From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau datangi sendiri. Saat Kau berjalan ke meja depan, mintalah untuk mengunjungi sosok yang menganggap dirinya "Pemegang Pengekangan" atau “The Holder Of Restraint”
Jika orang yang bekerja di
meja depan tiba-tiba tampak gembira, segera pergi. Kau berada di tempat yang
salah, dan kau tidak ingin bertemu dengan sesuatu yang benar-benar ada di sini.
Tetapi, jika dia tampak tidak peduli dan bosan, ulangi permintaanmu dengan
lebih tegas. Jika dia terus mengabaikan permintaanmu, jangan ragu untuk membuat
ancaman pembunuhan sampai dia menjawabmu.
Setelah dengan terpaksa
menanggapimu, dia kemudian akan membawamu ke Lemari Petugas Kebersihan
sederhana yang ada di suatu tempat di institut ini. Setelah sampai disana, dia
akan membuka kunci pintu dan mulai mendahuluimu menuju kegelapan. Hentikan dia
dengan cara paling kasar yang kau bisa—Pemegang Pengekangan tidak punya waktu
untuk bersikap sopan, dan usahakan kau di depan sang pekerja setelah sampai di
titik ini.
Sang pekerja tidak akan
punya pilihan. Meskipun tidak ada alasan yang jelas kenapa dia masih disini,
namun sang pekerja akan terus mengikutimu masuk ke ruang gelap. Dia bahkan akan membanting pintu hingga tertutup di
belakangmu. Hingga membuatmu bermandikan kegelapan pekat. Saranku, teruslah
maju, meskipun pandanganmu terbatasi.
Perjalanan akan terasa berjam-jam,
dan jika suatu saat kau melihat cahaya di kejauhan, berhentilah. Jangan lakukan
upaya apapun untuk mendekati. Apabila cahaya semakin terang, berbaliklah ke
arah yang sebaliknya. Cahaya memang bagus, namun tidak di tempat ini.
Terus berjalan dalam
kegelapan hingga kau merasakan semburan udara dingin menerpamu dari belakang. Setelah
berjalan entah berapa lama, kau akan menemukan dirimu tiba-tiba berjalan keluar
dari gang yang gelap, dan jalan-jalan di sisi lain nampak berbatu dan kuno—arsitekturnya
aneh. Mungkin itu adalah jalan-jalan di era yang berbeda.
Pekerja yang tadi
mengikutimu, bagaimanapun, sekarang sudah tidak terlihat lagi.
Berjingkat diam-diam sampai kau
dapat melihat jalan dan trotoar yang kosong dengan jelas. Ingatlah untuk tetap
berada dalam bayangan dari struktur atau obyek besar apapun yang ada. Meninggalkan
kenyamanan atas rasa teduh yang menaungi dari cahaya yang ada di langit,
mungkin akan kau sesali karena cahaya yang datang dari atas bukanlah cahaya
matahari.
Setelah mengeksplorasi tanpa
arah, disuatu titik, kau akan melihat seorang pemuda tampan nampak bersandar di
tiang lampu sendirian. Dia haruslah memiliki rambut pirang; karena berambut
pirang, adalah ciri dari sosok yang benar. Hal ini tentu menjelaskan apabila
kau melihat sosok apapun yang bersandar di tiang lampu namun dia tidak berambut
pirang, maka kau harus melarikan diri. Kembalilah
ke arahmu datang untuk masuk ke dalam area yang dimakan kegelapan tadi. Pahamilah
bahwa mencari keberuntungan atas jalan keluar di tempat gelap itu, akan lebih
menyenangkan dibanding terus berada di kota aneh tersebut.
Mendapati sosok yang benar,
bagaimanapun, menandarkan bahwa kau boleh tinggal sedikit lebih lama di kota
itu. Camkanlah bahwa kau masih harus tetap menghindari sinar ‘matahari’ yang
datang dari atas, dengan terus bersembunyi di dalam bayangan.
Pria berambut pirang itu
tidak akan melakukan apa pun untuk jangka waktu yang lama; hanya bersandar pada
tiang lampu dengan bosan ketika beberapa pria dan wanita melewatinya. Hal ini,
akan terus berlangsung sampai pada akhirnya tidak akan ada lagi orang disekitar
dan hanya menyisakan kau dan dirinya saja.
Kau tidak boleh menyapa
ataupun menginterupsinya. Bahkan, sebenarnya, sia-sia saja apabila kau ingin
melakukannya karena dia tetap tidak akan bergeming dari tempatnya. Ketika kau
mendekati titik tidak sabar dan hendak melakukan hal-hal yang kelewatan, itulah
ketika seorang wanita muda berambut hitam akan muncul dari ujung jalan.
Apa yang terjadi selanjutnya,
telah menyebabkan banyak Pencari menuju kematian mereka.
Pria yang telah kau awasi
dengan saksama selama beberapa jam terakhir akan menangkap wanita itu dan
memperkosanya dengan kasar di depan matamu sendiri. Kau akan dipaksa untuk
mengawasi pria itu sampai dia selesai dengan korban malangnya
Sang wanita, dia akan
berteriak dan memohon bantuanmu, tetapi kau harus mengabaikannya. Kendalikan
akal sehatmu selama kekejian itu tejadi, tidak peduli apa yang diteriakkan oleh
hati nuranimu. Terburu-buru menghampiri mereka sekarang, hanya akan menjadi
tindakan yang sangat bodoh bagi seseorang yang menghargai kehidupan bebas di
luar realita palsu ini.
Setelah pria itu selesai
dengan kesenangannya yang bengkok, dia akan menggorok leher korbannya dan
adegan itu akan menjadi hampir tak tertahankan bagimu untuk tidak pergi ke sana
dan menyelamatkan sang korban. Jangan lakukan. Percayalah; itu hampir berakhir.
Sang lelaki kemudian akan
mengakhiri kegiatannya lalu melarikan diri. Meninggalkan sang korban yang kini
telah berubah menjadi seonggok daging tak berdaya di tempat yang sama. Tangisannya
sudah berhenti, menyisakan diam senyap yang datang dari setiap kegiatan jahat
manapun.
Setelah kau yakin aman,
larilah dan dekati mayat berdarah wanita
itu. Berlutut di samping tubuhnya yang malang, pegang tangannya yang lemas di
tanganmu dan tanyakanlah kepadanya "Apakah Mereka dapat menahan hasrat mereka untuk bersatu?"
Sebagian besar wajahnya akan
ditutupi oleh rambut hitam legamnya, tetapi mulutnya yang bebas akan menjawab pertanyaanmu.
Mulutnya yang berlumuran darah dan memar akan membisikkan kepadamu kebenaran
yang paling menyedihkan. Kalimatnya akan sulit didengar, jadi pastikan kau
mencondongkan tubuh ke arahnya untuk menerima jawabanmu—jika tidak, kau akan
merasakan penyesalan yang membara karena melewatkan beberapa kalimat yang dia
bisikkan.
Jawabannya akan singkat dan
cepat, tetapi keputusasaan dan kekosongan yang ditinggalkannya sangat menyiksa.
Beberapa Pencari bahkan telah mengambil nyawa mereka sendiri pada saat ini.
Setelah mayat itu selesai
berbisik, pegang tangannya di genggamanmu, tutup matamu dan hitung sampai lima
dengan keras, sehingga jiwanya yang tersiksa dapat mendengar kata-katamu yang
menenangkan.
Setelah Kau mencapai angka
terakhir, kau bebas membuka mata. Kau akan mendapati dirimu duduk di kursi di
Aula Rekreasi, di dalam institut kesehatan yang tadi kau datangi. Di tanganmu,
akan tergenggam satu sarung tangan musim dingin. Hanya satu, tanpa pasangannya.
Sarung
Tangan itu adalah Objek 325 dari 538. Hanya benda itu lahyang
mampu menutupi kecerobohan mereka.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "325 : The Holder Of Restraint"
Post a Comment