Ini adalah bagian keempat dari
Serial Keeping
Us Better
.
Chains
/ Rantai
.
Bass bergemuruh saat penjaga
dengan cepat mengantongi uang seratus dolar, dan membiarkan kelompok itu lewat.
Klub itu luar biasa besar,
karena orang-orang dari semua bagian kehidupan malam kota, tengah menari dan
minum sepanjang malam. Beberapa bintang lokal sering turun untuk minum disini,
jadi tidak akan ada yang mengedipkan mata pada grup yang masuk.
Didalam grup yang dimaksud, adalah Pria bersetelan, nampak membawa
dua wanita berpakaian bagus bersamanya menuju ke ruang utama. Hanya sedikit mata
orang yang tertuju pada pria itu, karena mata-mata yang ada, lebih sibuk
menatap wanita yang bersamanya.
Mereka yang mengenali pria
itu berhenti menari sebentar, sebelum dengan hati-hati melanjutkan kesenangan
mereka. Kelompok itu berjalan melewati para penari ke sebuah bar, melewati lampu sorot
yang hampir menyilaukan. Pria berjas berhenti sebentar di pintu paling kiri
yang memiliki dua penjaga besar di depannya, menilai siapa saja yang akan
berjalan di dekatnya. Pria bersetelan itu menoleh ke bartender dan memesan
minuman untuk kedua wanita itu.
“Ada yang bisa saya bantu tuan?” tanya
bartender.
“Aku ingin berbicara dengan pemilik tempat ini.” pria itu menjawab sambil memberikan tambahan lima puluh
dolar kepada bartender. “Kita punya masalah bisnis untuk didiskusikan.” Bartender itu mengangguk dan menyuruhnya menunggu.
Dia kemudian pergi ke pintu di sebelah kiri, berbicara sebentar dengan salah
satu penjaga. Dia kembali dengan cepat setelah itu.
“Kau tadi bilang siapa namamu?” Pria
bersetelan rapi itu hanya tersenyum dan berjalan sendiri ke penjaga yang ada
disana. Bartender memperhatikan pria itu berbicara dengan mereka dengan tenang,
sampai satu atau dua menit kemudian mereka membiarkannya masuk ke dalam
ruangan.
Bartender sempat
bertanya-tanya siapa itu, tetapi kemudian melanjutkan pekerjaannya karena
mengira dia mungkin rekan bisnis sang pemilik tempat ini. Dia mengalihkan
perhatiannya kembali ke kedua gadis yang masih di bar saat mereka meminta lebih
banyak minuman.
.
.
Pria itu menaiki beberapa
anak tangga terakhir ke ruang pribadi yang menghadap ke seluruh klub. Di
dalamnya, ada beberapa bodyguard dan seorang pria yang lebih muda, mengenakan
pakaian longgar, rantai, dan jam tangan emas. Dia juga nampak mengenakan topi
baseball terbalik. Sang pria bertopi langsung meneguk minumannya sampai habis
ketika dia melihat pria berjas masuk.
“Siapa kau? Kau pikir apa yang kau lakukan di sini?” tanya sang owner
kepada tamu tak diundang itu.
“Aku sudah lama mencarimu James. Sepertinya kau sedang bersembunyi.” Pria bersetelan itu melangkah lebih jauh ke dalam
ruangan, saat James menjadi semakin gelisah.
“Tidak ada yang memanggilku James. Kau memiliki satu kesempatan lagi
untuk memberi tahuku siapa dirimu sebelum
aku membuat orang-orang ini menyerangmu.”
“Rockwell.” pria
bersetelan itu menjawab. James menjatuhkan gelasnya. Bergumam tak percaya saat
dia melihat pria yang berdiri di depannya. Tidak mungkin orang ini adalah
Rockwell, dia yakin Rockwell tidak dapat menemukannya! Bahkan tanpa repot-repot
menghilangkan ekspresi kaget dari wajahnya, dia menoleh ke pengawalnya.
“Bunuh dia. Bunuh dia!”
Sayang Rockwell sudah
mengeluarkan revolvernya. Dia kemudian langsung menembak tiga penjaga sebelum
yang keempat menyerangnya. Penjaga keempat itu, bahkan langsung dibunuh sebelum
sempat lolos dari rasa kagetnya.
Rockwell sempat menoleh ke
kakinya, yang nampaknya balas tertembak. Dia nampak tidak terganggu.
Luka tembak tidak
memperlambatnya saat dia berjalan semakin dekat ke James. James mulai
mengucapkan permintaan maaf setengah terbata-bata menjanjikan apa pun yang
diinginkannya. Rockwell menjelaskan bahwa hanya ada satu hal yang dia inginkan,
dan James sudah mengetahuinya. Dia tidak bisa berbuat banyak.
Rockwell merebut mata rantai
yang James gunakan sebagai bandul kalungnya. Dia kemudian berniat menghukum
James karena mencoba menyembunyikannya dengan mengecatnya seperti emas.
Rockwell mengarahkan pistol
ke kepala pria itu. James menutup matanya dan mencoba untuk tidak berteriak.
Tembakan yang akan dia luncurkan seharusnya masih akan teredam oleh musik keras
di luar.
“Kau tidak tahu berapa banyak waktuku yang harus kuhabiskan untuk
menemukan ini, apa menurutmu aku punya banyak waktu James?”
James hanya tergagap dengan
jawaban yang tidak bisa dimengerti.
“Well, sebenarnya aku punya seluruh waktu yang aku butuhkan. Karena
kau tidak lari dan membuat semuanya menjadi rumit, aku memutuskan untuk melepaskanmu.”
Ujar
Rockwell, mengampuni nyawa James, entah kenapa.
Pria bersetelan itu kemudian
memasukkan rantai ke dalam sakunya dan berjalan keluar ruangan, sementara pria yang
terduduk menyedihkan di lantai, nampak mengawasi setiap langkahnya.
Rockwell lalu menjemput
kedua wanitanya di bar dan membawa mereka keluar dari klub, sebelum menyusuri
jalan di mana limusinnya sudah menunggu. Salah satu gadis bertanya kepadanya apakah
misinya berhasil, yang Rockwell jawab dengan ya. Salah satu wanita kemudian
berterima kasih padanya karena mengizinkan mereka membantu.
Rockwell menjanjikan mereka
bayaran ekstra untuk akting hebat mereka sebelum membuka salah satu koper
didekatnya, dan menyatukan rantai yang dia dapat dengan sisanya.
Dia sekarang telah
mendapatkan selusin mata rantai. Dia bertanya-tanya berapa banyak lagi yang dia
butuhkan. Namun karena suara yang memandunya tidak pernah mengkhianatinya, Rockwell
memutuskan untuk bersabar.
Limusin kemudian melaju dan
berbelok menuju bandara terdekat.
.
Rockwell sudah punya
rencana. Setelah seluruh kepingan rantai dia kumpulkan, dia akan menghubungi
dua pria yang telah dia selidiki. Setelah itu, semua akan ada jatuh pada tempatnya.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Keeping Us Better #4 : Chains"
Post a Comment