From theholders.org
“The
Legion’s Objects”
Translated
By Admin
Aku pernah punya hubungan dengan seorang Seeker. Namanya Cecilia. Jika diingat-ingat, dia secantik namanya. Dia memiliki rambut cokelat panjang yang jatuh ke bahunya. Helaiannya memantulkan cahaya dan seakan menjadi helaian matahari itu sendiri, di samping kulitnya yang halus dan lembut.
Aku ingat bahwa aku hanyalah
liontin saat itu, namun aku selalu bahagia ketika aku merasakan detak
jantungnya, saat darah berdenyut dengan sangat lembut melalui kulitnya.
Memiliki makhluk yang sempurna, luar biasa, dan tak bernoda seperti dia di
bawah kendaliku, sungguh menyenangkan dengan caranya sendiri.
Sayang, akhir dari kisahnya
benar-benar menyakitkan.
Jika aku ingat dengan benar,
dia kala itu ingin mencari The Holder Of Evolution. Yah, dia dibawah kendaliku,
namun Cecilia juga sedikit banyak menginginkan hal yang sama.
Dia telah menghabiskan waktu
berbulan-bulan untuk melacak sang Holder, karena Holder of Evolution tidak
dapat ditemukan di sembarang tempat. Kala itu kami harus menemukan tulang
belulang dari sesuatu yang hidup di masa lalu, dengan cara mengambilnya
langsung dari tanah. Ya, itu dia. Atau
apakah Aku harus menemukan tulang yang dipajang…? Ah Tidak, mereka harus berasal
langsung dari tanah.
Aku ingat Cecilia harus
melakukan begitu banyak penelitian, sehingga dia dapat menemukan situs yang
masih memiliki tulang purba yang terkubur di dalamnya.
Ngomong-ngomong, dia
akhirnya menemukan beberapa tulang yang sepertinya berasal dari dinosaurus,
atau makhluk besar lainnya. Dia melakukan apa yang di instruksikan, menusuk
dirinya sendiri ke salah satu tulang rusuk. Itu menyakitkan untuk kami berdua,
namun kami tidak mundur.
Sebagian besar Object
memancarkan emosi dengan cara mereka sendiri, dan akupun juga sama. Aku tidak
merasakan rasa sakit, namun aku merasakan ketakutan yang dialami Cecilia.
Aku merasakan sengatan
kesedihan saat Cecilia-ku merusak
tulang rusuknya dengan pecahan fosil. Darah mengalir deras dari mulut dan payudaranya.
Saking lamanya kami bersama, aku bahkan lupa bahwa Cecilia adalah sosok yang
tidak abadi. Dia serapuh makhluk mortal
lainnya, yang dapat meninggal hanya dari luka-luka seperti ini.
Untung dia masih sempat
bertahan.
Apa yang terjadi
selanjutnya, adalah sesuatu yang tidak layak aku ketahui. Kami akhirnya
ditinggalkan di gurun tandus. Aku tidak ingat berapa lama sebelum matanya yang
indah berkibar, dan dia menyadari di mana dia berada.
Aku dapat meredakan
keterkejutannya dengan relatif cepat, terutama karena aku mengendalikannya.
Setelah beberapa menit, sesosok makhluk muncul di hadapan kami. Holder ini
adalah puncak evolusi, makhluk yang sudah mencapai puncak keberadaannya. Aku
bisa merasakan Ceciliaku gemetar saat dia menghadapinya, jantungnya yang indah
memacu cepat detaknya, dan darah mengalir deras di nadinya saat dia menghadapi
satu-satunya makhluk yang bisa menyaingi kesempurnaan.
Dengan suaranya yang halus
dan lembut, Ceciliaku bertanya kepada sang Holder “Bagaimana Mereka berevolusi?”
Tanah daratan kemudian retak
dan terbelah, menyebabkan sebagian pasir runtuh saat kehidupan kecil di tanah
itu surut menjadi kehampaan. Dan kemudian, sang Holder memberitahunya. Holder
memberitahunya bagaimana Mereka telah berubah, bagaimana mereka menjadi lebih
efisien, lebih brutal, lebih sempurna.
Saat Holder berbicara, aku
bisa merasakan pikiran Ceciliaku memprotes saat informasi ini membanjirinya. Aku
bisa merasakannya perlahan-lahan hancur karena dihancurkan dan dinodai oleh
pengetahuan Holder ini.
Setelah selesai, sang Holder
lalu membocorkan rahasianya, satu-satunya kebenaran tentang keberadaan Mereka. retakan
dari pikiran Ceciliaku, Sudah mencapai puncaknya.
Dia berteriak, jari-jarinya
yang anggun mengoyak wajah cantiknya yang lembut sampai hampir tidak ada yang
tersisa. Dia jatuh berlutut, menjerit, sampai kekuatan suaranya merobek
tenggorokannya, menyebabkan lehernya yang tegak robek terbuka, dalam lubang
menganga. Meskipun begitu, dia tetap berteriak. Dia menjerit dan menjerit,
menjerit selama bertahun-tahun saat wujudnya yang cantik dan anggun pecah. Dia terus berteriak sampai hanya tulang yang
tersisa dari keberadaannya.
Ironi halus dari kematiannya
menggantung dengan jelas di udara. Pencarian ini dimulai dengan tulang, dan
sekarang berakhir dengan cara yang sama.
Entah kenapa, dari
keberadaannya yang hancur, akulah yang paling tertekan. Cecilia, Ceciliaku yang
cantik, telah retak. Dia telah hancur, menjadi gila. Mayatnya, yang tersisa,
tergeletak di kaki The Holder Of Evolution, masih anggun meski telah membusuk.
.
Itu adalah kisah jutaan
milenia yang lalu, yang apabila dihitung dengan kaliender masa kini, adalah kenangan
yang lebih tua dari eksistensi itu sendiri. Aku dulunya adalah Obyek, yang
ditinggal di padang kematian milik The Holder Of Evolution. Kemudian,
terpengaruh oleh kekuatan dari Evolusi itu sendiri, aku menjadi berakal, dan eksistensiku
tumbuh melebihi Obyek yang lain.
Mungkin karena didorong oleh
kesedihanku, aku pun memiliki tubuh. Lalu, setelah sekian milenia kembali
bergulir, aku merebut tahta milik The Holder Of Evolution, dan menggantikannya.
Jika kau mencari obyek ini,
wahai Seeker, maka kau akan menemui situasi yang khusus. Situasi dimana Obyek
menjaga Obyek.
Aku adalah obyek ? dari 2538, dan merupakan The Holder Of Evolution. Obyek
yang aku jaga adalah ? dari 2538. Dia
tau kesedihanku, dan kemudian mengambil bentuk Cecilia untuk menghormatiku.
Sekarang, kami saling
menjaga. Aku tidak akan membiarkan kami terpisah lagi, itulah kenapa,
berharaplah sebuah kehancuran ketika kau menemukan kami.
Baca
The Legion’s Objects Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holder Of Evolution | Legion's Object #37 & #38"
Post a Comment