From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, carilah taman kota atau taman umum manapun yang bisa kau temui. Temukan pusat geografis yang tepat dari tempat ini, dan tunggu dengan tetap berdiri.
Setelah sekian lama,
seseorang akan mendatangimu, dan memelukmu seperti seorang kekasih. Dia akan
bertanya kepadamu; "Apa itu Keabadian?" Jika kau menjawab dengan cara lain selain ini, dia
akan menelanmu utuh. Cara yang dimaksud, adalah menjawab dengan kalimat : "Keabadian
adalah ilusi. Ular itu menggigit ekornya sendiri, dan, pada waktunya, kepala
akan memakan kepala."
Dia akan melepaskanmu,
seolah-olah kamu adalah bejana wabah. Dia akan mendesis, dan meninggalkanmu
dengan jijik.
Sekali lagi, kau akan
menunggu. Entah berapa lama. Tidak ada yang harus kau lakukan selama menunggu. Kau
bahkan dianjurkan untuk tidak berpindah tempat. Tetaplah berdiri; kau tidak
boleh duduk. Kau tidak boleh mondar-mandir. Jika kau tergerak, jika kau
bersandari di tanah, maka kau akan binasa.
Waktu penantian akan selalu
berakhir pada malam hari. Di waktu yang ditentukan, kau akan melihat ke langit
malam, dan mendapati bumi yang bulat tergantung di sana menggantikan bulan.
Mengelilinginya, adalah seekor Ular besar, yang tengah menggigit ekornya
sendiri.
Geliatnya menimbulkan
tsunami, napasnya mengaduk batu dengan angin topan. Dari balik cakram bumi,
akan muncul salah satu Dewa Tua, dengan keretanya, dengan palunya. Kosmos akan
berputar dan mengamuk di sekitarnya seperti badai, dan keabadian akan ada di
matanya.
Kau harus memberitahunya ini,
berteriaklah seakan kau tidak peduli akan pita suaranmu ; "Meskipun kepala Ular akan kau hancurkan
di bawah palumu, datanglah Waktu, dimana kemenanganmu tidak akan pernah
sempurna. Racun yang keluar dari setiap gigi yang patah dan sobekan dagingnya,
akan menghantammu seperti lautan, di mana kamu akan tenggelam, dan terus
tenggelam.”
Jika kau selamat dari
murkanya, karena dia adalah Dewa yang sombong, dia akan memberimu palunya. Simbol
ular, akan melingkar dalam infinity terukir dikedua muka palu. Ini adalah objek nomor 444 dari 538,
dan penyatuan tidak boleh terjadi
Baca
The Holders Series Lainnya (400 – 538)
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 444 : The Holder Of Serpents"
Post a Comment