Pada tahun 1966, dua orang dari Brasil yang bernama Manoel Pereira da Cruz dan Miguel José Viana ditemukan tewas di puncak bukit yang menghadap ke Rio de Janeiro. Anehnya, kala mereka ditemukan, mata mereka nampak tertutupi dengan topeng yang terbuat dari timbal.
Penemuat mayat mereka,
kemudian akan membuka sebuah kasus aneh dan tak terpecahkan, bernama “The
Lead Mask Case”
Catatan
: admin
akan menggunakan kata “Lead Mask” dalam artikel. Lead yang dimaksud, adalah merujuk ke Pb atau Timbal. In a way, Lead Mask maksudnya adalah topeng timbal—Harap jangan bingung dan mengartikan “Lead” dibawah sebagai “memimpin”
Lead Mask Case
Misteri Kasus Lead Masks dimulai di perbukitan Rio de
Janeiro. Di sana, pada suatu hari di musim panas yang cerah tahun 1966, seorang
pemuda dilaporkan menemukan dua sosok mayat. Meskipun penemuan itu sendiri
sudah aneh, keadaan akan lebih aneh ketika menyinggung kondisi mayat tersebut.
Dua mayat itu nampak tidur
berjajar. Dari luar, tidak ditemukan bekas luka apapun yang bisa dilihat secara
cepat. Meskipun begitu, orang-orang mati itu dilaporkan mengenakan topeng timah
di mata mereka.
Beberapa barang yang mereka
bawa juga nampaknya tidak memberikan jawaban. Salah satu dari mereka, nampaknya
memiliki catatan di sakunya yang hanya memperdalam misteri.
Sejumlah teori tentang
kematian misterius di Brasil ini, akan mulai bermunculan seiring kasusnya
diketahui publik. Teori tersebut akan bervariasi mulai dari yang umum, sampai
yang menyinggung supranatural
Kala kepolisian menangani
kasusnya, mereka sama sekali tidak bisa menemukan bukti dan penjelasan atas
kenapa kedua orang yang tewas itu mengenakan topeng timah. Selebihnya, mereka
juga tidak bisa menentukan apa yang sebenarnya menarik mereka ke perbukitan
Rio—atau bahkan apa atau siapa yang membunuh mereka.
Itulah kenapa, untuk
memperdalam dan menganalisa penemuan, mari kita mulai dari awal.
The Timeline
Pada 20 Agustus 1966,
seorang pemuda bernama Jorge da Costa Alves memutuskan untuk membawa
layang-layangnya ke perbukitan. Itu adalah perjalanan santai yang aman sebelum
kemudian, ketika dia berjalan di Bukit Vintém di Niterói, Rio de Janeiro, dia
menemukan pemandangan dua mayat tergeletak di antara rerumputan.
Tentu Jorge langsung melaporkan penemuannya kepada polisi. Ketika polisi tiba, kesan pertama mereka terhadap TKP adalah sesuatu yang kurang lebih seperti ini : Mayat yang ditemukan adalah dua orang. Mereka mengenakan jas di atas pakaian formal mereka dan topeng timah di bagian mata mereka—polisi kemudian menjelaskan bahwa topeng timah yang dimaksud, adalah buatan tangan dan bukan hasil manufaktur. Tidak diketahui apakah mereka (para korban) yang membuatnya, ataupun topeng itu dipasangkan oleh orang lain.
Didekat mereka, ditemukan
juga botol air yang sudah kosong, beberapa handuk, dan sedikit uang tunai. Tentu
yang paling aneh dari semua, adalah sebuah catatan yang ditemukan di saku salah
satu orang yang tewas itu. Catatan tersebut, adalah catatan membingungkan yang
berbunyi :
“16:30
be at agreed place, 18:30 swallow capsules, after effect protect metals wait
for mask signal.”
“16:30 di tempat yang disepakati, 18:30 menelan kapsul, setelah itu
melindungi logam menunggu sinyal topeng.”
Sayangnya, terlepas dari
bukti-bukti itu, dan meskipun polisi berhasil mengumpulkan lebih banyak
informasi tentang orang-orang yang tewas dalam beberapa hari ke depan, setiap
jawaban hanya menimbulkan lebih banyak pertanyaan.
Para Korban
Menurut investigasi polisi,
dua orang yang tewas adalah Manoel Pereira da Cruz (32 tahun), dan Miguel José
Viana (34 tahun). Mereka berdua adalah tukang reparasi elektronik yang berasal
dari daerah Campos dos Goytacazes, yang berjarak sekitar 175 mil jauhnya dari
Niterói, Rio De Janiero tempat tubuh mereka ditemukan.
Dengan identitas di tangan,
polisi sempat berusaha menelusuri kembali rekam jejak mereka sebelum mereka
sampai di TKP. Polisi kemudian menemukan bahwa Pereira da Cruz dan Viana telah
memberi tahu keluarga mereka pada pagi hari tanggal 17 Agustus bahwa mereka
perlu pergi ke Sao Paulo untuk membeli peralatan dan sebuah mobil. Sayangnya,
itu adalah kebohongan karena kedua pria itu, nyatanya malah naik bus ke
Niteroi.
Setelah tiba di Niteroi
sekitar pukul 14.00, para pria itu berhenti beberapa kali. Mereka membeli jas
hujan di toko lokal dan sebotol air mineral di sebuah bar. Secara teratur,
mereka nampaknya juga menyimpan nota belanja mereka.
Kala polisi mengunjungi
daerah yang sempat mereka singgahi satu persatu, polisi juga berhasil menerima
informasi dari beberapa saksi. Kebanyakan dari saksi yang mengingat dua orang
tersebut, mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dari mereka.
Bartender yang menjual botol
air kepada Viana dan Pereira da Cruz, mengingat bahwa Viana tampak gugup.
Bartender tersebut mengatakan kepada polisi bahwa Viana terus memeriksa arlojinya.
Dari sana, Kasus Lead Mask menjadi dingin. Manoel Pereira
da Cruz Dan Miguel José Viana terakhir terlihat menuju perbukitan sekitar pukul
15:15 sebelum tiga hari kemudian, mereka ditemukan tewas.
The Possibilities
Sampai saat ini, tidak ada
yang tahu pasti apa yang terjadi di perbukitan Rio de Janeiro di bulan Agustus
yang aneh itu. Dalam otopsi pun, tidak ditemukan bukti berarti akan adanya
campur tangan zat-zat tertentu yang dapat menjelaskan kematian mereka.
Meskipun begitu, berbagai
macam teori telah muncul selama bertahun-tahun. Diluar hal yang ditemukan
polisi pada saat itu, Pereira da Cruz dan Viana rupanya lebih dari sekadar
tukang reparasi elektronik biasa
Menurut istri Pereira da
Cruz, kedua pria itu rupanya sedang dalam masa coba-coba untuk mempelajari “Scientific
Spiritism”—Pokoknya, mereka sangat tertaik untuk menghubungi semacam spirit atau roh. Bahkan, mereka telah
mencoba metode yang aneh-aneh selama beberapa kali dengan teman mereka yang
bernama Elcio Gomes.
Pada satu titik, sebuah
perangkat elektronik yang dibangun oleh para pria itu meledak di halaman
belakang Pereira da Cruz. Ketiganya rupanya mencoba perangkat itu lagi di
pantai, dan mengaku telah menyaksikan ledakan di langit.
Polisi, bagaimanapun,
mengikuti lebih banyak petunjuk yang lebih normal dibanding dengan yang berbau
spiritual. Kepolisian sempat mengawasi Elcio Gomes karena istri Pereira da Cruz
mengatakan bahwa dia pernah berkelahi dengan suaminya. Gomes juga beberapa kali
terbukti menceritakan pengakuan-pengakuan yang kontradiktif kepada polisi.
Seorang lelaki bernama
Hamilton Bezani, sempat mendatangi polisi dan mengatakan bahwa dia telah
membantu merampok dan membunuh Pereira da Cruz dan Viana setelah bertemu dengan
mereka di sebuah pusat spiritualisme dan memikat mereka ke Niterói.
Dia mengklaim bahwa kaki
tangannya mengatakan kepadanya, “Kami telah membunuh mereka berdua. Kami menodong mereka,
dengan pistol, dan mengambil uang mereka.”
Sayangnya, dari pengakuan
itu, tidak mampu ditarik barang bukti yang cukup untuk memverifikasi setiap
perkataan Bezani. Alhasil, pengakuan itu pun dicoret oleh polisi (Pengakuan
tentang perampokan juga lemah karena polisi masih berhasil menemukan sejumlah
uang milik para korban di TKP)
Pada akhirnya, karena
kurangnya bukti dan penjelasan untuk mengetahui mengapa kedua pria itu pergi ke
bukit, kasus Lead Mask pun
ditinggalkan (belum ditutup, tapi tidak disentuh lagi karena belum ada bukti
baru yang muncul)
Jika dihitung sampai hari
ini, sudah lebih dari 50 tahun semenjak kasus itu pertamakali muncul. Meskipun
begitu, segenap penjelasan yang tidak bisa disimpulkan, membuat kasus Lead Mask masuk ke dalam daftar kasus
yang belum terpecahkan.
Selebihnya, masih menjadi misteri.
- Boy in The Box, Kasus Penemuan Mayat Bocah di dalam Kardus
- Kisah Timothy Treadwell dan Pengkhianatan Beruang Grizzly
- Dibalik Foto Evelyn McHale yang dijuluki “The Most Beautifull Suicide”
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "The Lead Mask Case : Kasus Pembunuhan Topeng Timbal yang Aneh"
Post a Comment