From
theholders.org
Translated
By Admin
Kunjungi rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun, tetapi jangan memasuki gedung. Alih-alih, carilah disekitar gedung tersebut, sebidang rumput dan tanah terbuka. Duduklah disana dan saksikan matahari terbenam. Begitu matahari bertemu dengan cakrawala dan langit bersinar dalam pendaran merah seperti lautan darah, pejamkan matamu rapat-rapat dan ucapkan kata-kata ini: “Mengapa engkau berharga?”
Begitu kata-kata ini keluar
dari bibirmu, kau akan merasakan angin bertiup di sekitarmu. Guntur akan
bergemuruh, kilat akan pecah, dan bumi akan berguncang. Kau tidak boleh, kapan
pun selama kekacauan ini, membuka matamu; mata manusia tidak dimaksudkan untuk
menjadi saksi penciptaan alam semesta.
Begitu angin mereda dan
hiruk pikuk hilang, Kau akan mulai melihat banyak hal, bahkan dengan mata
tertutup. Kau akan segera menemukan dirimu duduk di depan gerbang berwarna gading
yang besar; yang merupakan pintu masuk ke taman yang luas dan indah.
Akan ada seorang pria yang
memegang pedang menyala berdiri di depan gerbang. Tidak peduli seberapa kuat
taman memanggilmu, serta tidak peduli seberapa tergoda kau untuk mendekati
gerbang, kau tidak boleh melakukannya. Taman tersebut bukanlah tujuanmu.
Kau malah harus menguatkan
dirimu dengan tekad dan pergi ke kiri gerbang tanpa ragu. Kau tidak perlu
berjalan jauh, jarak pendek saja sudah cukup. Cukup berjalan sampai kau tidak
lagi mendengar kicauan burung di taman atau mencium aroma bunga, lalu kau bisa
berhenti berjalan.
Sekarang kau dapat membuka
matamu.
Melawan semua alasan,
penglihatanmu akan diliputi kegelapan total. Dalam kegelapan ini kau akan
mendengar suara seorang pria. Dia akan berbicara tentang pemberian dan
kelayakan, kehormatan dan pelanggaran. Dia juga akan berbicara tentang
keputusasaan dan kehancuran. Dengarkan dia sebentar. Setelah Kau merasa sudah
cukup mendengar, sela dia dengan pertanyaan:
“Apakah
kau orang yang menjaga saudaramu?”
Saat ini, suaranya akan
tiba-tiba berhenti. Langkah kaki akan terdengar mendekatinu, bergema seolah-olah
di atas lantai kayu keras. Sebuah sosok akan terlihat; tampaknya terwujud dari
kehampaan di sekitarmu. Seorang pria, akan berdiri sendirian di lautan
kegelapan mutlak. Pria itu akan terlihat biasa saja; tidak mengerikan, tidak menakutkan.
Setengah baya, nampak lelah; tapi biasa.
Satu-satunya hal yang
benar-benar mengganggu darinya adalah matanya. Di matanya, kau akan melihat
penderitaan dan kesepian yang tak terukur. Kau akan melihatnya dan kau akan
dipaksa untuk merasakan sebagian penderitaan itu di hatimu hanya dari
menatapnya.
Dengan berbisik, dia akan
menceritakan kisah cinta, kecemburuan, pengkhianatan, dan hukuman kepadamu. Dia
akan menceritakan kisahnya kepadamu dan dia akan menjelaskan dengan tepat di
mana kau berada sekarang. Dengarkan baik-baik.
Kau berdiri di tanah Nod; Bagian Timur dari Eden. Kau berdiri diatas tanah yang lolos
dari kuasa tuhan, dimana penghuninya adalah sosok yang tidak dicintai oleh
keberadaan manapun. Sayang atau malah untung, siksaan seperti itu tidak
disertai dengan keabadian, dan waktu akhir dari pria didepanmu ini semakin
dekat.
Jika dia harus mati sebelum
Objek disatukan, Maka kenyataan bahwa tuhan telah meninggalkan realita ini akan
terkabarkan ke seluruh alam semesta, dan semuanya yang pernah ada akan hilang
begitu saja
Tanah
Nod adalah Obyek 374 dari 538,
Sang Holder memintamu untuk
menggantikannya.
Baca
The Holders Series Lainnya
Catatan
Admin : wait.. wait.. wait.. jadi di cerita ini diungkapkan
bahwa ‘tuhan’ telah pergi dari universe ini. Trus menurut cerita The
Holder Of Dieties, artinya ada sosok lain diatas sana yang menggantikannya?
Namun karena sosok itu tidak se ‘omnipotence’ tuhan yang asli, obyek nomor 311
menjadi media untuk menyimpan doa-doa yang tidak bisa dijawab? Gitu gk sih?
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "374 : The Holder Of Nod"
Post a Comment