From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, tunggulah waktu dimana malam yang dingin datang. Kedinginan yang terjadi, haruslah membuatmu bisa melihat nafasmu di udara.
Ketika waktu itu datang, naikilah
gedung tertinggi manapun yang bisa kau temukan dan berjalanlah ke tepi atap. Ketika
kau sudah berada di tepian, Bisikkan ke dalam kegelapan bahwa kau ingin
mengunjungi orang yang menyebut dirinya "Pemegang
Abu." [The Holder Of Ashes]
Perjalananmu akan dimulai
ketika kau melihat lampu-lampu di perkotaan, akan padam dengan serentak. Perlahan-lahan,
bintang-bintang di langit juga akan berkedip hilang, satu per satu, hingga
hanya tersisa bulan. Tunggu sampai bulan memudar ke dalam kegelapan dan tidak
ada suara lain yang terdengar kecuali hembusan angin yang lembut.
Setelah kau diselimuti
kegelapan pekat, kau harus melangkahkan kakimu ke depan tanpa keraguan. Sudah
tidak ada kata mundur karena jika kau
berbalik sekarang, kau tidak akan mampu untuk menemukan tangga dan pintu
tempatmu datang. Hal yang kau tau setelahnya, kau mungkin akan mengembara di
kegelapan yang dingin dan sunyi, tanpa ada petunjuk atau bantuan apapun agar
kau bisa terbebas.
Langkahkanlah kakimu melampaui
tepian yang kau pijaki, dan kau akan jatuh perlahan dan mendarat di tanah yang
keras. Meskipun begitu, jatuh tersebut hanya akan terasa sangat pendek dan
tidak akan sesuai dengan ketinggian gedung yang tadi kau masuki.
Setelah memeriksa bahwa kau
tidak mengalami cedera apapun, kau harus bangkit dari tanah dengan cepat dan
berjalan maju melewati kegelapan. Di dalam perjalananmu, bulu-bulu hitam akan
jatuh di sekitarmu. Jika ini terjadi, maka lepaskanlah sepatumu dan berjalanlah
tanpa alas kaki. Ketahuilah bahwa bulu-bulu tersebut, membawa ribuan gagak yang
haus darah dan sangat sensitif dengan suara. Mereka mungkin akan memangsamu
sedetik setelah kau mengeluarkan suara berisik, tidak peduli apa itu.
Dalam perjalanan sunyi,
dengan kakimu yang akan membeku, kau harus menemukan seorang pria yang berdiri
di kegelapan. Tidak peduli apabila perjalananmu itu memakan waktu berjam-jam,
atau bahkan berminggu-minggu.
Sang Holder, adalah seorang
pria keriput tua yang sudah linglung, yang akan berkeliaran di kegelapan
tersebut tanpa mengenakan apa-apa selain celana coklat kusam.
Saat Kau menemukannya, kau
akan melihat bahwa dia akan memiliki banyak sekali bulu hitam yang dijepit
kasar ke kulitnya. Bulu tersebut ada di seluruh tubuhnya dan menjadikan seluruh
tubuhnya, seperti binatang berbulu raksasa yang aneh. Dia akan berdiri diam,
dengan kepala tertunduk.
Saat Kau mendekatinya, pria
berbulu itu perlahan akan mengangkat kepalanya. Kau harus menundukkan kepalamu
sendiri ketika itu terjadi, karena melihat ke dalam mata permata hitamnya,
berarti melihat ke kedalam kehampaan yang akan mengguncang jiwamu.
Mengetahui kedatanganmu, Pria
itu perlahan akan mengangkat tangannya ke samping, Membuat bulu-bulu hitamnya
akan berhembus ke sana kemari diterpa angin kencang yang secara tiba-tiba
datang.
Kemudian, dia akan menoleh
ke arah berlawanan dan mulai mengeluarkan pekikan yang tidak wajar. Di detik
ini, kau harus menutup telingamu dan berteriak, untuk mencoba melawan suara
angin yang bertiup dan ratapan yang pekik darinya, “Mengapa mereka dibungkam?”
Mendengar pertanyaanmu, pria
itu akan berhenti dan memiringkan kepalanya ke samping. Dia akan menoleh
kepadamu, dan mulai menampakkan ekspresi manusia pada umumnya.
Dia akan menangis, menangis
dengan sangat keras. Setiap tetes air matanya, awalnya hanya akan membasahi wajahnya
saja. Namun, seiring waktu berjalan, air mata itu akan turun dan ikut membasahi
tubuhnya juga. Tidak ada yang bisa kau lakukan selain menunggu.
Kemudian, ibarat bensin,
akan mulai terlihat percikan api yang datang dari air matanya. Seketika setelah
percikan pertama terlihat, tubuh pria itu akan langsung terbakar dengan sangat
mengerikan. Setiap ronta dan teriakannya, akan mampu kau dengar dengan sangat
jelas. Kau secara langsung akan menyaksikan sosok didepanmu dilahap api, sampai
tidak ada yang tersisa selain abu yang berserakan di tanah.
Dari abu tersebut, akan
terungkap sebuah patung burung gagak kecil yang berwarna hitam. Ambillah patung
tersebut dan berlarilah ke arah manapun sampai langit kembali normal dan
pencarianmu akan berakhir.
Patung
itu adalah Obyek 175 dari 538.
Ketika waktu yang
ditakdirkan tiba, patung itu akan terbakar dengan sendirinya. Kemudian, dari
abunya, akan lahir satu spesies burung penyanyi.
Burung penyanyi tersebut
akan terus bersenandung tanpa henti, sampai tiba waktu dimana para obyek
bersatu. Nyanyiannya yang sangat mengerikan, akan membunuh mereka-mereka yang
menentang penyatuan, dan memilih untuk tidak patuh kepada sesuatu yang akan
datang.
Baca The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 175 : The Holder Of Ashes"
Post a Comment