
dari theholders.org
Ini adalah Prologue dari serial The
Balance Saga
.
Prologue
: The Balance
.
Aku menatap pria di seberang
meja.
Dia nampak tua dan bungkuk. Jenggotnya yang panjang dan berwarna keperakan, terlihat menonjol dari kegelapan di balik tudung yang menutupi kepalanya. Jubahnya nampak berkibar meski di ruangan ini tidak ada angin, serta tongkatnya, entah bagaimana memancarkan semacam aura. Aura apa? aku tidak begitu yakin, tapi aku tahu aku merasakan sesuatu darinya. Sesuatu yang sangat kuat—sebenarnya, itulah satu-satunya hal yang bisa aku ingat rasakan.
Aku bertemu dengannya secara
online. Dia menyebut dirinya 'Faction' dan tampaknya telah mencariku cukup
lama. Dan yang ku maksud lama adalah, sekitar 10.000 tahun. ya, orang ini telah
mencariku, secara spesifik, selama 10 Milenia lamanya.
Jujur, jika aku bukanlah
‘Seeker’, aku pasti akan menganggapnya gila dan bahkan tidak mau repot-repot
menerima audiensi ini. Namun tentu, karena aku termasuk dalam golongan itu,
cerita-cerita orang ini tidak terdengar terlalu gila—mempertimbahkan semua yang
telah aku lihat.
.
Kita berdua duduk di meja makan di dalam rumahku.
Aku menawarinya anggur dan
dia menerimanya dengan antusias. Dia tidak menunjukkan rasa permusuhan terhadapku,
jadi Aku tidak punya alasan untuk merasa takut. Malahan, aku merasa aman
sekarang. Mungkin itu karena partikel yang keluar dari tongkatnya, yang seakan
membuat percakapan ini terasa lebih ‘aman dan tentram’—atau itu hanya
perasaanku saja.
Kulihat dia menghabiskan
anggurnya dan mencondongkan tubuh ke depan. Cahaya dari lilin yang menyala di
atas meja, memperlihatkan gambaran kecil dan halus tentang seperti apa wajah
pria di balik tudung itu. Pucat. Berkerut, jauh dari penampilan ‘kakek tua’
pada umumnya. Seakan mengkonfirmasi bahwa dia, memang seperti pengakuannya,
adalah seorang pria berumur sepuluh ribu tahun.
Kami terus ngobrol santai.
Kami membicarakan banyak hal. Tentang cinta. Tentang kerugian. Tentang ambisi
dan tentang cita-cita. Jelas dia punya lebih banyak hal untuk dikatakan
daripada aku. Tentu, 10.000 tahun adalah pengalaman yang tidak bisa
dibandingkan dengan milikku. Meskipun begitu, dia menahan lidahnya dan
mengizinkan aku berbicara lebih banyak. Untuk sebagian besar, ini adalah percakapan
yang ‘seimbang’, jika bisa dibilang.
Setelah banyak saling tukar
hal trivial, kami akhirnya mulai membicarakan tentang obyek. Aku memberitahunya
tentang dua benda yang sudah kudapat: Objek
375 [ Toga Para Dewa], dan Objek
137 [Rantai Kaki Submission] Aku memberi tahu dia
tentang bagaimana aku mendapatkan keduanya. Ceritanya cukup panjang, tapi dia
tampak tertarik dan terus mendesak aku untuk terus menceritakan. Aku juga
memberi tahu dia tentang bagaimana aku pernah mencoba mengambil Obyek
The Holder of The End namun harus pulang hanya dengan membawa luka
emosional. Cerita itu hampir cukup untuk membuatnya merasa sedih, tetapi begitu
pikiran itu terlintas di benaknya, dia segera mengabaikannya. Kesedihan tidak
mungkin terjadi padanya; karena ada keseimbangan tertentu dalam emosinya yang
memaksanya harus netral—fakta yang akan
ku ketahui kemudian hari.
Setelah aku menyelesaikan
ceritaku, pria itu berdiri dan melepas tudung yang menutupi kepalanya. Dia
mengenakan kacamata bundar besar yang retak dan sepertinya memantulkan cahaya
ke segala arah, selalu melindungi matanya dari pandanganku. Dia menatap dan
tersenyum padaku dengan mulut penuh gigi palsu.
“Aku berani bertaruh kau
pasti bertanya-tanya mengapa aku mencarimu.” katanya dengan suara serak dan
bijaksana.
“Memang benar, Tuan
Faction.”
“Aku datang untuk mewarisimu
sesuatu, sesuatu yang memang menurut takdir, adalah hal yang harus kau emban.”
Aku diam mendengarkan.
"Kau telah menghadapi The End dan hidup. Kau memiliki kekuatan ‘Kehendak Pantang Menyerah’, terbukti dari kau yang mendapatkan Obyek No. 137, dan kau telah merasakan semua emosi dan kekuatan dewa melalui obyek No. 375..."
"..."
"...Meskipun Objects pasti akan bersatu,
meskipun tanpa objek kau hanyalah manusia biasa, kau sebenarnya berbeda dari
kebanyakan Pencari—Berbeda dari semua
pencari, kalau dipikir-pikir lagi. Legion seharusnya takut padamu. The End
mengizinkanmu pergi karena dia tahu segala upaya untuk membunuhmu akan
sia-sia."
Aku duduk kembali, menyerap
semuanya. Aku belum pernah mendengar hal seperti itu, tapi aku tetap mencoba
memahaminya, tanpa membantah, karena aku tidak mau bersifat arogan. Lebih
penting lagi, aku merasa bahwa tidak ada satu kata pun yang salah dari
ucapannya. Aku sangat yakin pria ini tidak akan pernah berbohong padaku. Aku
tidak bisa menjelaskan bagaimana aku bisa mengetahuinya, tapi aku tahu.
Tentu, meskipun begitu, aku
punya pertanyaan, dan tentu saja, itu lumrah bagi setiap orang yang berada di
dalam posisi seperti ini. Pertanyaan pertamaku, adalah yang paling jelas.
"Mengapa?"
Pria itu menggelengkan
kepala. "Hal ini tidak dapat dijelaskan, namun semuanya akan menjadi jelas
pada akhirnya. Ketahuilah bahwa kematian tidak ada dalam kalendermu untuk
sekarang, atau mungkin selamanya.”
“Kalau kau seorang Seeker, kematian
bukanlah kekhawatiran utamamu. Para Holder bisa melakukan hal-hal lebih buruk
padamu yang membuat kematian tampak seperti kebahagiaan,” balasku.
Pria tua itu tertawa pendek
dan keras, sebelum perlahan-lahan menuang segelas anggur untuk dirinya
sendiri, mengisi gelas itu setengahnya. Dia mengaduknya dengan menggerakkan
tangannya dalam gerakan memutar, lalu menyeruputnya sedikit demi sedikit. Aku
tahu dia menikmati rasanya dan sensasi cairan yang melewati lidahnya. Dia
menelan ludahnya, mengira anggur itu mungkin berumur lebih lama.
Aku tidak tahu bagaimana aku
tahu apa yang dia pikirkan, tetapi aku tahu bahwa ini menyenangkan. Sensasi ‘kemahatahuan’
yang baru kurasakan hari ini, benar-benar sesuatu yang baru. Entah itu dibawa
orang ini dan dia memberikannya kepadaku tanpa ku ketahui, atau hal itu bangkit
sendiri dari dalam diriku karena pertemuanku dengan orang ini adalah
penyebabnya. Ada sesuatu yang berubah dari dalam diriku secara real time sekarang.
“Baiklah,” kataku, “Jika aku
sekuat yang kau katakan, aku tidak mungkin manusia. Siapakah aku ini?”
Pria itu tertawa. Itu cukup
asli, lemah dan serak, serta penuh ekspresi "Kau masih tetap Dallas. Kau, Sekarang dan selamanya, akan
tetap menjadi dirimu. Kau hanya belum menemukan tujuan hidupmu. Dan ketahuilah
bahwa tujuanmu merupakan tujuan ilahi.”
"Ilahi? Maksudmu
suci?"
“Ada pertanyaan lain di
benakmu; tanyakan dulu.”
Ya. “Tujuan apa yang kau
maksud?”
Pria itu tersenyum lagi.
“Sejak awal waktu, Alam Semesta, beserta segala sesuatu di dalamnya, selalu
seimbang. Kebaikan selalu sama dengan kejahatan. Kehancuran selaras sempurna
dengan ciptaan. Kematian dan kelahiran, Yin
dan Yang, hitam dan putih...”
“...”
"....Namun, seiring
dengan semakin banyaknya Seeker yang menyalahgunakan Object, menggunakan
kekuatan mereka untuk keserakahan dan keinginan egois, dan dengan melakukan hal
tersebut mereka menjadi lebih seperti Makhluk
Terburuk, dan para Holders sendiri menjadi semakin gelisah, kemarahan
mereka terhadap Object semakin meningkat. Serta karena para Seeker semakin banyak,
keseimbangan itu sekarang hilang. Ke arah mana, Aku tidak bisa mengatakannya,
tapi cukuplah untuk mengatakan bahwa kemiringan pada satu arah sama
berbahayanya dengan arah yang lain."
Aku tahu persis siapa yang
dia maksud ketika dia berbicara tentang "Makhluk
Paling Buruk" dengan sedikit nada jijik dalam suaranya. Salah satunya
adalah Jack
Empty.
Jika rumor tentang orang itu
benar, dia pasti akan menyebabkan kehancuran besar di alam semesta. Ada yang
mengatakan bahwa kekacauan selalu terjadi dimanapun dia berada. Dia abadi,
namun dia bukan manusia, iblis, malaikat, ataupun Holder.
Orang tua itu kemudian
menjelaskan tentang bagaimana "domain" yang dikatakan diciptakan oleh
kekuatan Objects ternyata lebih rumit dari yang aku tahu. Aku mengutuk
ketidaktahuanku.
Aku berpikir sejenak tentang
beberapa pertanyaan berikutnya, tapi setelah beberapa menit, aku menyadari
bahwa sebenarnya aku hanya punya satu pertanyaan lagi.
"Apa yang kau inginkan
dariku?"
Jubah lelaki tua itu melambai
dari ujung kepala sampai ujung kaki, seolah hembusan angin kencang meniupnya
dari belakang. Ujung-ujungnya yang robek menyentuh meja di antara kami. Kemudian,
kulihat sosok itu bergeser, menjilat bibirnya yang pecah-pecah dan kering, lalu
mengusap pinggiran kacamatanya dengan buku jarinya.
"Dallas, aku bukanlah
seorang Holder, melainkan seorang Keeper. Tepatnya The Keeper of Equality [Penjaga
Kesetaraan]. Satu-satunya tujuanku adalah memulihkan keseimbangan dengan cara
apa pun yang diperlukan. Namun, aku tidak dapat secara ajaib memulihkan
keseimbangan di alam semesta. Itu harus dipaksa kembali kedalam keseimbangan.
Di sinilah, kau kemudian
berperan. Ada banyak ‘kekuatan’ yang bermain dalam perang ini. Ada Seeker, Holder, dan Object itu sendiri. Yang terakhir
mungkin terdengar aneh, tapi tahukah dirimu, mereka hanyalah komponen dari
sebuah entitas yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, mereka memiliki pikiran
yang sama—jiwa kolektif, jika kau mau menyebutnya. Ketiga fraksi itu,
digolongkan sebagai satu kesatuan.
Ada pula, Heavens, para dewa, yang terbagi
menjadi mereka yang ‘Murni’. dan mereka yang telah ‘jatuh’ karena Obyek, atau
kekuatan yang lain. Jika kau pernah tau tentang cerita The
Holder of Eastern Seas, atau The
Holder of Age, kau pasti paham.
Ada juga Hells, atau Hierarki iblis dan segenap
keturunannya. Ada juga yang lain: The
Creators (mereka yang menciptakan Object), Legion, Edo Edi Essum, The Keeper Of Religions, dan banyak lagi
lainnya.
Mereka semua bertarung satu
sama lain, berusaha mati-matian untuk memperjuangkan keuntungan bagi golongan
mereka sendiri, sementara umat manusia tidak menyadari badai yang melanda
mereka. Dalam banyak hal, umat Manusia
adalah satu-satunya faksi yang menjaga keseimbangan, sehingga bahkan dalam
kekacauan pun, tetap ada keharmonisan."
Pria itu berhenti sejenak
untuk menarik napas; itu tajam dan terdengar menyakitkan.
"Fraksi, Kesetaraan,
Keseimbangan. Semuanya sedang dalam posisi yang tidak seimbang. Kejahatan dan
Kegelapan mulai menguasai seluruh dunia. Aku tidak bisa menyeimbangkan ini
hanya dengan kekuatanku sendiri, karena waktuku sudah hampir mencapai batasnya."
Saat aku mendengarkan, aku
mulai memahami ke mana arah pembicaraan ini, serta apa yang ingin dia katakan. Namun,
karena penjelasannya belum menjawab semua pertanyaanku, aku bertanya lagi.
"Jadi.. Apa yang kau inginkan
dariku?"
Pria itu terkekeh. Itu
adalah tawa yang berbeda dari sebelumnya, penuh dengan kegugupan dan
kegembiraan palsu. Hanya merasakan ketakutan yang mencekam, aku menatapnya
dalam. Jubahnya masih berkibar, namun lebih lembut.
“Lihatlah segala sesuatunya
melalui mataku,” katanya. "Hanya itu yang aku minta padamu. Tapi sebelum
kau melakukannya, kau punya satu pertanyaan lagi untukku. Tanyakan saja, karena
itu akan menjadi pertanyaan terakhir yang akan aku jawab."
Aku mengangguk dan
memaksakan senyum tanpa emosi. "Aku akan menjadi apa?"
"Kau akan menjadi The
Balance, yang setara, dan berlawanan dengan semua yang tidak seimbang. Karena
Kejahatan dan Kebencian yang tumpah ke dunia lebih dominan, kau akan menjadi Kebaikan
dan Cinta. Untuk setiap Kematian, kau akan menjadi Kebangkitan. Dan ketika
akhir dari segalanya sudah dekat, dan Object-Object itu berkumpul—jangan salah,
Dallas, mereka akan berkumpul—kau
akan menjadi penyeimbang dari siksaan mengerikan dan tak terlukiskan yang akan
terjadi."
Aku diam merenungkan,
sebelum kemudian mengangguk.
Itu adalah anggukan pelan,
namun sepertinya sudah cukup baginya untuk mengkonfirmasi kesediaanku. Kulihat
dia tersenyum tipis dan menatapku.
“Periksa obyekmu, dan semoga
berhasil.”
Lelaki tua dan lemah itu
mengucapkan beberapa kata pendek dalam bahasa yang tidak kupahami, sebelum
kemudian menghilang.
Aku diam disana sebentar,
sebelum kemudian bangkit dan pergi ke lemari, tempat aku menyimpan kedua
obyekku. Kedua benda itu hilang, namun digantikan dengan sebuah jubah yang
lain. Jubah itu berwarna putih pudar, namun bentuknya mirip seperti yang
dipakai pak tua Faction tadi.
.
.
... dan dengan begitu, aku
menjadi The Balance yang baru.
.
.
Catatan
Admin : Silahkan Gunakan Tombol NEXT/PREV Untuk pergi ke chapter
selanjutnya atau sebelumnya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Balance Saga 0 : Prologue"
Post a Comment