From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau kunjungi. Saat Kau sampai di meja depan, tatap mata petugas disana dan tanyakan apakah kau boleh mengunjungi "The Holder of Valor"
Ruangan akan mulai gelap,
angin sepoi-sepoi akan mulai bertiup, perlahan menguat menjadi angin kencang.
Semua tanda kehidupan akan mulai memudar secara perlahan dari ruangan, kemudian
mengikutinya, perabotan akan mulai memudar juga.
Hal terakhir yang berdiri
adalah resepsionis, tergantung di udara seperti boneka tak bernyawa dengan
tali, mata merah mautnya terkunci dengan matamu, yang di tengah badai akan
mengeluarkan tawa rendah dan jahat, seolah-olah Iblis sendiri sedang mengejekmu.
Sebelum kegelapan menyelimutimu, dia akan menghilang, meninggalkan gema yang
menakutkan di antara angin.
Saat selubung kegelapan
menghilang di hadapanmu, jalan batu tua yang panjang dan berliku akan mulai
terwujud. Hukum fisika akan tampak miring disini, tapi jangan dipikirkan. Api
akan beterbangan dari kegelapan di luar jalan, dan wajah yang selalu berubah akan
terlihat di jantung api, meneriakkan pesan putus asa terakhir mereka saat
mereka hidup di dimensi asing ini.
Saat jalan menanjak dan
mengecil di sekitar tepi realitas, kabut keperakan
yang sejuk akan turun ke jalan. Pikiran putus asa akan mengaburkan konsentrasimu,
dan perasaan sukacita yang masih kau miliki akan dikuras habis.
Kabut tersebut membawa
sesuatu; kau akan melihat dunia terbakar di depanmu, orang yang kau cintai akan
dibunuh oleh orang-orang yang asing, namun sangat familiar secara bersamaan.
Tidak ada yang akan bertahan
dari imajinasi gila ini, tidak peduli seberapa kuat mereka tampaknya. Hanya
mereka yang cukup berani merelakan kematian orang terkasih dan lepas dari
sedih, yang kemudian memiliki kesempatan untuk melanjutkan perjalanan di
dimensi terkutuk ini.
Saat Kau melakukan
perjalanan lebih jauh ke alam hampa ini, tubuhmu akan menjadi semakin sulit
untuk berjalan dengan benar. Bahkan jika kau tersandung dan jatuh di antara
jalan yang asing ini, janganlah takut dan mulailah berjalan lagi. Paksakanlah
dirimu untuk berdiri, jika kau tidak mau termakan oleh kekosongan yang semakin
meluas disekitarmu.
Jika tekadmu tetap tidak
tersentuh, jiwamu akan terlindung dari kengerian yang dibawa oleh kabut perak.
Apabila kau terus menggerakkan tubuhmu ke depan, maka cepat atau lambat, sosok berjubah
akan terlihat di ujung pandanganmu, seakan sudah menunggu.
Sosok itu akan menatapmu
dari balik tudung birunya yang gelap. Semakin dekat kau berjalan kearahnya,
kabut perak yang menggangumu sedari tadi akan semakin tebal bahkan sampai
dititik kau bisa merasakannya dengan tubuhmu. Kabut itu seperti pemen kapas,
namun setiap sentuhan akan mendatangkan memori buruk di kepalamu.
Ikutilah sosok tersebut,
bahkan ketika dia membalik badan dan menjauh. Jangan sampai kehilangan jejaknya
karena apa yang terjadi kepada mereka yang tersesat di tempat ini tanpa
pemandu, hanyalah kematian yang lambat dengan kesendirian yang tidak bisa
terbayangkan.
Saat kau mendekati ujung perjalananmu,
dengan pikiran tertatih-tatih di ambang kegilaan, sosok berjubah perlahan akan
berbalik, dan melepas tudungnya. Wajahnya akan menyerupai wajah teman terdekatmu,
dan di tempat yang gelap dan tanpa harapan, itu akan menjadi pengingat hidup
yang hangat.
Saat kau semakin mendekati
sosok itu, wajahnya akan mulai menjadi lebih pucat, dan senyumnya menghilang
menjadi emosi yang jahat. Saat kau tepat berada di depannya, tubuhmu akan mulai
perlahan kehilangan energi, yang harusnya sudah mencapai titik terendah
beberapa jam yang lalu.
Kau akan menemukan dirimu
berhadapan dengannya. Menatap sosok itu lebih lama akan membuatmu semakin
kehilangan pemahaman atas istilah “Teman”. Sosok di depanmu akan terasa semakin
asing, dan semangat apapun yang sempat kau rasakan ketika kau melihatnya, akan memudar
secara perlahan.
Saat tubuhmu sudah mati
rasa, saat harapan terakhir hendak meninggalkan tubuhmu, di sinilah waktu yang sangat
penting bagimu untuk tidak menyerah. Kumpulkanlah keberanian, yakinkanlah bahwa
perjalanan ini memiliki akhir baik dan kau bisa mencapainya.
You
see,
The Holder Of Valor menguji para
seeker yang mendatanginya dengan menguatkan perasaan putus ada di dalam diri
mereka, dalam sebuah perjalanan yang tidak pasti didalam kabut. Kabut yang
diisi oleh memori palsu yang buruk, akan menguras semangat siapa saja hingga
harapan mereka sampai ke titik yang paling rendah.
Ketika para Seeker itu
mencapai sang Holder, mereka akan diingatkan oleh wajah dari sosok yang
familiar dan penuh harapan, hanya untuk dijatuhkan kembali dan disadarkan bahwa
orang-orang tersebut, tidak akan bisa membantu mereka disaat-saat yang paling
rendah.
Hanya mereka yang memiliki tekat
paling kuat, dan kepercayaan paling tinggi atas diri mereka sendiri lah, yang pada
akhirnya akan mampu tetap berdiri ketika seluruh trik dan tipu muslihat sang
Holder, sudah dilemparkan sepenuhnya kepada mereka.
Jika kau telah berhasil
menjadi orang tersebut, sosok itu akan mulai menjerit, dan kengerian muncul di
matanya. Dagingnya akan mulai mencair sampai hanya jubahnya yang kebiruan namun
berkilauan yang tersisa.
Ambilah jubah miliknya,
karena itu akan cocok kepada siapa saja yang memiliki tekad yang kuat.
Jubah
yang kau terima adalah Obyek 235 dari 538.
Di antara masa-masa gelap
dan sulit, dimana keputusasaan dan kebencian telah berkuasa. Selama kau
mengenakan Jubah ini, kau akan selalu bisa menemukan jalan keluar.
Baca
The Holders Series Lainnya
Catatan admin : Valor artinya adalah keberanian. Namun, admin menggunakan kata “tekad” untuk menggambarkan apa yang dimaksud valor di chapter ini. In a way, menurut penggunaannya di cerita chapter ini, harusnya maknanya sama saja.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 235 : The Holder Of Valor"
Post a Comment