From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau datangi sendiri. Ketika Kau sampai di meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang menyebut dirinya 'Pemegang Ketakwaan' atau The Holder Of Piety.
Jika resepsionis tiba-tiba
menunduk dan nampak berdoa, maka segeralah pergi. Jangan mencoba untuk meminta bertemu
sang Holder lagi, dan larilah sejauh mungkin dari gedung itu.
Resepsionis akan mengamatimu
dengan hati-hati sampai kau beranjak pergi dan keluar pintu. Janganlah berucap
apapun dan segera pergi karena ketahuilah, apabila kau memaksa bertanya lagi, dia
tidak akan menunggu untuk menghancurkan keberadaanmu sedikit demi sedikit.
Pengetahuannya tentang kelemahan manusia sangat besar, jadi jangan menguji
kesabarannya.
Dia akan menunggu sampai kau
melakukan kesalahan itu.
Disisi lain, Jika
resepsionis memberimu anggukan serius atas permintaanmu, maka keberuntunganmu
belum habis. Dia akan memberi isyarat kepadamu untuk mengikutinya, menuju
lorong ke arah sebuah pintu kayu sederhana.
Dari sana, dia akan
mendoakan yang terbaik untukmu dan beranjak kembali meja ke depan. Perlu
diingat bahwa ini adalah kesempatan terakhirmu untuk mempertimbangkan kembali. Hanya
dari titik ini sajalah kau boleh membatalkan niatmu dan pergi. Namun, jika kau
sudah memantapkan pikiran tanpa menghiraukan konsekwensi, maka lanjutkanlah
perjalanan melewati pintu.
Saat Kau memasuki ruangan, kau
harus meluangkan waktu sejenak untuk terbiasa dengan perubahan cahaya. Saat
matamu menyesuaikan diri, jangan melihat ke lantai apapun yang terjadi. Sang
Holder mungkin masih menunggumu untuk lengah dan apa yang akan kau lihat disana,
bisa saja akan mengejutkanmu.
Jika suatu saat lampu yang
ada di ruangan tiba-tiba bersinar semakin terang dan hampir menyilaukan, tutup
matamu erat-erat dan teriakkan : “Jangan membutakanku! Aku hanya ingin mencari kebenaran!” berdoalah
agar lampu kembali meredup ke sinar yang wajar, karena Hidupmu bergantung
padanya.
Sekarang, ruangan akan
menjadi lebih jelas dari sebelumnya. Begitu kau sudah mulai memahami bentuk
ruangan, kau akan mendapati satu set lilin akan dinyalakan di sudut ruangan
tersebut.
Ruangan yang ada,
bagaimanapun, adalah semacam kuil pemujaan yang sudah tua dan reot. Semua bangku
rusak, debu berserakan di tanah, dan dinding interiornya nampak berlumut dan
mengelupas. Sekali lagi, jangan melihat ke bawah lantai. Melihat ke lantai jauh
masih aman, namun jangan sekalipun melihat ke lantai dekat tempatmu berdiri.
Amati sekitar dengan lebih
seksama dan di sudut yang tersamarkan, kau mungkin akan mampu melihat sosok
berjubah hitam yang tengah berdiri menatapmu. Jubah yang sama warna dengan
kotornya tempat ini, akan membuatnya sedikit terkamuflase. Meskipun begitu,
apabila kau sudah bisa melihat sosok ini, dekatilah dia.
Dia adalah seorang pria.
Yang paling menonjol dari penampilannya adalah rambutnya yang beruban namun
wajahnya yang nampak ‘hampir’ muda. Secara penampilan, dia bahkan akan mirip
seorang lelaki yang sedang ada di umur primanya. Namun jangan tertipu, karena
penampilan bisa mengelabuhi dalam segala hal—termasuk kehadirannya yang ramah
di ruangan itu. Jika keingintahuanmu membuatmu mempertanyakan mengapa rambutnya
menutupi sisi kanan wajahnya, dia mungkin akan terganggu dan menyerangmu.
Bergantung pada suasana
hatinya, dia mungkin akan memintamu untuk melakukan pengakuan dosa. Dia akan
menawarkan konsultasi rohani yang bisa kau gunakan untuk sarana pengakuan. Pahamilah
bahwa dia bersungguh-sungguh dalam ucapanya dan menolak tawarannya, jauh lebih
buruk bagimu daripada hukuman yang ditemukan di neraka.
Itulah kenapa, luangkan
waktumu dan beri tahu dia apa yang mengganggu dan mengganjal di hatimu. Untuk
sebagian besar, dia adalah Holder yang berpikiran terbuka dan sangat solutif. Akuilah
dosamu kepadanya secara jujur, karena dia mampu memberimu pencerahan dan
kebijaksanaan untuk mengatasi masalah yang kau bagi kepadanya.
Ingat, kejujuran adalah
kunci dalam perjalanan kali ini. Hal terakhir yang kau inginkan di hadapannya
adalah berbohong.
Namun, terlepas dari
kebijaksanaanya, ada beberapa kasus dimana dia tidak akan menawarkan pengakuan
dosa. Dia tidak akan menawarkan pengakuan dosa kepada Seeker-Seeker yang katakan
saja.... dia sukai.
Mereka adalah Seeker-Seeker
yang dosanya sudah tidak dapat ditebus. Apa yang mereka lakukan sudah terlampau
keji, dan setiap doa mereka sudah ditolak bahkan sebelum mereka mengucap kata
pertama.
Dalam situasi apa pun yang kau
hadapi, sang Holder akan memintamu mendekat untuk memberikan restunya. Ini
adalah jebakan yang jelas; saat kau menginjakkan kaki di dekatnya, Kau akan
termakan oleh kegilaannya. Setiap muslihat dalam ucapannya akan menyelubungimu
ibarat selimut basah, dan dia akan membongkarmu secara metodis pada tingkat
fisik dan mental sampai kau memohon untuk kegembiraan yang tidak akan pernah
kau dapatkan lagi.
Satu-satunya hal yang dapat
menyelamatkanmu dari kegilaan kalimatnya, adalah tetap berdiri di tempatmu
ketika dia menyuruhmu mendekat. Alih-alih, tanyakan padanya, “Apa yang mereka
yakini?” Ini adalah pemicu yang akan mengungkap wujud asli sang
Holder.
Eksterior dari perawakannya
akan meledak dalam kobaran api dan asap. Wajahnya akan terbuka di bawah rambutnya
untuk mengungkapkan bagian daging hangus yang berdarah. Rongga matanya kosong
dan berlubang tanpa ada apapun selain kegelapan.
Tentu yang paling mencolok,
dalam nyala api, kau akan melihat kebenciannya yang membara saat dia memberi
tahumu tentang setiap tindakan menjijikkan, setiap pernyataan tindakan suci
yang menghujat, dan setiap pelanggaran terhadap sifat manusia atas nama iman.
Dia akan berbicara tentang setiap hal tercela yang telah dilakukan iman
kepadanya. Melalui ini, kau tidak boleh berpaling dari matanya yang kosong.
Saat kau menatapnya, itu akan memberimu ingatan dan kebenciannya. Ini akan
membuatmu marah, tetapi jangan berpaling. Dia tidak menerima orang yang lemah
hati. Jika kebenciannya tidak membuatmu menjadi cangkang kosong, maka kau
berhasil melewati ujiannya.
Setelah dia selesai, nyala
api akan menghilang, meninggalkan tempat itu dalam keadaan yang lebih rusak dari
sebelumnya. Sang Holder, akan menatapmu dengan kondisi yang seperti semula. Dia
kemudian akan berjalan selangkah demi selangkah mendekatimu, sampai matanya
menatap langsung ke matamu.
Senyum dingin akan muncul di
wajahnya saat dia mengulurkan salib yang patah menjadi dua. Terima benda itu
dan pegang erat-erat. Ingat baik-baik kata-kata terakhirnya: “Aku akan menunggu.”
Penglihatanmu akan perlahan
terganggu dan matamu akan terasa seperti terbakar dari dalam. Pegang erat
obyeknya sampai kau mendengar sang Holder berucap selamat tinggal. Sabar; tergantung pada suasana hatinya, rasa sakit
ini bisa berkisar dari satu menit hingga terasa seperti seminggu.
Ketika semua sudah selesai,
buka matamu, dan kau akan berada di reruntuhan kosong di kota tempatmu tinggal.
Salib
yang patah itu adalah Obyek 313 dari 538. Layani tuan barumu
dengan baik; karena dia akan selalu mengawasi.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Dari jadwal Upload yang lama banget, gua ngerasa admin lagi banyak kesibukan di dunia nyata.
ReplyDeleteSaran gua istirahat dulu aja min, kalau kesibukan udah selesai lanjut ngeblog.
Kasihan admin harus ngeblog saat banyak kesibukan.