From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau datangi sendiri. Ketika kau sampai di meja depan, mintalah untuk bertemu dengan seseorang yang menyebut dirinya Pemegang Kemunafikan atau “The Holder Of Hypocrisy”
Raut kepercayaan diri akan
muncul di wajah pekerja, dan dia akan mulai beranjak pergi setelah menyuruhmu
untuk ikut dengannya. Jangan ikuti dia;
melakukannya berarti mengundang kematian. Saat dia berbelok disuatu cabang
lorong, dia akan menyadari bahwa kau tidak mengikutinya, dan akan merintih
sebelum kemudian dia bergegas kembali ke tempatmu berada. Dia akan menyuruhmu
dengan lebih memaksa bahwa kau harus mengikutinya, dan bahkan akan sering melihat
ke belakang untuk memastikan bahwa kau benar-benar mengikutinya kali ini.
Seakan tidak punya pilihan,
kau boleh mengikutinya di permintaan keduanya itu. Ikuti dia, dan dia akan
membawamu ke bagian sayap institusi yang sepertinya sudah bertahun-tahun tidak
ditempati. Namun, jika kau melihat lebih dekat, kau akan menyadari bahwa kerusakan
ruang yang ada adalah ilusi. Serpihan cat yang melapisi lantai telah dikikis
secara metodis dari dinding, dan bola lampu yang kau pikir rusak karena usia
sebenarnya memang sengaja dihancurkan.
Kamar berukuran sedang yang
biasa menampung pasien di bagian tempat tersebut telah diganti dengan sel
berukuran lemari kecil yang dilapisi kisi kawat dan disatukan dengan paku rel.
Saat kau mengikuti pekerja
di lorong, kau mungkin sesekali akan mulai mendengar suara orang lain. Sel-sel
yang ada disana rupanya tidak kosong—mereka diisi atau ditempati oleh berbagai
macam orang dengan tingkat kegilaan yang berbeda-beda. Meskipun begitu, seruan
minta tolong yang datang hampir dari seluruhnya, akan membuatmu sulit
membedakan mana yang gila akut dan mana yang hanya sekedar gila ringan.
Abaikan saja mereka.
Malahan, jangan pandangi mereka betapapun memilukannya tangisan yang kau dengar.
Jika lau melakukannya, orang yang kau tatap akan terkekeh gembira seakan dia
tau bahwa dia akan segera dibebaskan, karena telah ‘kau pilih’. Hal yang kau
tau setelahnya adalah, dia serta pekerja yang memandumu akan memaksamu masuk ke
sel untuk menggantikannya.
Lanjutkan saja berjalan
melewati aula, dan tetap ikuti pekerja itu. Lorong akan semakin sempit, sampai
sisi-sisi sel akan menggores pakaianmu dan jari-jari dari para penghuni malang
disitu akan mampu mencakar wajahmu, kakimu, atau apapun yang bisa mereka
jangkau.
Ketika kau mendengar suara
wanita bergumam "Aku
tahu apa yang kau cari," diantara suara erangan para penghuni
sel, berhentilah segera dan katakan, "Kalau begitu, Kau pasti lebih tahu jalannya."
Lampu akan langsung berkedip
sekali, lalu dua kali, lalu padam. Kau kemudian akan mendengar paku rel
terlepas dari dinding, dan suara besi akan mulai berjatuhan ke lantai. Sekarang,
seluruh jeruji yang mengurung orang-orang disitu akan runtuh dan setiap sel
telah terbuka.
Kondisi yang gelap mungkin
akan membuatmu takut, dan kau akan lebih waspada serta bertanya-tanya, kenapa
runtuhnya sel-sel disekitar tidak menyebabkan para penghuninya berkeliaran
keluar untuk menerkammu. Suasana kosong dan sepi. Lebih aneh lagi karena kau
akan merasa bahwa kau kini seakan sendiri di tempat itu.
Kumpulkanlah tekadmu segera.
Jangan terlalu larut dengan pikiran-pikiran yang tidak penting. Rabalah kiri
dan kanan tembok untuk menemukan satu-satunya jeruji yang belum jatuh. Jika jeruji
yang masih berdiri ada di sebelah kirimu, berdoalah untuk kematian yang cepat
saat para tahanan menjerit dan mulai menyerang setelah kau menyentuh jeruji
itu.
Disisi lain, jika jeruji
yang masih berdiri ada di sebelah kanan, hancurkanlah gemboknya dengan cara
apapun dan masuklah kedalam. Ketika kau sudah ada didalam, Kau akan mendengar suara
wanita itu kembali berkata, "Bukan kesini
jalannya wahai Seeker." berulang kali.
Abaikan dia dan terus
berjalan menjauhi pintu sel ke arah dalam. Semakin kau berjalan, kau akan menyadari
bahwa tidak akan ada tembok penjara yang menghalangimu berjalan maju.
Setelah berjalan di dalam
waktu yang tidak ditentukan, cahaya remang akan datang untuk menyinari 3 buah
pintu yang ada didepanmu. Dua di antaranya berwarna emas, sedangkan salah
satunya dipenuhi rayap. Buka pintu yang dipenuhi rayap— pahamilah bahwa pintu
emas pada kenyataannya tidak lebih baik, dan malah mengarah ke lubang Neraka yang
paling gelap.
Begitu berada di dalam
pintu, kau akan menemukan dirimu berada di panggung ruang kuliah besar dengan
cermin di semua dindingnya. Di podium, adalah seorang pria berjubah perak,
menyapa kursi kosong dalam bahasa yang tidak dikenal. Hanya lihat pria itu
dengan matamu; melihatnya melalui cermin akan membuatmu menjadi gila karena
terkejut dengan penampilannya yang sebenarnya.
Menghindari pantulan cermin,
duduklah di baris terjauh di bagian belakang dan angkatlah tangan ketika dia
terdengar menjeda kalimatnya. Awalnya, dia akan mengabaikanmu. Coba lagi, hanya
ketika dia terdengar menjeda kalimatnya. Di percobaan yang sekian, dia pada
akhirnya akan menoleh kepadamu dan memberimu kesempatan untuk bicara. Pembicara
itu akan melihatmu dengan kesal dan bertanya, "Apakah Kau memiliki sesuatu untuk
ditanyakan?"
Hanya satu pertanyaan yang
memungkinkanmu dapat meninggalkan aula ini hidup-hidup. "Apa yang harus aku lakukan untuk selamat
dari ujian yang harus ku jalani?" Semua
pertanyaan selain itu akan mengungkapkan bahwa aula ini tidak kosong sama
sekali, dan para hadirin rupanya tidak suka diganggu oleh pertanyaan yang tidak
masuk akal.
Atas pertanyaan yang benar,
pembicara akan mundur karena terkejut, dan kau harus menguatkan diri untuk
melihat penampilan ‘ketiga’ miliknya. Cahaya akan memandikannya dalam terang
yang luar biasa, dan dia akan mulai melepas jubahnya, memperlihatkan makhluk
yang begitu mengerikan sehingga udara di sekitarnya akan tampak tercemar. Sosok
ini akan berbeda dari pantulan yang ada di cermin karena, makhluk itu memiliki
wajahmu, wajahmu yang lebih tua sekitar 30 tahun dari umurmu sekarang.
Jeritan akan terdengar dari deretan
kursi bagian depan, menciptakan hiruk pikuk yang menyedihkan namun tanpa wujud.
Lari ke koridor tengah di antara kursi, dan lari ke bawah menuju makhluk itu.
Saat Kau mencapai panggung, jangan menoleh kebelakang karena bagian aula yang
lain kini sudah lenyap.
Bagian penonton sudah hilang,
dan hanya panggung yang tersisa. Makhluk mengerikan di depanmu akan menghadapmu
dengan wujud yang dia gunakan sekarang. Jangan tunjukan rasa takut dan katakan
padanya, maksud kedatanganmu kemari. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa
makhluk itu akan memberikan obyek yang dia jaga.
Jika dia menolak, maka
setiap keinginan dan penyesalan tidak akan ada artinya lagi dihadapan kematian
yang akan menimpamu. Kau akan dibunuh oleh makhluk yang tidak kau ketahui,
dengan alasan yang tidak kau ketahui pula. Kematianmu akan sangat ambigu
sehingga nyawamu mungkin tidak akan pernah tenang di alam apapun yang akan kau
capai setelahnya. Menyebutmu sebagai arwah penasaran mungkin terlalu sepele
karena keadaan arwah mu, nyatanya lebih gawat dibanding arwah manapun yang
pernah mati.
Disisi lain, jika dia
menganggapmu layak dan menerima permintaanmu, dia akan langsung mendekatimu. Dengan
setiap kengerian yang dibawa oleh penampilannya, dia akan menyodorkan sebuah
benda yang terbuat dari logam berat ke tanganmu.
Itu
adalah Mikrofon tua dan merupakan Objek 315 dari 538. Tidak
akan ada penjelasan yang datang dari Holder namun konon katanya, benda Ini akan
membantumu menemukan kebenaran dari para objek. Entah kebenaran mana yang
dimaksud, itu hanya bisa terungkap setelah kau berhasil menemukan cara untuk
menggunakan obyek nomor 315 ini.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 315 : The Holder Of Hypocrisy"
Post a Comment