From theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, masuklah ke pos perekrutan tentara atau pangkalan militer mana pun yang bisa kau masuki. Ketika kau mencapai meja depan, mintalah kepada petugas bahwa kau ingin berbicara dengan “Pemegang Peperangan” [The Holder Of Warfare]
Jika sang petugas yang
menyambutmu mengatakan bahwa sang Holder telah terbunuh dalam tugas, maka
larilah dari tempat itu. Berlama-lama disana tidak akan mendatangkan apapun
kecuali kesengsaraan bagimu. Disisi lain, jika sang petugas malah memanggil dua
prajurit untuk mengantarmu, maka perjalananmu telah direstui.
Kedua pemandumu, akan
membawa dirimu ke sebuah bunker kosong yang ada di lapangan latihan. Di dalam
bunker itu, akan ada sebuah pintu besi berkarat yang mengarah ke tempat yang
secara ruang, akan mustahil ada sesuatu dibaliknya.
Mereka kemudian akan membuka
pintu itu dan mempersilahkanmu masuk. Jangan membalas mereka apabila mereka
memberikan hormat militer kepadamu. Alih-alih, masukilah pintu itu seorang diri
dan persiapkan mentalmu.
Dibalik pintu itu, adalah
sebuah lorong yang sangat panjang. Lorong itu akan terlihat sangat tua, mirip
seperti bunker peninggalan perang dunia 2 yang fotonya mungkin pernah kau lihat
di museum. Bedanya, tempat itu akan lebih tidak terawat karena karat dan
genangan air, akan tersebar dimana-mana.
Jika ketika kau menyusuri
lorong itu, kau mulai mendengar tembakan meriam dari luar, maka tiaraplah di
tempat dan biarkan apapun yang akan lewat mendahuluimu di lorong itu lewat.
Jangan lihat sosok itu dan pastikanlah suara sepatu boots nya sudah tidak terdengar ketika kau kembali mendongak dan
berdiri.
Disisi lain, jika yang kau
dengar adalah genderang perang yang menderu dari belakang punggungmu, maka
larilah dan percepat jalanmu untuk mencapai ujung lorong. Jangan menoleh,
karena kau tidak mau tau asal dari suara itu.
Di ujung lorong, adalah
sebuah ruang latihan yang sangat sempit. Meskipun tidak ada orang disana,
berdirilah di tengah ruangan sembari melakukan posisi istirahat ditempat.
Jangan bergerak, jangan
berucap dan jangan pula berkeliaran untuk melihat sekitar. Setelah sekian menit
kau menunggu, sebuah suara tanpa wujud akan berteriak “Siap, grak!”
Ikutilah komandonya dan
lakukanlah posisi siap dengan sempurna. Lakukan itu dan sosok spektral perlahan
akan muncul dari udara kosong. Ini akan menjadi sosok perwira militer yang
nampak tangguh namun dengan pakaian yang compang-camping.
"Laporan, pasukan!" teriaknya
kepadamu, namun dengan nada dan gestur seakan di depannya kini ada satu peleton
yang sedang berbaris. Saat itulah, kau harus menjawab dengan percaya diri “Pak! Saya datang untuk mencari kejayaan!”
Sang perwira akan menoleh
kepadamu, mendekatimu dengan tegas dan berteriak tepat di wajahmu “Kalau begitu, beri
aku Push-up 50 kali, Prajurit!!”
Aku sarankan kau jangan
membantah dan lakukan saja perintahnya. Hitung satu persatu dengan keras dan
jangan tunjukan bahwa kau tidak mampu. Jika dia meletakkan sepatu botnya di
punggungmu, teruslah mendorong, tidak peduli seberapa sulitnya itu. Selesaikan
perintahnya dan jangan berhenti sampai 50 kali selesai.
Jika kau berhasil
menyelesaikan latihanmu, maka sang perwira akan memintamu untuk berdiri. Kau
harus berteriak, "Terima kasih,
Sersan!" sebelum kembali ke posisi siagamu.
Jika dia puas akan
kinerjamu, dia kemudian akan mengangguk dan memberimu helm tempur, granat frag,
dan pistol semi-otomatis kaliber.45 dengan magasin tambahan. Terimalah
benda-benda itu tanpa protes.
Setelah kau kembali siaga
dengan membawa benda-benda itu, dia akan memerintahkanmu untuk bubar jalan
sebelum kemudian suasana disekitar akan memudar dan berubah seketika.
Saat kau membuka mata, Kau
akan berada di medan perang yang paling mengerikan dan paling berdarah. Pasukan
berpakaian abu-abu akan berlari di depanmu dan akan ditembaki oleh kapal perang
yang menembakkan meriamnya dari kejauhan.
Berlindunglah di antara
mayat di dalam lubang-lubang perlindungan yang ada ketika beberapa tank nampak
melintas dan menghujani medan tempur dengan peluru kaliber.50
Belum sampai kau mencoba
memahami apa yang terjadi, rentetan rudal akan dijatuhkan dari pesawat-pesawat
yang melintas, dan membuat semua menjadi semakin tak karuan.
Kau jelas tidak mengetahui
siapa kawan dan siapa lawan di medan tempur itu. Sejauh mata memandang, sosok
manusia yang sudah mati atau masih hidup, akan kau lihat berwajah buram dan
tidak bisa kau identifikasi dengan jelas.
Jangan pikirkan apapun,
alih-alih, genggamlah pistolmu dan larilah menuju kota terdekat. Yang harus kau
pahami adalah, apabila mereka menembakimu, maka mereka adalah musuh. Hematlah
amunisimu dan jangan sampai kau terpojok tanpa pertahanan ketika kau belum
menyelesaikan pencarianmu.
Jika kau sudah sampai di
kota, pergilah ke gedung yang menyerupai sekolah dan berlindunglah saat pasukan
berbaju biru melawan yang berbaju abu-abu, terlihat membawa pertempuran
mendekati sekolah tersebut.
Diantara upayamu untuk menyelamatkan
dan mempertahankan diri, kau akan melihat pertempuran mereka dan menyaksikan
insting haus darah mereka yang tak terpuaskan. Jika mereka kehabisan amunisi,
mereka akan mulai memotong satu sama lain dengan bayonet. Jika pisau bayonet
mereka sudah tumpul, mereka akan melepas helm mereka dan menghancurkan kepala
musuh mereka menggunakan itu.
Semua pergelutan itu akan
sangat brutal. Mereka akan menggunakan senjata apapun yang mereka punya untuk
melukai musuh, bahkan sampai mengelupas kulit dan daging di tangan mereka
sendiri, agar bisa menggunakan patahan tulang tangan mereka untuk menusuk.
Jika kau tidak kehilangan
akal setelah melihat pertempuran gila itu, larilah memasuki gedung dan carilah,
di satu kelas tertentu, seorang anak yang tengah menangis dan bersembunyi di
dalam lemari barang. Dia, adalah satu-satunya makhluk di tempat ini yang bisa
kau lihat wajahnya dengan jelas (tidak buram)
Anak itu akan mengenakan
sebuah medali dan kau harus membunuhnya dengan peluru terakhir yang kau punya.
Melihatmu, dia mungkin akan menangis dan memohon ampun, namun, kau harus tau
bahwa satu-satunya cara untuk pergi dari tempat ini adalah dengan membunuh sang
anak dan membawa pergi medalinya.
Medali
itu adalah Object 219 dari 538.
Medali itu awalnya
melambangkan kedamaian. Namun, karena suatu alasan, pada akhirnya malah menjadi
alasan dari peperangan yang baru.
Tidak ada kemuliaan ketika
memiliki medali itu. Memegangnya, hanya akan membuatmu teringat bahwa medali
ini adalah penyebab dari peperangan tanpa henti, di dunia yang seharusnya tidak
akan kau kunjungi lagi.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Nafsu yang membara, Mata Penuh Obsesi dan Ambisi,
ReplyDeleteSelamat untuk mu Seeker yang sudah mendapatkan mendali tersebut, karena penyebab perang itu hanya karena mereka menginginkan kejayaan, sungguh ironis, di realitas itu semua hanya peperangan, namun sekali lagi berbangga lah, berbanggalah akan keselamatan mu .