Bagian Ke-duabelas dari Serial Finding
Father
gemuruh muncul dari portal,
seolah mengumumkan kehadiran Rockwell.
“Malam.” Rockwell berjalan menuju salah satu meja, dan mulai mengobrak-abrik tumpukan dokumen. Todd terus mengarahkan senjatanya ke arahnya.
“Di mana Tene? Atau Meissner?” dia
bertanya.
“Mereka sudah mati. Sarah mati dalam konflik dengan makhluk itu saat
kita menyerang mereka.”
“Menyerang mereka? Mengapa kalian menyerang mereka? bukankah kita
sudah sepakat bahwa kita hanya meneliti?!”
Rockwell berhenti sejenak
untuk kembali ke Todd.
“Itukah yang kau pikirkan? Tidak Todd, mereka diperintahkan untuk
memanen setiap Object yang diambil oleh makhluk hitam, sebelum makhluk itu mengembalikannya
kepada Holdernya.” Rockwell kembali ke dokumennya, mengangkat salah satu
yang tampak seperti peta. Derrick Todd mengambil langkah ke arahnya,
“Apa?! Bukan itu rencananya! Rencananya adalah menghilangkan tanda
di obyek, agar seluruh obyek bisa terbebas dari para makhluk hitam!”
Tidak ada reaksi dari
Rockwell, tapi pria itu kemudian mengangkat kepalanya. Rockwell rupanya
menemukan apa yang dia butuhkan, dan memasukkan kertas itu ke dalam saku
jaketnya sebelum kembali ke Derrick.
“Kau bodoh. Kalau seperti itu, maka obyek-obyek akan semakin tersebar di kalangan para Seeker. Tanpamu, kami sudah menemukan daftar dari obyek-obyek mana yang ditandai. Itulah kenapa, rencananya adalah membiarkan makhluk hitam memburu dan mencari obyek dari para Seeker yang memilikinya, dan sebelum Obyek-obyek itu dikembaliken kepada para Holder..." Rockwell menggantungkan kalimatnya.
“... kami akan merebutnya terlebih dahulu.”
Aku mendengarkan, Todd yang
juga mendengarkan nampak tidak senang.
“Kau gila! Kau ingin menyatukan mereka semua atau bagaimana?!” tuding Todd.
“Obyek-obyek itu berbahaya Todd, itulah kenapa aku berusaha
mengamankan mereka. bukankah lebih aman jika kami, perusahaan terstruktur yang
menyimpannya daripada para Seeker 'tidak jelas' diluar sana?” jelas Rockwell.
Derrick mengarahkan
pistolnya langsung ke Rockwell, seakan siap menarik pelatuknya kapan saja.
“Kau monster, bagaimana kau bisa melakukan ini? kau berbohong kepada
kami untuk melancarkan rencana tidak waras demi kepentinganmu sendiri!! apa kau
tidak mempertimbangkan berapa nyawa yang sudah menghilang gara-gara ini?!” ujar Todd.
“Maaf, tapi rencana sudah berjalan, Dan aku tidak membutuhkan izinmu
untuk melanjutkan.” Ujar Rockwell.
Kulihat Todd sudah berada
pada puncak kesabarannya. Aku bahkan tidak terkejut ketika dia kemudian
menembakkan beberapa peluru tepat ke kepala Rockwell.
DOR!!
DOR!! DOR!! DORR!!
Yang mengagetkan, tentu
adalah ketika Rockwell tidak bergeming.
“Tembakan tidak akan cukup untuk membunuhku, Todd.”
Keterkejutan di mata Todd
mengungkapkan bahwa dia memang sepertinya berpikir dia bisa membunuh Rockwell. Aku
sendiri, hanya diam disana, tidak tahu harus berbuat apa, apakah dia seorang
Holder? Atau mungkin sesuatu yang lebih buruk?
Rockwell hanya tertawa.
“Todd, aku sudah berada di dunia ini lebih lama dari yang bisa kau
bayangkan. Keberadaanku tidak bisa dilenyapkan hanya oleh beberapa peluru.” Rockwell berkata.
Kulihat, dari tempatku berada, Rockwell
mendekati Todd dengan niat mematikan. Mungkin Todd akan benar-benar mati,
apabila aku tidak menginterupsi.
“Kau itu apa?” tanyaku.
Aku berbicara untuk pertama kalinya sejak Rockwell memasuki ruangan.
Dia menoleh, menyeringai
mendengar pertanyaanku.
“Bocah, aku ini tidak bisa mati. Aku tidak punya kekuatan super,
atau hal serupa. Hanya abadi. Bisa dibilang bahwa aku ini ‘Hampir Manusia’
(Almost Human)”
“Kau adalah bedebah, itulah dirimu.”
Derrick Todd meludah, pistol tidak lagi mengarah ke apapun kecuali lantai “Apa yang telah kau lakukan pada semua orang lah, yang membuatmu menjadi bedebah.”
Rockwell bahkan tidak
memandangnya.
“Oh, jangan bertingkah begitu naif Todd. Bukankah ini semua berawal
dari idemu. kau menginginkan perubahan, kau menginginkan keamanan. Itulah kenapa
kau membantuku membuka portal ini. Aku hanya mendanai, tapi kau lah yang turun
ke lapangan, kau lah yang mengambil resiko, kau lah berkorban. Bahkan, kalau
dipikir, kematian Sarah juga sebagian salahmu.” Ucap Rockwell.
Mata Derrick Todd terpejam mendengar
pernyataan Rockwell.
Awalnya, aku tidak mengerti,
lalu Rockwell menoleh kearahku.
“Dialah penyebab Ayahmu bersembunyi. Apakah kau sadar? Dia adalah
alasan Ayahmu menjadi seperti sekarang ini.”
Derrick menoleh kepadaku,
“Tidak, kau tidak mengerti, aku harus melakukannya. Untuk menjaga
rencana, aku harus melakukannya. Tapi itu tidak penting lagi, si bedebah ini
telah merusak semuanya.” Todd
mencoba mengklarifikasi.
Rockwell hanya tersenyum,
dan berjalan kembali ke tengah ruangan. Dia berbalik ke arah portal dan berkata
dengan lantang “Selesaikan.
Kau tahu ini waktunya.”
Aku tidak yakin dengan siapa
dia berbicara, kurasa Todd juga tidak.
“Karma akan datang padamu.” Ancam
Todd untuk terakhir kali.
Todd menatap Rockwell tepat
di matanya, pistol tanpa tujuan diarahkan ke pria bersetelan itu.
Rockwell tersenyum, dan seringainya menembus kami berdua, sedemikian rupa sehingga Todd hampir menjatuhkan senjatanya. “I’m just tryng to Keeping Us Better.”Ujarnya,
Lalu dia berjalan kembali ke portal.
.
.
.
Aku diam disana, tanpa bisa
melakukan apa-apa lagi. sesekali aku melirik Tod, dimana dia menatap pilu kepada
chamber pelurunya yang tinggal menampakkan satu peluru. Entah karena sebagian besar peluru habis
diberikan kepada Rockwell, atau memang dari awal chamber peluru itu tidak penuh.
Aku melihat dia melirikku,
dan karena ingatan atas dia yang menodongku tadi, aku mulai panik. Tanpa
disangka, dia kemudian mengarahkan moncong peluru dan...
DOR!!
Dia menembakkanya.
Sayang, targetnya bukanlah
aku, melainkan kepalanya sendiri.
“ARH!! FUCK!” Umpatku.
Aku menjauh sebelum kemudian
serangan panik mengantam batinku dengan keras. Rasa takut dan ngeri, aku
rasakan disekujur tubuhku ketika kemudian rencana gila Rockwell
terngiang-ngiang.
Perlu waktu beberapa saat,
hingga kemudian aku bisa kembali menenangkan diri.
Ketika aku bisa kembali
mengatur nafas, aku memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Keluar, karena
tidak ada lagi yang bisa kau lakukan.
Menyusuri lorong fasilitas
bawah tanah ini dengan lunglai, aku mulai memikirkan seluruh hal yang sudah aku
lalui.
Aku memikirkan Thomas Reel
yang mati oleh makhluk hitam. Roger yang mati oleh tanganku sendiri, Derrick
Todd yang bunuh diri, bahkan Sarah Meissner yang kutemukan meninggal di bawah
tumpukan para tentara.
Aku masih belum memahami fenomena ketika aku terbangun di dunia berlangit merah beberapa waktu lalu. apakah itu nyata? atau hanya mimpi?
Namun, apakah itu semua penting sekarang? Aku tidak bisa melawan, ketika Rockwell melaksanakan rencana jahatnya. Memang aku ini siapa didalam ini semua? Aku hanyalah orang yang terseret ke “dunia ini” secara tidak sengaja karena Ayahku adalah seorang Seeker. Ah, ayahku, satu lagi korban dari semua.
“Tunggu...”
Aku menghentikan langkah,
sebelum kemudian mendapat pencerahan ketika aku ingat dimana aku sedang berada.
Dengan semangat baru atas ide yang aku dapat, aku kemudian mempercepat
langkahku menuju lift.
Sesampainya diatas, aku
kemudian langsung bergegas ke meja depan. Orang disana nampak terkejut melihat
aku yang tergesa-gesa. Bertaruh pada percobaan pertama, dan berharap tidak ada
yang salah, aku pun berkata kepara resepsionis itu.
“Aku ingin bertemu dengan sosok yang menyebut dirinya The Holder Of the End.”
Awalnya, resepsionis tidak
merespon dan aku menganggap bahwa pencarian tidak bisa dilakukan disini. Namun ketika
harapanku mulai memudar, itulah ketika aku melihat dia mulai histeris
ketakutan.
Detik berikutnya, aku dibawa menyusuri lorong..
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Finding Father Chapter 12 : Almost Human"
Post a Comment