Kematian Adolf Hitler, mengakhiri salah satu era tergelap dalam sejarah manusia. Pada tanggal 30 April 1945, Führer mengakhiri hidupnya sendiri di bunkernya saat tetara Soviet mendekati Berlin.
Sebelum kematiannya, Hitler
telah melihat dirinya sebagai “juru selamat” bagi Jerman. Menyusul kekalahan
memalukan negara itu dalam Perang Dunia I, Hitler telah berjanji untuk
mengembalikan Jerman ke kejayaannya.
Pasca perang Dunia I, dengan
Jerman yang dilanda great depression
yang sangat menghantam, menandakan juga kebangkitan Nazi dan kenaikan Hitler ke
tampuk kekuasan.
Kematian Adolf Hitler
Saat menulis bukunya yang
berjudul “Mein Kampf” pada tahun 1924, Hitler mengklaim bahwa masalah Jerman
dapat disalahkan pada dua kelompok. Yang pertama adalah negara-negara seperti
Prancis yang menuntut “penghukuman Jerman” pasca Perang Dunia I, dan
orang-orang Yahudi yang "mencemari" kemurnian dari apa yang disebut
"ras murni" Arya kulit putih.
Selama beberapa tahun selama
partai Nazi berkembang, Hitler terus menyalakan api ketidakpuasan yang menjadi
dasar gerakan fasisme sebelum dia menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933.
Setelah mendapat kekuasaan
diatas tanah Jerman, ia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai seorang
diktator dan melarang keberadaan partai politik lain selian Nazi, serta menekan
semua oposisi.
Kegilaan Hitler atas
kekuasaan, membuatnya memulai invasi ke Polandia pada 1 September 1939, dan memicu
pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Selama beberapa tahun berikutnya, dia akan
menyerang negara-negara Eropa lainnya, mengeksekusi saingan politik di dalam
negeri, menganiaya orang-orang Yahudi, dan merencanakan pembentukan kamp
konsentrasi yang mengerikan.
Perang akan berlangsung
hingga tahun 1945 sebelum kemudian pasukan aliansi sekutu memutar balikkan
keadaan dan mendorong pasukan Jerman kembali ke Berlin.
Dengan hanya tepaut beberapa
minggu lagi dari kekalahan, kematian Adolf Hitler pun sudah semakin dekat.
Titik Balik
Kemenangan Red Army atau Tentara Merah dalam
Pertempuran Stalingrad, merupakan titik balik bagi tentara Soviet yang sudah
cukup lama melawan Nazi karena menginvasi daratan mereka.
Saat pasukan Soviet maju ke
Berlin pada awal 1945, pasukan Sekutu lainnya (seperti AS) juga mendekat. Kala
itu, muncul informasi bahwa Hitler tampaknya sudah menghilang. Pasukan militer
Amerika, awalnya percaya bahwa Hitler bersembunyi di Pegunungan Alpen Bavaria
di bentengnya yang dikenal sebagai Kehlsteinhaus.
Pada bulan Maret 1945,
pasukan Amerika yang menetap di Jerman selatan mendengar laporan bahwa sebanyak
300.000 loyalis Nazi, bersembunyi di pegunungan yang merupakan pabrik senjata
bawah tanah.
Dwight D. Eisenhower, yang
saat itu menjabat sebagai Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu, takut bahwa para
loyalis itu akan melakukan kampanye gerilya dan menyeret perang selama bertahun-tahun
daripada menyerah—itulah kenapa berbagai titik strategis tentara Nazi, mulai
diserang satu persatu oleh pasukan sekutu
Sementara itu, ketika dicari
diseluruh lokasi persembunyiannya, Hitler sebenarnya tidak pernah meninggalkan
Berlin. Dia rupanya bersembunyi di bunkernya hampir sepanjang tahun 1945.
Ketika pasukan Sekutu
menangkap perwira Wehrmacht Kurt Dittmar, dia mengungkapkan bahwa Führer masih
di Berlin. Yang menakutkan, dia juga meramalkan bagaimana Hitler akan mati: "Hitler akan
dibunuh di sana atau bunuh diri."
Dalam beberapa hari
mendatang, dugaan Dittmar akan terbukti benar.
Pertahanan Führerbunker
Dengan Tentara Merah Soviet
yang menyerbu dari timur dan pasukan Sekutu lainnya yang bergerak dari barat
menuju Berlin, Hitler menyadari bahwa dia akan kalah perang.
Pada 16 Januari 1945, Hitler
mundur ke bunker bawah tanahnya, yang terletak lebih dari 50 kaki di bawah
gedung Kanselir di Berlin. Dikenal sebagai Führerbunker, tempat penampungan
seluas 2.700 kaki persegi tersebut, memiliki sumur untuk menyediakan air bersih
dan generator listrik
Dalam tempat persembunyian
itu, juga terdapat perabotan mewah dan lukisan mahal. Hitler pun, mulai
memberikan komando perang dari bawah tanah.
Tentu kala itu, Bunker yang
ditinggali Hitler sangat aman. Hitler beserta pejabat penting Nazi seperti
Joseph Goebbels, terlindung dari serangan bom dan kemelut di dunia luar. Sayang,
Bunker tersebut tidak bisa melindungi Hitler dari masalah lain, seperti
kesehatan yang buruk dan penuaan dini.
Setelah bertahun-tahun
berperang, rambut Hitler mulai ber-uban. Beberapa syaraf ototnya akan mulai
mengalami masalah, dan penglihatannya menjadi buruk. Kala di umurnya yang ke
55, Hitler tampak jauh lebih tua.
Pada April 1945, pasukan
bersenjata Nazi telah runtuh. Tentara Soviet mencapai Berlin dengan kekuatan
2,5 juta tentara. Tujuan kedatangan mereka adalah memburu orang yang
bertanggung jawab atas begitu banyak penderitaan.
Yap, akhir dari Hitler sudah
dekat.
Hari-hari Terakhir Hitler
Mengetahui apa yang terjadi,
Adolf Hitler menolak gagasan untuk mencoba melarikan diri ketika pasukan Soviet
memasuki Berlin. Dia, karena berbagai alasan, rupanya lebih takut ditangkap daripada mati, terutama
karena dia mendengar desas-desus bahwa Soviet ingin menguncinya di dalam
sangkar dan mengaraknya melalui Berlin—Penghinaan
itu lebih dari yang bisa ditanggung Hitler.
Sementara tentara Soviet
semakin dekat, menjelang akhir April, Tentara Merah sudah berara dalam jarak kurang
dari 300 meter dari Führerbunker.
Kala itu, Hitler masih terus
berjuang. Dia memerintahkan pasukan Jerman untuk berperang sampai mati, mengeluarkan
perintah dari Führerbunker yang menjanjikan hukuman mati bagi setiap komandan
militer yang melarikan diri dari Soviet.
Terlepas dari perintah itu,
Hitler tentu menyadari betapa kemelutnya situasi. Pada 22 April, Hitler
memanggil dua sekretarisnya, Christa Schroeder dan Johanna Wolf, ke kantornya.
Hitler mengatakan kepada
sekretarisnya, “Selama
empat hari terakhir situasi telah berubah sedemikian rupa sehingga aku terpaksa
membubarkan para stafku. Karena kau adalah yang terlama, kau akan menjadi yang
pertama. Dalam satu jam, sebuah mobil akan berangkat ke Munich.”
Secara pribadi, Führer mulai
membereskan segala urusannya. Bahkan, tepat sebelum kematian Hitler, dia juga
memutuskan untuk menikahi kekasih lamanya, Eva Braun .
Hitler dan Eva
Suatu hari sebelum Adolf
Hitler meninggal, Führer berpikir sudah waktunya untuk menikah. Pada 29 April
1945, ia menikahi Eva Braun, simpanannya selama 16 tahun.
Braun dan Hitler pertama
kali bertemu pada tahun 1929 ketika Braun yang berusia 17 tahun bekerja di
sebuah studio fotografi Munich. Braun menggambarkan pemimpin Partai Nazi
sebagai "seorang
pria dengan usia tertentu dengan kumis yang lucu."
Selama 16 tahun bersama,
Hitler menyembunyikan hubungannya dengan Braun dari dunia luar. Itu, adalah
kisah cinta yang aneh karena rupanya, Hitler benar-benar mencintai Eva Braun.
Ketika Hitler selamat dari
upaya pembunuhan pada tahun 1944, Braun bersumpah, "Sejak pertemuan pertama kita, aku
bersumpah untuk mengikuti mu ke mana pun, bahkan sampai mati."
Braun kemudian bergabung dengan Hitler di bunkernya pada
April 1945. Dengan majunya Tentara Merah mendekati Berlin, keduanya bertukar
janji pernikahan di bawah tanah.
Sebelum pernikahan mereka,
Hitler awalnya memerintahkan Braun untuk pergi dari Bunker dan menyelamatkan
diri. Tapi dia menolak dan berjanji setia padanya sampai akhir. Ini tidak
mengejutkan, terutama karena Braun pernah memberi tahu teman-temannya, "Lebih baik
sepuluh ribu orang mati daripada dia (Hitler) Kalah Perang."
Braun akan mengikuti Hitler
ke mana saja—bahkan sampai mati.
Final Farewell
Pada tanggal 29 April,
Hitler mulai mempersiapkan kematiannya. Dia memerintahkan pengawalnya untuk
menghancurkan surat-surat pribadinya. Dia juga mengatakan kepada dokter untuk
menguji kapsul sianida pada anjing kesayangannya, Blondi, untuk memastikan itu
berhasil.
Membunuh Blondi, terlepas
dari Hitler yang tidak rela, sebenarnya adalah juga untuk memastiikan bahwa
Blondi tidak akan jatuh ke tangan Soviet..
Keesokan paginya, pada 30
April, seorang anggota staf mendengar Braun menangis, “Aku lebih baik mati di sini. Aku tidak ingin
melarikan diri. ”
Pada saat itu, pelarian
hampir tidak mungkin dilakukan karena Tentara Merah hampir berada di atas
Führerbunker. Hitler memakan makanan terakhirnya yang berupa pasta dengan saus
tomat ketika Goebbels mencoba meyakinkan Führer untuk tidak bunuh diri.
" Kau tahu keputusanku," kata
Hitler kepada Goebbels. “Tidak ada perubahan! Kau tentu saja boleh meninggalkan
Berlin bersama keluargamu.”
Pada akhirnya Goebbels akan
berada di Bunker sampai akhir beserta juga Keluarganya. Tidak lama setelah
Hitler bunuh diri, Goebbels dan istrinya akan bunuh diri juga—anak-anak mereka
juga diberikan Sianida.
Jam-jam terakhir hidupnya, Hitler
mengumpulkan staf pribadinya dan menjabat tangan semua orang. Braun juga
mengucapkan selamat tinggal. Kepada salah satu sekretaris Hitler, Braun
berkata, “Cobalah
keluar. Kau mungkin masih bisa Pergi.”
Kematian Adolf Hitler Dan Eva Braun
Sementara informasi yang
salah kemudian menyebar tentang bagaimana Hitler meninggal, Hitler sebenarnya
tidak merahasiakan rencananya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Bahkan,
menurut saksi, Hitler juga sangat spesifik tentang bagaimana dia akan bunuh
diri.
Dengan suara tenang, Hitler
memberi tahu pelayannya, perwira SS Heinz Linge, “Aku akan menembak diriku sendiri sekarang. Kau
tahu apa yang harus kau lakukan.”
Hitler kemudian memberi
hormat Nazi dan mengumumkan, "Sudah selesai, selamat tinggal."
Jauh di dalam bunker, Hitler
dan Braun mengunci diri di kamar pribadi pada sore hari tanggal 30 April 1945.
Eva mengambil kapsul sianida dan menunggu kapsul itu membunuhnya. Hitler juga
menelan pil sianida, sebelum menembak dirinya sendiri dengan pistol.
Di luar ruangan, para
loyalis Hitler menunggu suara tembakan.
“Tiba-tiba… ada suara tembakan, begitu keras, begitu dekat, sehingga
kami semua terdiam,” kata sekretaris
Hitler Traudl Junge. "Itu bergema di seluruh ruangan."
Ketika Junge memasuki
ruangan bersama Linge, dia berkata, “Aku melihat Hitler merosot di dekat meja. Aku tidak melihat ada
darah di kepalanya. Aku juga melihat Eva dengan lutut tertekuk berbaring di
sampingnya di sofa—mengenakan blus putih dan biru, dengan kerah kecil.”
Tak lama setelah kematian
Adolf Hitler, para loyalis Führerbunker membawa tubuh Eva dan Hitler ke sebuah
taman kecil di luar bunker. Suara pertempuran mengelilingi mereka, termasuk dari
kejauhan suara tembakan senjata Soviet.
Seperti yang diperintahkan
Hitler, tubuhnya harus dibakar—dan tubuh Eva Braun juga akan dibakar. Goebbels
dan Bormann, menyiram mayat-mayat itu dengan bensin. Di samping penjaga bunker,
mereka menyalakan tumpukan kayu dan dengan cepat mundur ke tempat yang aman.
Pesan Hitler adalah pasca
dia mati, tubuhnya harus dihancurkan sepenuhnya. Meskipun sudah tidak ada
kemungkinan musuh Hitler akan membunuhnya sekarang, para loyalisnya tidak ingin
kematian Hitler (atau bahkan mayatnya) digunakan untuk tujuan propaganda.
Namun, terlepas dari upaya
mereka untuk membakar seluruh mayat, sebagian kecil rahang Hitler rupanya masih
tersisa dan dapat diselamatkan. Penemuan ini dikuatkan dengan dokumen yang mengungkapkan
bahwa pasukan Soviet memang menemukan sisa-sisa Hitler.
Pengumuman Kematian Hitler
Pada tanggal 1 Mei 1945, Karl
Dönitz, seorang laksamana Jerman, bersiap untuk berbicara kepada orang-orang
Jerman melalui radio dan memberi tahu mereka tentang kematian Adolf Hitler.
Namun Dönitz ragu-ragu untuk
mengatakan yang sebenarnya tentang bagaimana Hitler meninggal. Jadi, alih-alih
mengakui bahwa Hitler bunuh diri, Dönitz mengklaim bahwa Führer telah tewas
dalam pertempuran, dan berperang dengan gagah berani sebagai “Pemimpin dari
Pasukannya.”
Sayang dengan tubuh yang
tidak bisa ditemukan, serta banyaknya spekulasi yang ada, teori konspirasi
dengan cepat mulai menyebar. Beberapa mengklaim bahwa Hitler telah melarikan
diri dan tinggal di sebuah gua di Pegunungan Alpen Italia. Yang lain melaporkan
melihat diktator tersebut berada di kasino Prancis.
Soviet menambah kebingungan
dengan secara terbuka menyatakan pada bulan Juni 1945, bahwa mereka belum
menemukan sisa-sisa Hitler—seakan mengkonfirmasi kepada banyak orang bahwa dia mungkinmasih
hidup.
Tak lama setelah itu, banyak
petinggi kekuatan Sekutu menyarankan bahwa diktator Nazi itu masih hidup dan
telah melarikan diri ke Amerika Selatan.
Pada satu titik, pejabat AS
bahkan mencoba memburu Hitler di Argentina, di mana ia pernah dikabarkan
tinggal di tempat persembunyian bawah tanah.
Direktur FBI J. Edgar Hoover
secara pribadi menyelidiki laporan tersebut, dan akhirnya menyimpulkan bahwa "tidak ada
indikasi serius yang ditemikan bahwa Adolf Hitler ada di Argentina."
Pada tahun 2018, para
ilmuwan Prancis akhirnya dapat membuktikan bahwa kematian Hitler terjadi pada
tahun 1945. Dengan menganalisis sisa-sisa gigi sang diktator, yang rupanya sudah
diawetkan oleh Soviet—para ilmuwan secara meyakinkan mengidentifikasi sisa-sisa
itu sebagai asli.
Meskipun lebih dari tujuh
dekade telah berlalu sejak kematian Hitler, itu tetap menjadi salah satu
kematian yang paling banyak diteliti (dan kontroversial) sepanjang masa.
Detailnya bahkan semakin menghantui ketika mempertimbangkan warisan mengerikan
Hitler.
Dan yap, ceritanya pun
berakhir.
Baca
Juga :
- Story Of Henry Tandey : Kala Satu Kebaikan Pada akhirnya mengakibatkan Kematian 80 Juta Orang
- Erwin Eugen Rommel : Jenderal Andalan Hitler Yang Pada akhirnya Memutuskan Untuk Berkhianat
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Uraaaaa
ReplyDeleteBahas Misteri dan Hal unik dumia aja jangam Novel2 gakjelas kak
ReplyDeleteWado.. Maap yak..
DeleteThe holders series adalah hutang admin ke beberapa pembaca.. Admin usahakan bakal kebut penggarapannya biar segera selesai..
Besok kalau sudah selesai, bakal kembali ke pembahasan kasus-kasus biasa.