From
theholders.org
Translated
By Admin
Dahulu kala, ada seorang Seeker yang pergi ke rumah sakit jiwa. Dia berjalan ke meja depan, dan langsung menanyakan untuk bertemu dengan orang yang menyebut dirinya "Pemegang Cerita"
Ekspresi bingung melintas di
wajah pekerja ketika sang Seeker bertanya.
"Siapa?"
resepsionis mencoba memastikan.
"Pemegang Cerita, atau The Holder Of The Story." Sang
Seeker mengulangi.
Sang resepsionis nampak
bingung. Dia bersikeras bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang sosok yang
dimaksud. Berkali-kali, Sang Seeker mengulangi permintaanya dengan menyebut
nama ini. Karena suatu alasan, dia sangat bersikeras untuk mengunjungi sosok
misterius ini.
Tentu karena terus dibantah,
Seeker itu menjadi marah. Mungkin dia adalah sosok yang bersumbu pendek dan
menjadi tidak terima ketika dia ditolak. Pada akhirnya, karena kesal,
resepsionis mengancam akan memanggil keamanan.
Seeker itu cerdas. Dia
berhenti dan pergi setelah situasi menjadi runyam. Mungkin karena dia tau bahwa
hal akan mencari semakin rumit jika dia tetap tinggal, atau karena mungkin dia
pada akhirnya tahu bahwa dia telah gagal dalam pencariannya.
Keesokan paginya,
bagaimanapun, Seeker tersebut ditemukan tewas di rumahnya sendiri. Dia
meninggal dalam tidurnya. Dia telah diincar, atau bisa saja ini adalah
konsekwensi yang datang setelah melakukan hal yang dilarang dalam perjalanan
gagalnya tempo hari.
Apapun itu, kisah Seeker tersebut
pun Berakhir.
~xXx~
Dahulu kala, ada seorang Seeker
yang pergi ke perpustakaan dan bertanya kepada pustakawan, untuk bertemu dengan
sosok yang menyebut dirinya "Pemegang Cerita".
Mendengar permintaan itu, Pustakawan
menghilang di bawah meja dan muncul kembali dengan kartu perpustakaan. Di atas
kartu itu, tertulis kata-kata yang tidak dapat dikenali karena tercetak dalam
bahasa yang asing. Hanya saja, terdapat nama sang Seeker yang tertulis dalam
bahasa yang diketahui Seeker tersebut. Sang Seeker menerima benda itu dengan
rasa terima kasih, meskipun, dia sejatinya menyembunyikan keterkejutan dan
ketakutan yang menyelimuti perutnya.
Pustakawan kemudian
mengarahkan sang Seeker ke bagian perpustakaan yang belum pernah dia lihat
sebelumnya, sebelum kemudian pergi tanpa sepatah kata pun.
Sang Seeker berjalan
diantara bagian perpustakaan yang menakjubkan ini. Rak-rak disana dipenuhi buku
tebal tua, yang diikat dengan tali menyerupai makhluk hidup yang menggeliat.
Buku-buku yang disajikan, memiliki judul dalam bahasa yang tidak dikenalnya, sama
seperti kartu perpustakaan yang dia terima.
Meskipun begitu, seiring
mata sang Seeker membiasakan diri atas tulisan-tulisan asing itu, secara
perlahan dia mulai memahami arti dari bahasa asing tersebut. Buku-buku disana
rupanya menyajikan kisah penebusan, romansa, serta petualangan.
Bahkan hanya dengan membaca
judul-judul belaka, akan membawa air mata, kegembiraan di hati, atau bahkan
ketakutan tiada tara kepada sang Seeker. Itu adalah dongeng dengan tema yang
akrab, namun secara bersamaan terasa alien (atau asing). Sesuatu dalam diri
sang Seeker merindukan kisah-kisah ini, sama seperti ketika kita semua
merindukan jawaban atas pertanyaan dan solusi untuk masalah kita.
Godaan untuk membacanya
menjadi semakin besar, bahkan, hampir tak tertahankan. Keingintahuan sang
Seeker seperti beban berat di pundaknya. Dia tidak melihat ada salahnya
mengeluarkan segelintir buku dan membacanya sekilas. Sebagian besar kata-kata
di dalam buku-buku itu mungkin belum sepenuhnya diketahui olehnya, tetapi hanya
dari memegang buku-buku itu saja,
gambaran cerita didalamnya akan secara samar terwujud dengan sendirinya
di dalam benak sang Seeker.
Sesekali dia akan mencoba
menyentuh satu sampai dua buku, sebelum kemudian gambaran dari bagian cerita
yang datang seperti memori, akan memaksanya untuk melepas sentuhannnya ke buku
yang sempat membuatnya tertarik. Di dalam godaannya yang membara, ada kepastian
yang aneh.
Lama sang Seeker menjelajah,
Seorang lelaki tua buta berpakaian sehelai kain putih, kemudian mendekatinya dan
meminta kartu perpustakaan kepada sang Seeker. Karena tadi dia sudah
mendapatkannya, Seeker kemudian memberikan kartu yang sedari tadi dia bawa
kepada sang lelaki tua. Pak tua itu nampak mengelus kartu itu sebentar sebelum mengangguk-angguk.
"Apa cerita
favoritmu?" tanya sang pak tua kepada Seeker.
Sang Seeker menoleh. Kisah
yang telah dibacanya kemudian akan tumpah dari bibirnya di luar kemauanya
sendiri. Dia akan menceritakan kisah kesukaannya dari sekian cerita yang dia ketahui
disini. Dia bercerita di dalam bahasa yang dia ketahui. Bahkan ketika lidahnya
terpelintir dan kaku, dia akan terus berbicara. Kata terakhir dari cerita itu;
adalah kata terakhir yang akan pernah dia ucapkan (dia menjadi bisu).
Setelah selesai, Orang tua
itu kemudian mengembalikan kartu perpustakaan yang dia pegang kepada sang
Seeker. Nama sang Seeker yang tercetak di kartu perpustakaan tersebut, kini
telah terganti dengan kata terakhir yang diucapkannya
Sang Seeker akan menerima
benda itu dan dipersilahkan untuk kembali ke rumahnya. Jalannya kini telah ditentukan
dan dia tahu apa yang harus dilakukan.
Benda itu (kartu
perpustakaan), menjadi magnet bagi mereka. Ketika mereka datang untuk menemukan
sang Seeker, dia tidak akan bisa lagi berteriak atau memohon.
kisah Seeker tersebut pun Berakhir.
~xXx~
Dahulu kala, ada seorang
Seeker yang pergi ke perpustakaan dan bertanya kepada pustakawan untuk menemui
sosok yang menyebut dirinya “The Holder
Of The Story”
Mendengar permintaan itu, Pustakawan
menghilang di bawah meja dan muncul kembali dengan kartu perpustakaan. Di atas
kartu itu, tertulis kata-kata yang tidak dapat dikenali karena tercetak dalam
bahasa yang asing. Hanya saja, terdapat nama sang Seeker yang tertulis dalam
bahasa yang diketahui Seeker tersebut. Sang Seeker menerima benda itu dengan
rasa terima kasih, meskipun, dia
sejatinya menyembunyikan keterkejutan dan ketakutan yang menyelimuti perutnya.
Pustakawan kemudian
mengarahkan sang Seeker ke bagian perpustakaan yang belum pernah dia lihat
sebelumnya, sebelum kemudian pergi tanpa sepatah kata pun.
Sang Seeker berjalan
diantara bagian perpustakaan yang menakjubkan ini. Rak-rak disana dipenuhi buku
tebal tua, yang diikat dengan tali menyerupai makhluk hidup yang menggeliat.
Buku-buku yang disajikan, memiliki judul dalam bahasa yang tidak dikenalnya, sama
seperti kartu perpustakaan yang dia terima.
Bahkan hanya dengan membaca
judul-judul belaka, akan membawa air mata, kegembiraan di hati, atau bahkan
ketakutan tiada tara kepada sang Seeker. Itu adalah dongeng dengan tema yang
akrab, namun secara bersamaan terasa alien (atau asing). Sesuatu dalam diri
sang Seeker merindukan kisah-kisah ini, sama seperti ketika kita semua
merindukan jawaban atas pertanyaan dan solusi untuk masalah kita.
Godaan untuk membacanya
menjadi semakin besar, bahkan, hampir tak tertahankan. Keingintahuan sang
Seeker seperti beban berat di pundaknya. Sayangnya, sang Seeker menolak untuk
mengambil, ataupun hanya sekedar menyentuh buku-buku tersebut.
Dia hanya berputar-putar
tanpa arah, sesekali, jika dia lelah, dia akan terduduk di lantai. Dia bahkan
tidak membiarkan pundaknya bersender diantara lemari buku manapun yang ada
disini.
Tak lama kemudian (cukup
lama sebenarnya), sang Seeker akan dihampiri oleh seorang lelaki tua buta yang
mengenakan kain putih. Orang buta tua itu akan meminta kartu perpustakaan kepada
Seeker. Karena tadi dia sudah mendapatkannya, Seeker kemudian memberikan kartu
yang sedari tadi dia bawa kepada sang lelaki tua. Pak tua itu nampak mengelus
kartu itu sebentar sebelum mengangguk-angguk.
"Apa cerita
favoritmu?" tanya sang pak tua kepada Seeker.
“Tidak ada.” Adalah jawaban
sang Seeker “bagaimana denganmu, pak tua. Apa cerita favoritmu?”
Pria buta tua itu tersenyum.
Dari mulutnya, orang tua itu akan mulai menumpahkan sebuah cerita yang belum
pernah ditulis oleh penulis mana pun. Cerita itu akan diucapkan dalam bahasa
yang tidak dapat dipahami oleh sang Seeker, namun, entah bagaimana, dia akan
memahaminya.
Sayang, keseluruhan cerita
itu menggerogoti jiwa sang Seeker. Ketika pak tua itu selesai bercerita,
kewarasan sang seeker sudah sepenuhnya menghilang. Setiap memori, kenangan
serta kemampuan berpikir, kini sudah digantikan oleh detali dari cerita
tersebut tanpa terkecuali.
Seeker itu mengembara di
perpustakaan aneh itu selama sekian milenia, sebelum kemudian secara kebetulan
menemukan jalannya kembali ke peradaban manusia.
Peradaban yang dia kenal
sudah berubah, namun, apakah itu berarti? Mengingat Seeker tersebut sekarang
hanyalah sosok yang tidak lebih dari orang dengan ganguan jiwa—Atau setidaknya,
begitulah orang-orang di dunia luar melihatnya.
Kisah Seeker tersebut pun
Berakhir... namun ceritanya bisa diwariskan.
Cerita
yang dia bawa, adalah objek 330 dari 538. Cerita ini telah
menentukan banyak tujuan, dan tujuan serupa akan lebih banyak dibutuhkan,
ketika hari penyatuan tiba.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Holder of story: "what's your favorite story ?"
ReplyDeleteMe: "proceed to tell whole 538+ story chapter"