From
theholders.org
Translated
By Admin
Untuk mencari obyek ini, kau harus pergi ke tempat penyewaan perahu, feri atau transportasi jalur laut manapun yang menyediakan layanan untuk perjalanan ke Samudra pasifik.
Kepada penjaga loket,
ataupun administrasi di meja depan, mintalah untuk bertemu dengan sosok yang
menyebut dirinya “Sang Pemegang Laut
Barat” atau “The Holder Of The Western
Seas”
Mendengar permintaanmu,
orang di meja akan segera terlihat seperti mabuk laut, dan siap untuk muntah. Setelah
selesai memuntahkan seluruh isi perutnya di lantai terdekat, orang tersebut
akan membawa dan mengarahkanmu ke sebuah taksi biasa yang menunggu di luar. Dia
kemudian akan masuk ke kursi pengemudi dan kau akan diajak untuk berkendara selama
beberapa waktu.
Waktu perjalanan tidak
menentu. Bisa jadi beberapa saat, bisa juga berjam-jam lamanya. Meskipun begitu,
tujuannya akan tetap sama; Para Seeker akan selalu dibawa ke sebuh dermaga
kecil dipinggiran sungai, atau danau yang memiliki terusan ke laut. Di tempat
itu, akan ada perahu motor kecil yang sudah menunggu.
Kau kemudian akan
diinstruksikan untuk menggunakan perahu itu demi melanjutkan perjalananmu
seorang diri. Di perahu tersebut, seharusnya ada kompas kuningan terang seukuran
CD dan setebal satu inci. Benda ini sangat penting karena jika benda itu tidak
ada di perahu, kau harus membatalkan perjalananmu saat itu juga. Akan sudah
sangat terlambat bagimu untuk pergi, ketika pemandumu itu selesai melepas tali
perahu dari dermaga, dan kau akan dipaksa melakukan perjalanan tanpa kompas.
Jika kau telah menaiki
perahu, dan diantara 50/50 kemungkinan ada kompas kuningan didalamnya, nyalakanlah
mesin dan pergilah ke lautan terbuka. Kau tidak perlu secara literally pergi ke samudra pasifik. Kau
hanya perlu berperahu ke tengah lautan, sampai kau tidak dapat melihat daratan
sama sekali dengan matamu.
Sekarang, atur kompas di
pangkuanmu dan fokuslah padanya untuk mengikuti ujung jarum. Dalam hitungan
detik, setelah perahumu kembali melaju ke arah yang ditentukan, kau akan secara
perlahan mendengar nyanyian yang bernada berat dan hampa. Nyanyian itu akan
terdengar selama beberapa saat hingga nadanya semakin keras dan tinggi. Teruslah berperahu ke arah yang ditunjukkan
kompas.
Begitu kebisingan hampir
memekakkan telinga, mulailah pergi ke utara, dan jangan biarkan matamu goyah
dari kompas itu. Jika nyanyian berhenti selama lebih dari tiga detik,
menyelamlah ke dalam air dan jangan pernah muncul lagi. Ayalnya, dimakan hiu
atau tenggelam akan lebih menyenangkan dibanding melihat sesuatu yang bisa kau
temui di atas ombak.
Ku asumsikan perjalananmu
lancar dan kau tidak perlu menenggelamkan dirimu sendiri di hamparan air asin. Akhirnya,
Kau akan merasakan perahumu menabrak sebidang tanah. Selamat, Kau telah tiba di
pusat kekacauan.
Di pulau kecil itu, kau akan
menyadari bahwa tempat itu dipenuhi patung batu besar. Sekilas akan seperti
patung moai, namun jika kau melihat dengan seksama, patung itu sangat berbeda.
Di hamparan pasir, akan terdapat api unggun besar yang berkobar menyambut. Meskipun,
nampak tidak diketahui siapa atau apa, yang menyusun api unggun tersebut pada
awalnya.
Kusarankan untuk mengabaikan
patung-patung batu besar yang ada. Walau terkadang kau akan merasa bahwa mereka
berpindah-pindah tempat ketika kau tidak melihat, namun mengasumsikan bahwa itu
adalah imajinasimu, akan meringankan beban mentalmu dalam perjalanan ini.
Disisi lain, berjalanlah
mendekati api, sambil menatap kompas, dan tanyakan pada api, "Apa yang mereka rencanakan dengan
bumi?"
Ketika pertanyaanmu itu
didengar, dari arah patung-patung batu akan terdengar dengungan hebat dalam bas
yang akan menggetarkan sumsummu sampai ke inti. Diam saja dan dengarkan,
sebelum kemudian area sekitar tenang kembali.
Sekarang, lihat ke dalam
api, sedalam mungkin, dan ketika kau melihatnya, Kau akan merasa bahwa kau
telah diminta untuk menyerahkan kompasmu ke kobaran api (membakarnya). Jika kau
melakukan penolakan dalam bentuk apapun, maka api tersebut akan mengambilnya
darimu dengan kobarannya yang membengkok kearahmu secara tidak logis. Sentuhan kobaran
api itu ke kulitmu, akan terasa 1000 kali lipat dari panas api manapun yang kau
tau di bumi.
Sementara, Jika kau
memberikan kompasnya secara sukarela, maka bersiaplah untuk berlari. Saat
kompas meninggalkan ujung jarimu, segera larilah ke tengah api unggun besar itu;
abaikan rasa sakit atau rasa terbakar yang pasti akan kau rasakan. Abaikan juga
cengkeraman membara dari semua Seeker yang telah tewas dalam api ini sebelum kedatanganmu.
Dan, jika kau bisa, abaikan serta jeritan kesakitan terakhir mereka saat
potongan daging terakhir meleleh dari tulang mereka untuk pada akirnya hangus membara.
Jika, entah bagaimana, kau
dapat mencapai pusatnya sebelum kakimu meleleh menjadi bara panas—yang akan membuatmu kekal dalam keabadian mimpi
buruk dimana kau akan terus menjerit, terbakar, dan tidak pernah mati ini—maka
kau akan dibasuh dalam kehangatan yang menenangkan.
Pada ujung keberhasilanmu
dalam melewati ujian, kehangatan akan menghanyutkanmu ke dalam tidur lelap sebelum
kau terbangun di tempat lain. Kau akan menemukan dirimu berada di sebuah pantai
tropis di suatu tempat di kepulauan Hawaii. Di sakumu, akan ada dua hal selain
apa pun yang kau miliki: pertama adalah tiket
pesawat ke mana pun di dunia, yang paling kau butuhkan saat ini, dan yang kedua
adalah korek api kecil berukir, yang terbuat dari kayu gelap padat berbentuk
kepala moai.
Pemantik
itu adalah Objek 327 dari 538.
Hati-hati, karena api yang
dibuat oleh obyek ini tidak akan bisa mati. Seaneh kedengarannya, bahkan sang
Holder menganjurkanmu untuk membakar seluruh perairan laut barat, jika perlu,
semisal kau ingin membuktikan seberapa dahsyat kekuatannya.
Apinya adalah obor penerang
bagi para obyek yang ingin bersatu.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
jadi holder nya api unggun ya
ReplyDelete