Bagian Kedua dari Serial Finding
Father
Kecuali ayahku, aku belum pernah bertemu dengan ‘Seeker’ secara langsung. Bayanganku, mereka adalah komunitas yang tidak saling percaya dan tertutup. Banyak kerahasiaan yang dijaga, dan komunikasi biasanya hanya terjadi di sudut-sudut Internet.
Tidak ada nama yang akan
disebutkan. Hanya Mereka, Dia, aku dll. Tidak ada tanggal, tidak ada lokasi,
tidak ada. Meskipun ini membuat sulit untuk menemukan informasi, berita masih
akan tersebar.
Objek tertentu akan selalu
muncul seperti satu titik putih di kertas hitam, karena orang mengklaim telah
menemukannya, atau tahu siapa pemiliknya. Terutama Objek yang lebih sulit
dipahami mendapat perhatian paling besar. Seseorang pernah bertanya tentang The Holder Of The End, tapi tidak ada
yang mengaku tahu apa-apa. Pembicaraan tentang ayahku itu cukup membuatku
was-was, karena aku tidak yakin apa yang akan terjadi padanya apabila obyek
miliknya direbut oleh Seeker-Seeker ini.
Untung topik yang dipotong
pendek, membuatku bisa bernafas lega. Sepertinya dia masih aman untuk saat ini.
.
.
Langkah pertamaku untuk
benar-benar memasuki ‘dunia gelap’ ini, aku mulai dengan mencari sesuatu; bukan Holder,
tapi Seeker.
Aku tidak berpikir dia
istimewa, tetapi dia tampaknya yang paling mudah ditemukan, dan sejujurnya, feeling mengatakan kepadaku bahwa aku
harus menemukannya. Aku cukup terkejut tidak ada yang mencarinya sejak awal.
Aku juga yakin bahwa Mereka belum mendapatkan dia. Sejauh
yang aku tahu, dia tidak memiliki Object. Beberapa sumber mengklaim bahwa dia
pernah memiliki beberapa, tetapi tidak ada yang yakin tentang itu.
Riset kumulai dengan Clarence Betham. Dia
adalah seorang ahli botani berusia akhir lima puluhan, terakhir terlihat
beberapa tahun lalu. Apa yang aku gali menunjukkan bahwa dia dipenjara karena
pembunuhan dan sekarang tengah menunggu hukuman mati.
Pencarian informasi lebih dalam, mengungkap bahwa seorang pria bernama Roger Betham, rupanya dilembagakan pada tahun yang sama, meskipun staf rumah sakit berulang kali membantah klaim hubungannya dengan Clarence, aku yakin dia hanyalah Clarence yang menggunakan nama samaran.
Aku kemudian menemukan bahwa
Roger terus dipindahkan ke fasilitas lain setiap tahun, agar dia tidak akan
"bosan dengan pemandangan". Staf menganggap dia sangat kaya untuk
menanggung setiap biaya perawatan.
Sayang, semakin banyak dia
dipindahkan, semakin memburuk pula kondisi mentalnya. Para dokter melihat bahwa
perpindahan itulah yang menyebabkannya. Meskipun begitu, dia terus saja
melakukannya, menolak untuk tinggal di tempat yang sama selama lebih dari
beberapa bulan.
Aku memulai dengan mencari Roger. Itu tidak mudah, namun setelah banyak usaha dan banyak bertanya, aku berhasil menemukannya. Itu adalah rumah sakit kecil di pinggiran kota tertentu, ketika aku kemudian mendapatkan alamat yang benar.
Aku berjalan ke rumah sakit
dengan palu di tangan, kalau-kalau aku membutuhkan bukti. Ketika sampai di
meja depan, aku meminta untuk bertemu dengan Pak Betham.
Kamarnya mirip dengan kamar RS
pada umumnya, hanya saja, sangat tertutup karena tidak ada jendela. Ruangan itu
tampak menyedihkan karena hanya ada beton yang diterangi lampu gantung redup.
Dia tidak duduk ketika aku
masuk, dia juga tidak terkejut ketika aku mengatakan bahwa aku telah
mencarinya. Aku mengeluarkan palu yang diberikan ayahku untuk menunjukkan
kepadanya alasanku datang kemari, tetapi dia hanya mengatakan itu tidak
diperlukan. Dia menjelaskan bahwa dia sudah tahu bahwa aku adalah seorang
Seeker.
Aku bertanya kok bisa, dan
dia hanya tersenyum dan berkata “...aku bisa memberitahumu alasannya, tapi aku tidak mau.”
Yah, terserah lah. “Aku kesini karena
membutuhkan informasi.” Kataku.
“Kau belum membutuhkannya.” Jawabnya
singkat. Aku sedikit mengerutkan dahi.
“Tolonglah, informasi apapun boleh, aku tidak sedang mencari sesuatu
yang spesifik.” Jawabku, mencoba
mendesaknya.
Dia diam sebentar, sebelum
kemudian pada akhirnya mulai terbuka. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia telah
bersembunyi selama lima tahun, dan selama itu pula, dia tidak mampu melihat
akhir dari semuanya.
Aku bertanya apakah dia bersembunyi dari Mereka, dan dia mendengus sebagai jawabannya.
“Itu tergantung siapa yang kau maksud dengan Mereka,”
Karena aku juga tidak tau,
aku pun hanya merujuk dengan asal.. “Well, kau tau, pembunuh, pemerintah, penegak hukum, Holder, atau semacamnya.”
“Jika aku memang bersembunyi dari mereka, mereka pasti sudah menemukanku.. maksudku, lihatlah dirimu, dengan mudahnya sampai kesini.” Balasnya.
Yah, benar juga.
“Hah, Mereka hanyalah manusia, aku tidak takut dengan manusia..” lanjutnya "..Bahkan beberapa Holder pun dahulunya juga manusia, dan masih ada juga yang manusiawi sampai sekarang."
“Lantas, kau sebenarnya lari dari siapa?” tanyaku. Mencoba meminta alasan kenapa dia
berpindah-pindah tempat selama beberapa bulan sekali.
Dia diam, nampak ragu untuk
menjawab, sebelum kemudian benar-benar menjelaskan pada akhirnya.
Dia menjelaskan bahwa apa
yang mencarinya, tidak memiliki nama. Aku bertanya kepadanya apa itu, dan dia
memberitahuku ; “Ada
hal-hal yang lebih buruk daripada Holder di dunia ini.”
Dia menolak menjelaskan
lebih lanjut.
Aku kemudian bertanya apakah
dia pernah memiliki Object dan dengan senyum lebar, dia mengatakan kepadaku
bahwa dia mungkin pernah memilikinya, tapi sekarang sudah tidak mengingatnya
lagi. Entah kenapa aku merasa dia berbohong.
Aku diam sebentar. Yah, ini tidak ada gunanya.
Aku berdiri saat itu,
mengetahui aku tidak mendapatkan informasi berarti darinya. Ketika aku
memutuskan untuk pergi, dia menegurku.
Dia mengatakan bahwa dia
mengenal ayahku. Aku menoleh ke belakang, dan dia tersenyum. Dia mengatakan
kepadaku bahwa mereka adalah kolega, sebelum
semuanya menjadi berantakan. Aku memintanya untuk menjelaskan lebih lanjut, dan
dia malah tertawa.
Dia memberitahuku bahwa
ayahku bukan Seeker biasa. Ayahku itu tidak mencoba untuk "menyatukan obyek"
atau mengeksploitasi kekuatan mereka. Nyatanya, dia hanya pernah menemukan
empat obyek, dan dia bahkan memberikan dua di antaranya kepada orang lain.
Pria itu menggeleng. “Ayahmu itu... dia
melihat sesuatu yang lebih dalam... Ini bukan tentang Holder, atau Object, ini
tentang kebenaran.”
Tiba-tiba, aku merasa
seolah-olah aku tidak bisa bergerak, tidak ada ototku yang merespon. “Dia melihat ancaman
itu. Tapi Mereka juga melihatnya dan untuk sesaat, kupikir mereka juga
melihatmu.”
Entah kenapa, aku merasa
bahwa kata “Mereka” yang dia ucapkan sekarang merujuk ke sesuatu yang
sepenuhnya berbeda.
Ruangan itu mulai berubah,
langit-langitnya terbentang dalam kegelapan. Pria itu mendongak “Mereka memburunya
seperti mereka memburuku.”
kulihat cairan berminyak
gelap mengalir di dinding saat satu-satunya lampu di ruangan itu mulai
berkedip. “kau
akan tau apa yang ku maksud pada akhirnya...”
Pria itu terlihat mendekat,
hingga mencapai kurang dari satu meter dari wajahku, giginya yang tajam menunjukkan
senyuman yang patah. “...Ada hal-hal yang lebih buruk daripada Holders.”
Aku bisa bergerak lagi
sesaat sebelum dia menyentuh tenggorokanku.
Apa yang terjadi
selanjutnya, adalah sesuatu yang spontan, dan tanpa dipikir. Kuberitahu, bahwa
sebelum hari itu... aku belum pernah membunuh seorang pun dalam hidupku.
.
.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Finding Father Chapter 2 : Smile"
Post a Comment