From
theholders.org
Translated
By Admin
PETUNJUK UNIVERSAL UNTUK MENEMUKAN THE HOLDER OF THE BLANK CANVAS :
Di beberapa kota, di beberapa negara, akan terdapat rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi tertentu yang akan secara misterius menarik perhatianmu. Jika itu terjadi, jangan sungkan untuk mendatanginya dan masuk. Jangan berbicara kepada siapapun dan simpanlah pikiran-pikiran kepada diri sendiri ketika ada di dalam.
Ketika
kau mencapai meja depan, abaikanlah sang resepsionis yang akan menawarimu
bantuan. Alih-alih, carilah brosur tentang Bar, Pub, atau klub malam yang ada
di sekitar meja. Jika brosur yang bersangkutan tidak ada, maka pergilah dari
situ. Pencarianmu sudah gagal dan tidak ada kesempatan bagimu untuk bertemu
dengan sang Holder.
Disisi
lain, apabila kau melihat brosur tentang Bar, Pub atau klub malam di meja, maka
ambillah satu dan bawalah keluar sebelum lanjutkanlah perjalanan ke tempat yang
tertera di brosur.
Pergilah
ke bar dan duduk di dekat sudut paling gelap. Letakkan brosur di atas meja dan
jangan memesan minuman. Tunggu sebentar, maka dua pria akan masuk ke dalam bar.
Penampilan mereka akan berbeda untuk setiap Seeker. Meskipun begitu, Keduanya akan duduk di mejamu tanpa meminta
izin terlebih dahulu
Sebelum
salah satu dari mereka berbicara, tanyakan kepada mereka, "Siapa di antara
kalian yang merupakan Pemegang Kanvas Kosong?" [The Holder Of The Blank Canvas]
PENEMUAN PENTING DALAM PENCARIAN THE HOLDER OF THE BLANK CANVAS :
Seorang seeker tertentu, pernah
menyebar satu informasi yang cukup menarik di forum online. Dia menceritakan
tentang bagaimana dia, pada dasarnya melakukan perjalanan untuk bertemu The
Holder Of The Seal.
Dia mengaku, ketika dia
dimintai untuk menata buku,
pikirannya tiba-tiba ditarik untuk menyobek satu lembar dari halaman manapun,
di buku ke 188.
Setelah dia mendapatkan
lembaran buku tersebut, sebuah suara kemudian memintanya untuk membatalkan
seluruh pencarian untuk obyek The Holder Of The Seal, dan membawa sobekan
kertas itu pergi.
Seeker tertentu tersebut,
meyakini bahwa sobekan yang dia ambil dari buku ‘yang nampak seperti novel’ ini,
adalah informasi yang sengaja dibocorkan oleh The Holder Of The Blank Canvas kepada
dirinya.
Sobekan kertas tersebut
berisi sebagai berikut :
*Catatan Admin : untuk konteks, silahkan baca kembali tulisan yang di italic di paragraf-paragraf awal*
LAMPIRAN 1 / SATU LEMBAR SOBEKAN NOVEL DARI PERPUSTAKAAN THE HOLDER OF THE SEAL :
... Brandon Kite sang Seeker,
tidak yakin dengan keaslian quest
tersebut. Namun tetap saja, pria tua botak berusia enam puluh tahun yang kini
berada di depannya, hanya tersenyum saat temannya berjalan pergi.
"Baiklah kalau begitu." Orang
tua itu akhirnya berbicara. "Seeker, sebelum kita mulai, izinkanlah aku
memperingatkanmu bahwa tidak ada kekuatan untuk diperoleh, atau kebenaran untuk
ditemukan ketika kau mendapatkan obyekku.”
Orang tua itu berdiri
dan hendak mulai berjalan pergi. "Jika
Kau masih bersikeras untuk melanjutkan, tidak ada yang lain selain beban berat
yang akan menanti dirimu." Dia melanjutkan. "Ikuti aku jika
kau tetap teguh dalam pencarianmu."
Brandon berdiri dan
meninggalkan bar bersama lelaki tua itu. Orang tua itu tertatih-tatih dan
matanya menunjukkan secercah ketakutan dan keputusasaan. Mereka mengkhianati
kengerian yang dia alami.
"Kau dulu seorang Seeker. Aku bisa melihatnya di matamu." Brandon berkata sambil mempercepat langkahnya untuk
mengejar. "Ya." datang jawaban orang tua itu. "Namaku adalah Ferdinand Gonzalez, dulu."
"Aku berasumsi Kau, atau temanmu yang tadi adalah 'azrael_lv5'
ini di internet?" Brandon
bertanya saat mereka berbelok ke gang gelap. Orang tua itu tetap diam. Kedua
pria itu berjalan menuju pintu yang digembok, bernoda air dan berlumut.
Ferdinand lalu mengeluarkan
kunci tua dari saku rompinya, dan Brandon segera mengenalinya. "Tunggu... itu
adalah..." Brandon terkesiap.
"HEI DIAM!" Pria tua itu memotongnya. "Sebelum Kau
melangkah melewati pintu ini, ingatlah bahwa aku telah memperingatkanmu. Tidak
ada yang lain selain kutukan di balik pintu ini."
Brandon mengangguk dan masuk
seorang diri setelah pintu itu dibuka. Saat pintu tertutup kembali di belakang
Brandon, lelaki tua itu menghela nafas. "Mengapa yang muda harus begitu bodoh?" Dia
berkata sambil menghilang ke dalam bayang-bayang.
Kini, Brandon berada di
ruangan gelap. Satu-satunya sumber cahaya adalah lilin kecil di telapak tangan
tanpa tubuh yang mengambang. Cahaya berkedip-kedip saat tangan itu berkedut,
lagi dan lagi.
Menarik napas dalam-dalam
dan mengerahkan kekuatannya, dia mengingat instruksi yang diberikan informannya
sebelum dia melakukan perjalanan ini dan mengajukan pertanyaan.
"Apa yang harus Aku lindungi?"
Bisikan kemudian datang dari
arah tangan tanpa tubuh itu. Mereka menembus pikiran Brandon dan dia merasa
seolah-olah mereka sedang menyelidikinya. Mereka menghakimi dia.
Brandon tidak tau, namun, mereka
adalah jiwa para Seeker yang telah gagal. Jika mereka menilai dia najis atau
rusak, mereka akan mencabik-cabiknya dan mengambil jiwanya. Saat setiap bisikan
mendekat, Brandon dapat melihat gambaran sekilas tentang kehidupan mereka.
Prestasi mereka, kemenangan mereka, dan tujuan mereka.
Brandon tahu apa yang harus
dia lakukan. Dia kemudian mengumpulkan keberanian dan menguatkan keyakinannya. "Mereka tidak
boleh bersatu! Setidaknya satu harus
dijauhkan." Dia terus
mengulangi pada dirinya sendiri.
Lalu, Cahaya tiba-tiba
meletus di dalam ruangan. Sebuah bola lampu neon telah dinyalakan. Tempat itu
tampak seperti semacam gudang, dengan peti-peti yang ditumpuk sampai ke
langit-langit. Di sudut jauh adalah seorang gadis muda.
Rambut cokelat panjangnya
tersebar di sekitar wajah dan bahunya saat dia menggigil, memegangi kakinya.
Brandon bergegas ke sampingnya dan menggendongnya.
Ketika hendak pergi, bisikan
bergema di benak Brandon. "Brand." Suara itu memanggilnya, itu
adalah suara ayahnya, seorang Seeker yang gagal. "Dia tidak boleh menjadi satu dengan Yang
Lain. Lindungi dia. Lari. Karena ke mana pun kau pergi, Mereka akan mengikuti.
Teruslah berlari. Selama dia bersamamu, pikiranmu akan kuat, tetapi Mereka akan
datang untuknya. Kau harus lari."
Mendobrak kasar dan berlari
keluar pintu, Brandon keluar dari tempat itu dan melewati gang menuju lampu
neon kota, sambil masih menggendong gadis kecil itu di lengannya.
Meskipun tidak melihat
apapun, namun Brandon tau bahwa sesuatu sudah mulai datang mengejarnya. Dia harus
lari! Lari dan menyembunyikan gadis ini!
Gadis ini, entah apa
perannya di hari-hari gelap yang akan datang.
* Akhir
dari Sobekan "Novel" *
Berbagai macam diskusi terus
terjadi di forum yang membahas ini. Banyak Seeker yang tergabung dalam forum,
meyakini bahwa gadis itu adalah The
Blank Canvas dan merupakan obyek 188
dari 538
Tidak ada kejelasan apakah
satu sobekan novel dari perpustakaan The Holder Of The Seal ini, menceritakan
kejadian asli atau hanya metafora saja. Meskipun begitu, banyak yang percaya
bahwa Obyek ke 188 sudah di klaim dan Seeker yang mengklaimnya, Brandon, adalah
sosok nyata dan sekarang bersembunyi entah dimana.
Baca
The Holders Series Lainnya
Catatan Admin #2 : Yah, chapter kali ini cukup aneh. Untuk pertama kali, kita diperkenalkan dengan seeker aktif lain selain “kau” para reader (chapter-chapter sebelumnya memang sih sudah banyak dijelaskan soal Seeker lain namun, ini pertama kalinya kita mendapatkan nama)
"The Blank Canvas" yang dimaksud disini, mungkin merujuk ke fakta bahwa gadis kecil itu ibarat Kanvas kosong dan siapapun Seeker yang menjaganya sekarang, mampu untuk "melukis" kepribadiannya tergantung dari cara dia mendidik gadis tersebut.
Admin gak tau bakal ada cerita lain dari si Brandon ini atau tidak. Namun nampaknya, bagi "kau" yang menginginkan penyatuan dengan mengumpulkan seluruh obyek, "kau" harus menemukan si Brandon ini untuk mengambil obyek nomor 188
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Damn, ngebaca cerita ini ntah kenapa jadi tertarik iseng-iseng nyoba nyari objeknya meski udah tahu kalau ini cerita fiksi.
ReplyDeleteTapi gua masih sayang nyawa (kalau ceritanya beneran) + takut dikira gila beneran sama pegawai RSJ (kalau ceritanya fiksi)
dilema kan..misal niat nyari, kalau obyek-obyeknya asli, pasti bakal celaka. disisi lain, kalau obyeknya benar-benar fiksi, nanti datang ke RSJ dikira mau daftar jadi penghuni..
DeleteDemi apapun di dunia, "Mereka" yang di maksud itu adalah, sekumpulan makhluk, para manusia, para para lain nya, yang sudah terlebih tau tentang "Obyek", ayolah.. siapa yang masih mempunyai hati Nurani untuk membantu Brandon, bahkan Thomas saja tidak bisa membantu nya
ReplyDelete