From
theholders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit mana pun yang bisa Kau kunjungi. Ketika mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi sosok yang bernama "Penjaga Kerendahan Hati" [The Holder Of Humility]
Petugas mungkin akan
menundukkan kepala mereka, memegang tanganmu dan membawamu menyusuri lorong
putih bersih. Kau tidak boleh melepaskan tangan sang petugas apabila kau tidak
ingin celaka. Saat Kau berjalan menyusuri lorong, Kau akan mendengar piano
bermain samar di kejauhan. Jika lantunan irama itu tiba-tiba berhenti, hentikanlah
pula langkahmu dan tatap sang petugas yang menggandengmu dengan mata kecewa.
Jika lantunan irama tidak
kembali pasca kau melakukan itu, lorong akan menjadi gelap gulita dan
perjalananmu sudah sepenuhnya berakhir. Bahkan keajaiban pun, tidak akan
menyelamatkanmu dari apa yang akan kau alami selanjutnya.
Disisi lain, jika lantunan
irama kembali, tersenyumlah kepada petugas yang menggandeng tanganmu dan kau
boleh memintanya untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan itu, akan berhenti
ketika disuatu titik diperjalananmu, sang petugas yang menggandengmu akan
melepaskan tanganmu dan tiba-tiba berlari meninggalkanmu. Jangan repot-repot
mengejar karena apa yang terjadi padanya, bukan lagi urusanmu.
Dikesendirianmu, carilah
sebuah knop pintu tunggal di salah satu dinding. Itu adalah knop yang nampaknya
hanya menempel di dinding namun itu adalah satu-satunya jalan keluar dari
lorong yang tak berujung ini—jika knop yang dimaksud tidak ketemu, maka lorong
tak berujung itu adalah rumah barumu sampai ajal menjemput.
Ketika kau menemukannya,
bagaimanapun, kau akan menyadari sebuah pintu akan terbuka tepat di tempat knop
itu berada. Saat kau melewati pintu itu, kau akan menyadari dirimu berada di
sebuah ruangan kecil dengan dinding dan lantainya dipenuhi tetesan air. Di
dalam ruangan itu, juga akan ada tempat tidur bersih dengan bantal yang
keduanya ditutupi seprai putih bersih, jam digital dengan waktu yang menunjuk
pukul 15:00, grand piano hitam tua, dan cermin kosong yang tergantung. di
dinding.
Pintu yang membawamu kemari,
akan kau sadari sudah sepenuhnya tertutup dan menguncimu di ruangan tersebut.
Di detik ini, tidak ada yang bisa kau lakukan selain menghabiskan waktumu di
tempat tersebut.
Tujuan utamamu dalam ruangan
itu, adalah cermin tua yang ada di dinding. Awalnya, cermin itu akan terlihat
biasa saja ketika kau melihatnya. Namun, seiring kau menghabiskan waktu di
ruangan itu, pantulanmu akan perlahan berubah.
You
see,
cermin itu memperlihatkan sosok sejatimu yang paling dalam. Setiap hasrat,
kebencian, iri, kesombongan dan setiap hal buruk yang ada di dalam dirimu, akan
perlahan-lahan diperlihatkan oleh cermin tersebut seiring kau menghabiskan
waktu di ruangan itu.
Cermin tersebut akan terus
mengeksplorasi dirimu, memantulkan setiap memori, perasaan, dan rahasia yang
selama ini terpendam jauh dari siapa saja yang ada di ruangan itu.
Semakin jauh sang cermin
memperlihatkan isi hatimu, pantulanmu yang ada padanya juga akan berubah
semakin signifikan. Perubahan pada pantulan tersebut akan terus terjadi sampai
dirimu yang kau lihat di cermin, akan tampak seperti bukan manusia lagi,
Tentu bayangan akhir dari
cermin tersebut sangat mudah membuat orang gila. Terlepas dari semengerikannya
pantulan di cermin, setiap manusia akan tau keburukan mereka sendiri, tak
peduli divisualisasikan dengan cara apapun.
Kau mungkin akan
menghabiskan waktu di ruangan itu berhari-hari, atau mungkin berbulan-bulan,
bahkan bisa saja sampai bertahun-tahun. tujuanmu hanya satu, yaitu secara
berkala tanyakanlah pantulanmu di cermin dengan satu pertanyaan “Kenapa mereka tidak memiliki kerendahan
hati?”
100 pertanyaan, 1000
pertanyaan atau 10000 pertanyaan, tidak ada yang tau. Yang jelas, apabila
cermin tersebut sudah selesai mengeksplorasi dirimu secara sempurna, bayangan
buruk dirimu di cermin barulah akan bergerak sesuai keinginanya dan menjawab.
Dia kemudian akan menatapmu
dengan wajahnya yang mengerikan dan tersenyum. Dia lalu akan menceritakan apa
maksud dari ruangan yang kau tempati sekarang. Cerita yang dia utarakan, adalah
cerita-cerita tentang siapa pemilik ruangan itu, dan tragedi apa yang terjadi
kepadanya.
Seiring cerita itu
berlanjut, kau mungkin tidak memperhatikan tapi seisi ruangan akan perlahan
berubah seperti apa yang diceritakan oleh pantulan jahatmu di cermin. Tentang
seorang anak yang dibunuh dengan cara ditembak tepat di kepalanya.
Setelah selesai bercerita,
cermin itu kemudian akan pecah menjadi tujuh bagian dan kehilangan kemampuannya
untuk memantulkan bayangan. Seiring kau tersadar, ruangan tersebut akan
sepenuhnya berbeda.
Ruangan tempat Kau berada
telah menjadi gambaran yang tepat dari apa yang diceritakan oleh pantulan
jahatmu beberapa waktu lalu. Tetesan air berubah menjadi tetesan darah, dan
tubuh anak perempuan yang malang kini terbaring dengan kepala berlubang di
tempat tidur yang sebagian besar sepreinya sudah memerah. Piano besar yang
awalnya terlihat bagus, kini sudah berubah menjadi piano usang yang
tuts-tutsnya terlihat rusak can tercopot. Jam dinding yang awalnya menunjukkan
pukul15.00, tetap menunjukan waktu yang sama namun sudah pecah dan dikerubungi
sarang laba-laba.
Apa yang kau cari di dalam
‘bentuk sejati’ ruangan tersebut, masih bersemayam di dahi sang gadis perempuan.
Ambillah dengan segala cara karena itu adalah obyek yang kau cari.
Peluru
berlian tersebut, adalah Object 110 dari 538.
Mungkin ada alasan tertentu
kenapa Gadis tersebut harus dibunuh
dengan peluru berlian. Mau mencari tau atau tidak, semua terserah padamu.
Baca The
Holders Series Lainnya
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Holders Series Chapter 110 : The Holder Of Humility"
Post a Comment