Ini adalah bagian ke-10 dari
Serial Keeping
Us Better
.
Rebirth
/ Lahir kembali
.
Kali ini tidak ada bass
ataupun musik.
Namun James lebih percaya
diri dari sebelumnya. Hari ini, kejutan tidak akan menimpanya. Kali ini, ketika
dia akan bertemu Rockwell, dia akan siap.
Berbeda dari sebelumnya,
James telah mengetahui semua informasi yang dia butuhkan. “Sang dermawan” telah
memberinya semua yang dia butuhkan. Senjata, lokasi, detail. Bagaimana dia bisa
membunuh Rockwell.
Mungkin membunuh adalah kata
yang salah, tapi tetap saja, pokoknya bagaimana cara menghentikannya. Rencana
sederhana; tembak dia, ikat dia dengan benar dan, lalu kirim dia ke bos. Balas
dendam tidak pernah terlihat begitu baik.
Tapi tetap saja, saat menit
demi menit berlalu, James tidak bisa menahan perasaan cemas. Dia dan enam pria
lainnya di pabrik yang terbengkalai itu telah berada di sana selama lebih dari
satu jam. Mungkin Rockwell mencium jebakan itu.
“Nah,” pikirnya. Melanjutkan berjalan
berputar-putar sambil bermain dengan mainan barunya. Semi-otomatis dan sebuah
lonceng. Hanya apa yang dia butuhkan untuk membuatnya dalam suasana hati yang
baik. Dia berada di tengah-tengah ketika ketukan terdengar.
.
.
Itu sebenarnya bukan
ketukan, tapi suara gagang pintu yang robek dari pintu berlapis baja. Itu tidak
seperti Rockwell, mungkin dia membawa orang lain bersamanya. Oke, ini tidak
terlihat bagus.
Meskipun begitu, James tetap
mengambil posisi di belakang meja terbalik yang dia mereka gunakan sebagai
barikade. Pria berjas itu pasti sedang memerintahkan orangnya untuk bersiap.
Lamunannya dibuyarkan oleh
suara benturan di ujung pintu. Sesuatu mencoba masuk dengan kekuatan. James
mengira Rockwell akan masuk dengan menggunakan kunci serep atau semacamnya,
karena orang seperti itulah dia.
Entah kenapa ini berbeda. Kekerasan
yang frontal dari awal masuk tidak seperti Rockwell. Benturan lain terdengar
saat pintu baja mulai bengkok. Baja itu kini ibarat kertas karena telah ditinju
hingga meninggalkan lubang disana. Dua tangan keluar, dan membuka sisa pintu
dengan suara melengking.
“Kau akhirnya datang untuk meminta maaf?” James bertanya dengan senyum lebar. Rockwell tidak
berkata apa-apa selain mulai berjalan ke arah mereka.
“Tidak suka mengobrol? Baiklah, kita akan langsung ke bisnis.”
Sesuai perintah, ketujuh
pria di sisi lain ruangan mulai menembaki pria bersetelan itu. Mereka
menggunakan peluru kaliber besar yang mereka tau, meski tidak bisa membunuh
Rockwell, akan memperlambat orang itu sampai dia pulih kembali.
Tembakan demi tembakan terus
dilancarkan, dan semakin banyak selongsong peluru bertebaran. Tapi, itu bahkan
tidak memperlambatnya. Apakah mereka memang berhasil mengenainya? Atau apakah
peluru menembusnya? Mereka bersumpah mereka melihat kain setelan yang dia pakai
pecah dan robek di tempat dia tertembak, tetapi sekejap kemudian bukti lubang
peluru hilang.
Tidak masalah karena mereka
membawa banyak amunisi 'untuk berjaga-jaga'. Namun Rockwell, sudah setengah
jalan ke sana. Bahkan tidak ada senyum di wajahnya. Dan kemudian dia lari.
James hampir berhenti
menembak, Rockwell lebih cepat dari siapa pun yang pernah dia lihat, memperpendek
ruang antara kedua kelompok dalam waktu kurang dari satu detik.
Bahkan sebelum James bisa
mengatakan sesuatu, Rockwell sudah berada di depan kroni pertama, bersiap untuk
memukulnya. Kecuali bukannya meninju, Rockwell mengarahkan seluruh lengannya ke
dada pria itu, melubanginya lurus sampai ke punggung. DIa mengangkat pria itu
ke udara.
Sekarang dia tersenyum.
Menjatuhkan tubuh, Rockwell
menggerakkan leher pria di sebelahnya, dan mematahkan leher orang ketiga. Tiga
lainnya selesai hampir secepat itu. James berhenti menembak. Ini tidak mungkin
Rockwell. Tidak mungkin. Dia tersandung, dirinya mencoba untuk mundur dari
tempat kejadian. Rockwell berjalan ke arahnya perlahan. Berlumuran darah, masih
tersenyum.
“James, James, James. Apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau
dapat membunuhku? Atau bahkan menghentikanku? Kau dan orang-orangmu akan segera
mengetahui bahwa aku jauh lebih dari apa pun yang dapat mereka bayangkan. Jauh
lebih banyak yang bisa mereka hentikan.
Grup yang mencoba masuk ke dalam game ini akan segera diberantas. Aku tahu
ini karena aku sendirilah yang akan melakukannya dengan tangan kosong. Mereka
yang tidak kubunuh secara pribadi, orang-orangku pasti akan mengurus mereka.” Rockwell mencengkram kemeja James dan melemparkannya ke
dinding terdekat. James merasakan udara terhempas darinya saat dua tulang
rusuknya patah. Dia mencicipi darah.
“Sekarang kau bisa berguna untuk yang terakhir kali James. Beri tahu
aku bagaimana menemukan sang dermawan yang mendanaimu, dan mungkin aku akan
melepaskanmu. Banyak yang harus kubicarakan dengannya.” James memuntahkan darah, dan melihat lagi apa yang ada di
depannya. Jelas terlihat seperti Rockwell. Dia dalah dia, tapi dia telah
berubah. Sisa-sisa darah dari anak buahnya mulai menghilang dari seluruh jas
dan tangan Rockwell. Seolah-olah darah itu tidak pernah ada.
“Grup memberiku segalanya.”
Rockwell
tertawa sambil berjongkok di atas James, Dia hanya butuh lokasi. Dengan lemah James mengeluarkan alamat jalan, dan
nomor. Darah mengalir keluar dari sisi mulutnya.
Rockwell mengangkat James
sampai mata mereka sejajar, mengangkat salah satu tangannya, tetapi kemudian,
tampak seperti sedang mempertimbangkan kembali. Rockwell lalu menjatuhkan pria
itu kembali, dan membersihkan tangannya. Sekali lagi, dia mengampuni orang itu.
James menoleh sekali lagi ke
arah pria berjas itu,
“Dia tahu kau akan datang, kau tahu.” Ujar James untuk terakhir kali.
Rockwell tidak bergeming. Perkataan
James tidak memiliki bobot apapun ditelinganya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Keeping Us Better #10 : Rebirth"
Post a Comment