From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke stadion besar atau arena olahraga mana pun yang dapat kau temukan. Ketika kau mencapai meja depan, tanyakan apakah "Pertarungan Besar" sedang berlangsung.
Seringnya, pegawai disitu
akan melihatmu dengan bingung dan menjawab tidak. Namun, disuatu kesempatan
yang sangat langka, sang pegawai akan mengangguk dengan semangat, lalu bertanya
apakah kau ingin membeli tiket. Katakan iya.
Pegawai itu kemudian akan
memberimu selembar tiket dengan ganti sejumlah uang, seperti transaksi jual
beli pada umumnya. Di kesempatan yang lebih langka lagi, ada kalanya pegawai
itu akan bertanya kepada orang-orang yang hendak melihat "pertarungan
besar" yang ada di dalam : "Kau di pihak siapa?"
Itu, adalah pertanyaan
jebakan. Dengan cepat dan emosional, balaslah dengan kalimat "Aku datang untuk sensasi!"
Membalas apa pun selain hal tersebut, akan membuatmu menjadi target beberapa
penonton "tak terlihat" yang tidak setuju dengan jawabanmu. Karena
satu dan yang lain hal, mereka tampaknya mendukung orang lain.
Bawa tiketmu dan pergilah ke
lift terdekat. Berapapun tinggi lift itu, tekanlah tombol untuk mencapai lantai
paling atas. Saat kau naik, pemandangan diluar akan berubah-ubah seiring
terlewati nya lantai satu demi satu. Dari kota modern ke cakrawala tahun
1930-an, ke kota metropolis abad ke-19 yang luas dan dipenuhi batu bara, dan
seterusnya. Tidak peduli tombol apa yang kau tekan, lift akan tampak jauh
melewatinya, dan kota itu akan menjadi semakin kuno sampai akhirnya kau berdiri
di dalam lift modern sambil melihat pemandangan kota yang tampak mirip seperti
Roma kuno–mirip, tapi sebenarnya bukan.
Keluarlah dari lift. Saat
pintu ditutup, suara benturan yang mengerikan akan terdengar, dan pintu lift
itu tidak akan terbuka lagi. Nikmatilah pemandangan disekitarmu. Sekarang, kau
berdiri di tingkat paling atas dari arena bergaya coloseum yang sangat besar.
Meskipun begitu, sebagian bangunannya tampaknya telah rusak parah. Bahan-bahan
yang tidak dapat diidentifikasi menodai dinding, pilar-pilarnya retak dan
runtuh, dan atap yang menghitam penuh lubang. Kursi-kursi itu dipenuhi dengan
makhluk-makhluk yang berteriak-teriak, mencemooh dengan suara yang mengerikan
dan tidak dapat dipahami. Semua nampak tengah menyaksikan pertempuran gladiator
yang intens terjadi di barisan bawah.
Lihatlah kembali tiketmu,
dan carilah tempat dudukmu di antara makhluk-makhluk itu. Apabila ada satu atau
beberapa makhluk menatapmu, abaikan saja mereka dan bertingkah lah seolah kau
memang sudah biasa berada di sini.
Duduklah di kursimu dan
tontonlah pertandingan. Setelah sekitar tujuh menit, menolehlah ke sosok yang
duduk disebelahmu dan tanyakan "Berapa peluang bertahan hidup?"
Dia akan melirik, sebelum menoleh kepadamu dan menjawab dengan suara manusia
yang mengejutkan, "Tidak terlalu
bagus."
Raungan tiba-tiba akan
datang dari kerumunan ketika salah satu gladiator telah kalah. Sang gladiator
pemenang akan menancapkan pedangnya ke kepala orang yang jatuh itu, menegakkan
tubuhnya, dan memprovokasi para penonton yang mencemooh karena jagoan mereka
sudah jatuh "Siapa yang akan
menghadapiku selanjutnya?"
Jika kau tidak memiliki
pedang, tetaplah diam. Orang yang kau ajak bicara tadi akan memberikan sebuah
pedang berkarat dan kau boleh menggunakannya. Disisi lain, apabila kau memiliki
Pedang
Raja Putih, kau boleh membawanya dalam perjalananmu kali ini.
Setelah Sang juara memanggil
dua kali lagi, berdirilah di tempat dudukmu, angkat pedangmu ke udara, dan
berteriaklah sekuat tenaga, "Aku
menerima tantanganmu, The Holder Of Victory! "
Stadion tersebut akan
berubah sepenuhnya, dan menjadi benar-benar sunyi. Makhluk-makhluk itu akan
menatapmu tanpa bicara dan perlahan-lahan membelah ketumunan seperti lautan,
membuka jalan untukmu agar bisa turun ke arena pertarungan.
Berjalanlah dengan cepat
tapi jangan terlalu cepat. Kau tidak mau membuat dirimu sendiri capek sebelum
pertarungan dimulai. Ketika kau mencapai bagian bawah, masuklah ke-arena dan
hadapi gladiator. Di hadapanmu, kau akan melihat seorang yang berbadan besar.
Wajahnya akan ditutupi oleh helm perak bertanduk, dan dia menggunakan pedang
permata gelap dan perisai buckler yang ternoda darah.
Pertarungan akan dimulai
bahkan ketika kau belum siap. Meskipun begitu, berjuanglah sekuat tenaga. Kau
mungkin akan menyadari usahamu untuk menyerang akan sia-sia karena dia akan
sangat tangguh, namun di waktu yang sama, dia juga menolak untuk menumbangkanmu
dalam sekali serang.
Pria ini telah berjuang
sepanjang hidupnya dan dia melihatmu hanya sebagai penantang menyedihkan
lainnya. Jika kau jatuh, dia tidak akan memberi kau belas kasihan—kau akan
mengalami nasib yang sama seperti lawan sebelumnya. Gunakan semua keahlian,
trik dan, dengan sedikit keberuntungan, kau mungkin akan menjatuhkannya. Tidak!
Kau harus mengalahkannya! Pencarianmu ini adalah harga mati dan kekalahan
bukanlah pilihan!
Setidaknya, jauhkanlah dia dari
posisinya dan sadarkan Sang holder bahwa kau termasuk orang-orang yang layak.
Ketika dia jatuh, acungkanlah pedangmu ke lehernya. Abaikanlah segenap suara mencemooh dari
kerumunan dan tanyakan satu pertanyaan kepada Sang holder "Siapa Dia, dan mengapa Dia membiarkan hal-hal seperti itu
berlalu?"
Sang holder akan menjawab
pertanyaanmu dengan agak lambat. Sikapnya akan sepenuhnya berubah. Petarung
yang tangguh dan arogan tadi, kini bertingkah seperti seorang lelaki canggung
yang gugup dan ketakutan.
Menjawab pertanyaanmu, dia
akan sedikit gagap pada awalnya, tapi kemudian dia akan menambah kecepatan
bicara dan masuk ke dalam cerita. Ini adalah kisah yang mengerikan, tentang
bagaimana Dia menjadi, siapa Dia, dan penjelasan mendalam tentang semua hal -
yang telah terjadi, sedang terjadi, dan belum terjadi.
Setelah selesai, dia akan
meringkuk sedikit dan bertanya, "Aku
telah membayar dengan kekalahanku, bolehkah sekarang aku dibebaskan dari
bebanku?" (Dia minta diampuni)
Jangan dengarkan dia. Anggap
saja itu hanyalah tipu muslihatnya dan mengampuninya akan berakibat bencana.
Tugasmu yang terakhir, adalah mengayunkan pedangmu ke lehernya dan memastikan
kemenanganmu.
Kerumunan akan mengaum
dengan sangat keras untuk sesaat, lalu menghilang. Di stadium yang kini sunyi,
Sang penyelenggara akan turun dari tempat pribadinya dan menemuimu. Sosok
tersebut akan terlihat sangat mengerikan. Tekanan keberadaannya akan sangat
membuatmu takut dan kau akan berharap kabur dari tempat itu atau bahkan bunuh
diri menggunakan pedang yang kau pegang. Tahanlah perasaan-perasaan itu karena
dia tidak akan menyakitimu.
Alih-alih, dia hanya akan
memberikanmu hadiah atas kemenanganmu. Jika kau lihat dia semakin dekat, kau
boleh menunduk dan mencoba bersikap sopan. Perasaan takut mungkin akan tak
tertahankan ketika dia sudah tepat ada di depanmu. Yang bisa kau lakukan,
hanyalah menahan diri.
Di hadapanmu, dia akan
mengalungkan sesuatu di lehermu dan bertepuk tangan sekali. Dan kau akan
kehilangan kesadaran.
Ketika kau bangun, kau akan
menemukan dirimu berdiri di atap sebuah gedung yang berada tiga blok dari
stadion. Jika kau memegang pedang si raja Putih, sarungkanlah dan redam
amarahnya. Ingat, pedang itu masih mendambakan balas dendam kepada orang yang
membunuh tuannya.
Disisi lain, apabila kau memegang pedang berkarat yang dipinjamkan oleh makhluk dari dalam stadion, lemparkan lah dari atap dan pergilah dari tempat itu secepat yang kau bisa.
Medali
yang kamu pakai di lehermu, adalah Object 112 dari 538.
Kau
mendapat kemenanganmu dengan usaha yang adil. Namun kau sekarang sudah ditandai
oleh para suporter yang mendukung The Holder Of Victory. Salah satu dari
Suporter tersebut, adalah sosok yang meminjamkanmu pedang berkarat miliknya.
Kau boleh memiliki untuk lari dan bersembunyi dari mereka, atau berbalik
memburu mereka semua demi memastikan keselamatanmu
Baca The
Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 112 : The Holder Of Victory"
Post a Comment