From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau masuki. Saat Kau mencapai meja depan, perlihatkanlah wajah putus asa terbaik yang bisa kau lakukan dan pegang meja resepsionis sembari bertanya : “Aku sudah kehilangan jati diriku! Apakah dia bisa membantuku kembali menemukannya?”
Jika sang resepsionis
terlihat iba dan malah membuat wajah cinta keibuan dan mencoba menghiburmu,
maka sejatinya sang Holder telah menolak kedatanganmu. Kata-kata belas kasih
apapun yang akan kau dengar dari sang resepsionis, akan menjadi kata-kata
kebaikan terakhir yang kau dengar sebelum datang kematian yang menyakitkan.
Disisi lain, Jika sang
resepsionis memasang wajah jijik dan malah melontarkan jawaban yang kejam dan
tidak berkarakter, maka itu adalah pertanda perjalananmu bisa dilanjutkan.
Ketika dia mengusirmu
setelahnya, berjalanlah menuju pintu depan dan jangan menoleh. Kau boleh
melanjutkan akting sedihmu dan meyakinkan lebih banyak orang yang melihatmu
bahwa rasa sedihmu itu nyata.
Kala memegang gagang pintu
keluar, tutuplah matamu dan buka pintunya secara perlahan. Pikirkanlah kenangan
terhangatmu dengan orang-orang yang Kau cintai, dan buka pintunya secara halus.
Setelah Kau melewati pintu,
jangan buka matamu sampai terlewat sebelas detik, tidak lebih tidak kurang.
Ketika kau membuka mata, Kau akan berada di tempat dan waktu dimana kenangan
bahagia yang kau pikirkan barusan, akan menjadi kenyataan. Bedanya, alih-alih
mengalaminya secara langsung, kau akan menjadi pihak ketiga.
Di detik ini, kau harus segera
lari dan bersembunyi, dan jangan sampai dirimu di masa lalu melihatmu. Kau akan
paham jika kau aman, apabila kau tetap bersembunyi selama sekitar 30 detik.
Camkanlah bahwa kegagalan, akan disulut karena kau secara sengaja atau tiak
sengaja bertemu dengan dirimu di masa lalu, dan mengakibatkan jaringan realita
terkoyak. Jika itu terjadi, maka keberadaanmu akan terhapuskan dari dunia ini.
Setiap ingatan atas dirimu di dalam orang-orang yang mengenalmu, juga akan
menghilang.
Setelah Kau bersembunyi, Kau
harus menunggu dalam diam. Ketika kejadian yang ada di tempat itu serupa dengan
memori yang ada di otakmu, maka janganlah menginterupsi. Kau baru boleh keluar
dan menampakkan diri apabila kejadian yang terjadi, mulai melenceng dari kejadian
yang seharusnya.
Jika itu terjadi, maka
keluarlah dari tempat persembunyianmu. Seranglah sosok dirimu yang kau lihat
dan tudinglah dia untuk jangan mengacaukan garis waktu yang sudah terjadi.
Sosok dirimu itu, awalnya
akan melihatmu dengan kaget. Namun, selang beberapa saat, dia hanya akan
tertawa melihatmu dan menatapmu dengan pandangan sombong.
Pada saat ini, sekelilingmu
akan menghilang ke dalam kegelapan dan yang tersisa hanyalah dirimu yang asli
dan dirimu dari masa lalu. Mata sosok yang ada di depanmu akan memperlihatkan
kobaran kebencian dan dia malah balas menudingmu bahwa kau barusaja merusak
kesenangannya.
Pada titik ini, yang terbaik
adalah jika kau datang bersenjata, atau telah dilatih dalam semacam seni bela
diri. Karena dirimu dari masa lalu itu, akan mulai menyerangmu dengan kekuatan yang
besar. Kekuatan yang jika kau ingat, tidak pernah kau miliki waktu itu.
Semakin lama perkelahian
kalian terjadi, maka dia akan semakin kontras dengan dirimu. Kalian berdua yang
beberapa saat lalu ‘secara tekhnis’ kembar, akan mulai memperlihatkan perbedaan
yang siginfikan seiring sosok yang kau lawan, menjadi semakin berbanding
terbalik dengan dirimu. Dia akan mulai mengetahui sesuatu yang tidak kau tau,
dan menyerangmu dengan tekhnik yang tidak kau miliki sama sekali.
Jika pertempuran ini semakin
berlarut, maka kau akan mulai benar-benar kehilangan jati dirimu. Kebingungan
yang menjurus ke kegilaan akan mencapai otakmu karena esensi jiwamu
perlahan-lahan akan terpengaruh dengan dirinya. Siapa dia? apakah dia aku? Atau aku adalah dia?
sebenarnya aku ini siapa?
Kalahkanlah dia apapun yang
terjadi! Jangan mengulur pertempuran jika kau tidak mau menjadi gila!
Jika kau, entah bagaimana
berhasil membuat dia terkapar, maka teruslah pukul dia sampai dia kehabisan
energi. Ketika dia sudah tidak mampu melawan itulah, kau boleh menanyakan satu pertanyaan
kepadanya; “Apa kerugian yang harus diderita
seseorang untuk berhasil?”
Jika Kau membisikkan hal
lain selain pertanyaan tersebut, sosok itu akan kembali sadar dan mencengkeram
pergelangan kakimu, menjatuhkanmu, dan kemudian melanjutkan untuk menghajarmu.
Kuingatkan kembali, jangan mengulur waktu.
Apabila kau terlalu lama
berhadapan dengannya, kebingungan di jiwamu akan mulai tidak terkontrol. Jika
kau terlanjur yakin bahwa sosok yang ada di depanmu ini adalah dirimu yang asli
(terlepas dari betapa kontrasnya dia), maka dia hanya akan tersenyum dan malah
bertanya kepadamu “Apa kerugian yang harus diderita seseorang untuk berhasil?”
Kala itu terjadi, maka
selesailah sudah. Kau akan mulai menjawab dengan cerita paling mengerikan yang
tidak kau ketahui asalnya, namun masih bisa kau lafalkan dengan lancar. Dirimu
akan sangat yakin bahwa sekarang, Kau adalah sang Holder dan orang yang ada
didepanmu adalah Sang Seeker. Semua akan terbalik.
Tentu semua hal itu bisa
dihindari apabila kau menanyakan pertanyaan yang benar. Berasumsi bahwa kau
tidak kehilangan dirimu dan masih bisa mengkontrol situasi, Sang Holder pada
akhirnya akan menyerah dan memperlihatkan wujud aslinya kepadamu.
Dia merupakan sesosok pria
pucat yang memiliki pigmen kulit tidak wajar. Dia sepenuhnya telanjang dengan
kulit halusnya terlihat sangat licin ibarat porselen. Dia tidak memiliki
kemaluan, rambut, telinga, kuku jari dan bahkan wajah.
Ketika dia sudah
memperlihatkan dirinya, dia kemudian akan bangkit dari posisinya. Begitu pria
itu bangkit, dia akan mulai berbicara, dan kau akan mendengar suaranya yang kasar
dari setiap sudut, membujukmu untuk berbalik dan mencari sumbernya. Lawanlah
perasaan itu.
Kemudian, dia akan mengarang
sebuah kisah tentang bagaimana manusia pertama yang memiliki obyek, akan
kehilangan jati dirinya ketika menggunakan obyek tersebut untuk mencari
kekuasaan.
Dia lalu akan memberi tahumu
tentang setiap orang yang kehilangan jiwanya karena keserakahan, dan apa yang
terjadi kepada mereka setelah hati nurani mereka sepenuhnya mati.
Pengetahuan ini, mungkin
tidak tampak traumatis, tetapi, hal itu akan terus menghantuimu selama sisa hidupmu,
dan membawa depresi yang tidak perlu dipertanyakan lagi ketika kau terjaga
setiap hari.
Setelah pidatonya yang panjang,
sang pria akan menatapmu dalam. Detik ini, dia akan memaksamu bersumpah dan kau
harus melaksanakan sumpah itu apabila kau mau mendapatkan obyek yang dia jaga.
Sumpah tersebut adalah : Kau harus bersumpah untuk hidup terbebas dari keserakahan dan
kau rela kehilangan semua yang kau miliki sebelum kau kehilangan jati dirimu
sendiri.
Jika kau mau mengucapkan sumpahnya, pria itu akan menepuk pundakmu
sebelum hancur berkeping-keping. Setiap daging dan organ dalamnya, akan
berceceran tepat di depanmu dan tidak peduli sekuat apapun dirimu, kau tetap
akan muntah dan pingsan. Membuatmu jatuh ke dalam genangan darah dan
daging yang menggeliat.
Ketika Kau terbangun, Kau
akan berada di luar rumah orang yang paling Kau sayangi, dan di sakumu akan ada
dompet yang terbuat dari daging pucat pria itu. Buka dompet untuk menemukan ID
tanpa nama yang menggambarkan dirimu dengan pria tak berwajah berdiri di
belakangmu.
Kartu
Identitas ini adalah Object 161 dari 538.
Dengan memiliki kartu
tersebut, kau tidak akan pernah melupakan jati dirimu.
Baca
The Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 161 : The Holder Of Loss"
Post a Comment