From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau masuki. Itulah rumusnya. Begitulah cara mereka selalu memulai, kan? Itu sebabnya ini adalah kisah menyeramkan, yang menghibur. Ini hanya menakutkan, jika kau menganggapnya menakutkan.
Aku dan teman-temanku sedang
keluar di mall kala itu. Kami mengunjungi toko game, toko buku, toko pakaian
dan semacamnya. Setelah puas berjalan-jalan, kami memutuskan untuk masuk ke sebuah
gift shop, meskipun itu sangat
bertentangan dengan kebutuhan karena aku sangat lapar. Kami disana cukup lama,
karna sibuk melihat-lihat di ‘bagian rahasia’ dari toko tersebut. Tau lah, itu
adalah bagian tempat mereka memajang produk-produk yang mesum dan 18 plus. Bukan apa-apa,
namanya juga anak muda.
Saat kami menjelajah, aku
sempat melihat “sosok ini”, nampak melayang dari ujung mataku. Aku menyebutnya “sosok
ini”, karena sampai hari ini aku tidak yakin dia laki-laki atau perempuan. Dia manusia,
meskipun jenis kelaminnya tidak ketahuan.
Terlepas dari sosok yang melayang-layang
ini, teman-temanku nampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing, seolah-olah
mereka bahkan tidak menyadari kehadirannya. Hanya aku, nampaknya yang
menyadarinya.
Dia juga menyadariku yang
melihatnya, dia bahkan mendekat sedetik setelah pandangan kita bertemu.
Tangan putih pucat melintas
di depan mataku, memegang kartu nama yang fancy.
Itu dicetak dengan tinta merah hampir hitam pada kartu putih dengan trim emas. Font yang digunakan di kartu nama nampak
elegan. Di bagian depan, bagaimanapun, tertulis “Tolong jaga ini, berikan hanya kepada yang
lewat, karena dia akan menginginkannya.” dan di belakangnya tertulis
dalam font yang sama, "Hasratku
adalah untuk bersatu dengan yang lain."
Seharusnya aku menyadarinya
saat itu. Rasa laparku hilang dan otot-ototku terasa rileks. Ketika aku melihat
ke atas dari kartu itu, aku menemukan diriku berada di sebuah ruangan berbentuk
silinder, dengan sebuah kursi di tengahnya. Saat aku melangkah lebih jauh, aku
melihat dinding diterangi dengan gambar. Sebuah keyboard naik di depan kursi. Dan
seluruh ruangan kini berbentuk seperti ruang kontrol seperti di film-film
futuristik—dengan hologram dan semacamnya.
Internet. Itulah kata
pertama terlintas di pikiranku. Setiap layar yang ada, akan menunjukanmu banyak
informasi, video, gambar bahkan game,
yang hanya bisa diakses apabila kau memiliki internet.
“The
Rules” nampak tertulis dengan besar di salah satu dinding,
menjelaskan apa yang boleh aku lakukan, dan tidak boleh aku lakukan di ruang
ini. Satu kalimat yang menakutkan, adalah kalimat yang berada di bagian paling
akhir “kau tidak boleh keluar, karena kau
sekarang adalah The Holder Of The Internet”
Aku jatuh ke lantai;
setengah tertawa, setengah menangis. Aku kemudian meraba seluruh sudut ruangan
octagon ini, untuk menemukan bahwa tidak ada pintu dimanapun. Astaga.
Kukatakan padamu, bahwa
butuh beberapa hari sampai aku bisa kembali mengendalikan diri. Karena ada
keyboard dan layar disana, kupikir, aku bisa mencari informasi dengan bertanya
ke “google” atau apalah mesin pencari yang aneh ini—yah, ini bukan google, ini
sesuatu yang lain, namun somehow,
terhubung dengan internet dunia luar.
Jangan tanya, karena aku
sudah berusaha menghubungi kenalan, keluarga dan teman untuk mencariku. Namun anehnya,
mereka seakan tidak ingat dengan diriku. Lebih parah, ketika aku mencoba
menghubungi kepolisian, mereka hanya menganggapku sebagai orang iseng karena
ceritaku, yah, terdengar tidak nyata. Mereka yang “hampir percaya” dan berniat
membantu, bahkan pada akhirnya tidak akan membalas ketika aku menghubungi
mereka lagi.
Butuh setikdanya sekian
tahun sampai aku menyerah dan menerima takdirku. Aku adalah Holder dan aku
nampaknya akan berada disini sampai habis nyawaku.
Waktu terlewat dan kebosanan
pada akhirnya memaksaku mempelajari tugasku sebagai Holder dengan lebih dalam.
Obyek ini, sangat tua. Kau mungkin mengira bahwa dunia virtual lahir setelah
umat manusia menemukan internet, namun sebenarnya, dunia ini sudah ada sejak
dahulu. Manusia hanya memiliki akses ketika akses itu diberikan kepada mereka.
Disini, terhubung banyak
sekali pengetahuan digital dari berbagai macam peradaban yang pernah
diperbolehkan mengaksesnya. Internet, itu adalah satu nama dari jutaan nama
yang berbeda yang diberikan oleh mereka yang mampu mengaksesnya.
Obyek ini, tidak dicari
namun mencari. Dia mencari pemegangnya ketika kursi yang aku duduki ini kosong
pada akhirnya. Jika kematian adalah akhir dariku, aku memutuskan untuk
memanfaatkan waktuku dengan mempelajari seluruh pengetahuan yang ada disini.
Ini aneh, karena aku tidak
butuh makan, namun aku tetap menua disini.
Ruangan
ini adalah objek 497 dari 538, The Nexus.
Siapapun yang menjadi
pemegangnya, dapat mengakses semua informasi digital dari peradaban manapun
yang memiliki internet.
Baca
The Holders Series Lainnya (401 – 538)
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 497 : The Holder Of The Internet"
Post a Comment