From
The Holders.org
Translated
By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau kunjungi. Ketika kau mencapai meja depan, mintalah ke resepsionis untuk mengunjungi seseorang yang menyebut dirinya "Sang Penjaga Jiwa" [The Holder Of The Soul].. Jika ekspresi menyelidik muncul di wajah resepsionis, dia akan mengangkat satu jari ke bibirnya sebagai isyarat diam, sebelum kemudian menyerahkan bola kaca kecil kepadamu.
Lihatlah ke dalam bola kaca
itu dan kau akan melihat bahwa separuh bolanya akan berwarna hitam pekat, sementara
separuh lainnya terbuat dari cahaya keemasan yang paling murni dan lembut.
Sayang, kedua sisi itu akan
terlihat janggal seiring kau melihatnya lebih lama. Tidak peduli sekeras apapun
kau membedakan, kau akan menemukan dirimu sulit menentukan warna mana yang
membuatmu bahagia.
Titik itu, adalah kesempatan
terakhirmu untuk pergi. Jika kau memutuskan untuk tidak jadi melanjutkan
perjalananmu, lemparlah bola kaca itu ke lantai dan pergilah dari tempat itu.
Besembunyilah dan jangan pernah kembali.
Namun, jika kebimbangan atas
warna bola tersebut tidak menggangumu sama sekali, bawalah bola kaca itu dan
masuki pintu manapun yang kau lihat di dalam gedung tersebut—semua pintu yang
kau pilih, akan mengarah ke tempat yang sama.
Dibalik pintu, kau akan
menemukan awal dari sebuah jalan setapak. Jalan itu, akan. terbuat dari bebatuan
yang bervariasi, bahkan hampir tidak cocok satu sama lain. Rumput liar juga
akan terlihat diantara celah-celah nya sehingga kesan pembuatan jalan yang ngawur, akan terlihat jelas.
Tentu hal yang paling
menarik di tempat itu, bukanlah jalannya, melainkan pemandangannya. Suasana
tempat itu, akan dipenuhi dengan pemandangan kebahagiaan, kegembiraan, dan
cinta. Namun, jika kau perhatikan lebih dekat, kau akan melihat bahwa
pemandangan ini hampir tidak semurni kelihatannya. Di sebelah kiri jalan, kau
mungkin melihat pemandangan kesengsaraan, kekurangan, dan keputusasaan. Namun,
jika kau melihat lebih dekat, kau juga akan melihat bahwa hal-hal ini, tidak
seburuk kelihatannya.
Tugasmu tentu saja adalah
menyusuri jalan setapak yang terbentang di depanmu. Sesekali, jalanan tersebut
akan melengkung dengan aneh bahkan ada yang sepenuhnya berputar balik. Seiring
kau menapaki jalan yang berbalik arah tersebut, kau mungkin akan tergoda untuk
melangkah keluar dari jalan yang sudah ditentukan hanya untuk mencapai sisi
jalan yang tidak berbalik arah.
Namun, ingatlah poin ini :
sisi luar dari jalur setapak adalah daerah yang tidak boleh kau sentuh. Sekali saja
kau keluar dari jalur yang ada (bahkan hanya karena tersandung), kau akan
selamanya terjebak ke sebuah ilusi membingungkan antara baik dan buruk,
keadilan dan kejahatan, benci dan cinta. Kau akan dipaksa menyaksikan dan
menjalani ilusi kebimbangan yang tidak akan berakhir.
Jika kau adalah orang yang
berhasil mencapai ujung jalan karena sepenuhnya mengikuti jalan setapak, kau
akan menemukan sebuah pintu yang terbuat dari kayu oak. Pintu tersebut tidak akan memiliki engsel, kenop, atau hiasan
apa pun.
Jangan buka pintu itu,
alih-alih, ucapkanlah “Keduanya sama saja”
dan pintu itu akan terbuka dengan sendirinya. Asal membuka tanpa mengucapkan
kalimat yang spesifik tersebut, akan membuatmu memasuki ruangan yang tidak
ingin kau datangi.
Saat memasuki ruangan (yang
benar), kau tidak akan bisa melihat apa pun, tetapi kau akan merasa seolah-olah
kau sedang diawasi dari semua sisi. Katakan pada mereka “aku berjalan di tengah” menegaskan posisimu diantara sisi hitam dan sisi putih yang menjadi inti ujianmu kali ini.
Jika kau mengucapkan frasa
yang benar, kau akan mendengarnya. Setengah kerumunan akan berteriak, boo, atau mendesis. Sementara setengah
lainnya akan memaki atas kebodohanmu.
Dengarkanlah dengan seksama,
karena diantara ratusan atau ribuan cemooh yang kau dengar, akan ada satu tepuk
tangan pelan yang datang dari suatu sudut. Tutup matamu dan dekatilah tepuk
tangan ini. Ketika semua suara berhenti, kau akan menemukan dirimu di luar
pintu yang pertama kali kau masuki, sembari memegang bola kaca.
Bola
kaca itu adalah Objek 102 dari 538.
Kau memilih untuk tidak
berpihak diantara kebaikan dan kejahatan. Menjadi pemilik obyek tersebut,
membuatmu kehilangan kemampuan untuk menentukan mana yang baik dan mana yang
buruk.
Baca The
Holders Series Lainnya
Tips
:
Untuk membaca chapter setelah ini, silahkan gunakan tombol page navigation
(Next/Prev) dibawah agar lebih mudah
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Kemana aja Lo min ??
ReplyDeleteZehahaha.. Maap lama gak kelihatan, kmarin sibuk kegiatan sana sini..
DeleteIni udh mulai nge blogging lagi kok
lanjut sampe 500 min.. wkwk
ReplyDelete