Pada akhir 1970-an, Pee Wee Gaskins dianggap sebagai pembunuh berantai paling produktif dalam sejarah Carolina Selatan.
Dengan berat hanya lima kaki
lima dan 130 pon, tampaknya sulit dipercaya bahwa dia berhasil membunuh secara
brutal setidaknya 15 pria, wanita, dan anak-anak.
Tetapi para penyelidik
menemukan bahwa aksi Gaskins ini rupanya didorong oleh kebencian intens yang
dia simpan sebagian besar untuk wanita muda sejak usia dini. Mereka percaya
bahwa kebencian ini berasal dari kehidupan masa kecilnya, di mana ayah tirinya
kerap memukulinya sementara ibunya pura-pura tidak tau.
Meskipun kejahatan awalnya
sebagai remaja memang tidak terlalu parah, ia dengan cepat ‘lulus’ dari
perampokan untuk menyerang anak-anak, memukul korban secara acak, dan bahkan
memperkosa balita.
Ketika dia akhirnya
ditangkap hampir satu dekade kemudian, bahkan penjara dengan keamanan maksimum
tidak dapat mengontrol rasa haus darahnya, karena hanya beberapa jam sebelum
eksekusi, Gaskins berhasil membunuh seorang narapidana dengan bahan peledak.
Welp,
Ini
adalah kisah nyata yang sangat disturbing
dari seorang lelaki bernama Donald “Pee Wee” Gaskins.
Pee Wee Gaskins
Donald Henry Gaskins lahir
pada 13 Maret 1933, di Florence County, Carolina Selatan. Kehidupan awalnya
sebagai manusia bisa dibilang sangat buruk.
Ibunya, adalah sosok yang
cuek dan tidak peduli dengan anaknya. Ketika dia baru berusia satu tahun, dia
secara tidak sengaja meminum minyak tanah, yang menyebabkan dia mengalami
kejang-kejang selama bertahun-tahun kemudian
Gaskins juga tidak pernah
mengenal ayah kandungnya dan dia selalu disiksa secara fisik oleh rentetan
pacar yang dimiliki ibunya. Faktanya, Gaskins sangat diabaikan sebagai seorang
anak sehingga pertama kali dia mengetahui nama aslinya, adalah di pengadilan pasca
dia melakukan pemerkosaan dan penyerangan dimasa remaja.
“Pee
Wee”
adalah julukan yang dia dapat karena perawakannya yang kecil. Dia juga menjadi
korban bully sehingga dia harus putus
sekolah ketika dia baru berusia 11 tahun.
Pada usia 13 tahun, Gaskins sudah
mulai melakukan percobaan pembunuhan pertamanya. Saat merampok sebuah rumah,
seorang gadis muda yang tinggal disitu memergokinya sedang mencuri. Gaskins menghantam
kepala gadis itu dengan kapak dan meninggalkannya untuk mati. Tapi dia selamat
dan dengan mudah mengidentifikasi Gaskins.
Akibatnya Gaskin dinyatakan
bersalah atas penyerangan dan percobaan pembunuhan sebelum dikirim ke sekolah
reformasi pada 18 Juni 1946, di mana dia diharapkan tetap tinggal sampai dia
berusia 18 tahun.
Dalam masa ‘penahanan’ itu,
lagi-lagi dia menjadi korban bully. Dia
Diketahui diperkosa oleh 20 anak laki-laki—bahkan setuju untuk melayani secara
seksual "Boss Boy" asrama dengan imbalan perlindungan.
Dalam masa-masa sulit itu, Gaskins
berulang kali mencoba melarikan diri dari sekolah reformasi. Dari semua
usahanya, dia hanya berhasil satu kali.
Selama pelarian ini, ia
menikahi seorang gadis berusia 13 tahun dan kemudian menyerahkan diri kepada
pihak berwenang untuk menyelesaikan hukumannya. Dia dibebaskan pada hari ulang
tahunnya yang ke-18.
Kejahatan Berlanjut
Pasca menyelesaikan masa
hukumannya, Gaskins diketahui mendapatkan pekerjaan di pertanian tembakau
lokal, di mana ia dengan cepat mengembangkan skema mencuri hasil panen dan menjualnya
secara diam-diam—dia bahkan membakar lumbung orang lain dengan bayaran sehingga
mereka dapat mengumpulkan asuransi.
Semua berjalan lancar bagi
Gaskins, sampai kemudian seorang gadis remaja mengejek aksi Gaskins tersebut.
Gaskins yang nampaknya tersinggung rupanya tanpa pikir dua kali langsung
membunuh gadis itu dengan menghantam kepalanya menggunakan palu.
Akibatnya, dia dikirim ke
Penjara Negara Bagian Carolina Selatan, di mana ia dilaporkan (sekali-lagi)
diperbudak secara seksual oleh seorang pemimpin geng. Namun rupanya, pamornya
di penjara mulai naik dan ditakuti pasca dia menggorok leher seorang
narapidana.
Atas aksinya itu, dia
dihukum karena pembunuhan dan pada akhirnya harus menghabiskan enam bulan di
sel isolasi—Dia menghabiskan 20 tahun berikutnya masuk dan keluar dari penjara,
melarikan diri berkali-kali hanya untuk ditangkap kembali.
Korban Pee Wee Gaskins
Dalam masa “keluar masuk”
penjara ini, Gaskins sudah mulai aksi pembunuhan teburuknya. Pasca dilepaskan
dari penjara pada September 1969 karena pemerkosaan, dia nampaknya tidak kapok
untuk melakukannya lagi.
Awal 1970, Gaskins diketahui
memberi tumpangan kepada seorang wanita. Gaskin kala itu mengusulkan agar
mereka berhubungan seks sebagai imbalan tumpangan yang Gaskins berikan. Namun,
sang wanita malah menertawakannya.
Hal itu, mengarah kepada
Gaskin memukulinya hingga pingsan. Dia kemudian menyodominya, di mana dia
menyadari betapa dia menikmati penyiksaan—Gaskins kemudian akan membuat
korbannya tetap hidup selama berhari-hari, sebelum dia menenggelamkan yang
pertama ini ke dalam rawa.
Pada bulan November 1970,
Gaskins memperkosa dan membunuh keponakannya yang berusia 15 tahun, Janice
Kirby, dan temannya Patricia Alsobrook.
Meskipun orang-orang mulai
menghilang, butuh waktu bertahun-tahun bagi polisi untuk menetapkan Gaskins sebagai
tersangka. Bahkan sampai tahun 1973, Gaskins pada dasarnya malah dipandang
sebagai warga ‘bermartabat’ di Carolina Selatan yang aneh namun tidak berbahaya
Menurut pengakuannya
sendiri, pada tahun 1975, Gaskins telah membunuh lebih dari 80 orang yang dia
temui di sepanjang jalan raya Carolina Selatan. Dia bahkan memperkosa seorang
anak berusia dua tahun setelah menenggelamkan ibunya yang sedang hamil.
Segenap kejahatannya (yang
entah benar atau tidak) ini tidak pernah dicium polisi. Itu sampai Kim Ghelkins yang berusia 13 tahun,
menghilang di tahun itu—pihak berwenang pertama kali mencium aroma Gaskins.
Sebelum dia menghilang, Kim
Ghelkins telah memberi tahu orang-orang di sekitar kota bahwa dia memiliki
hubungan dengan “Pee Wee” Gaskins. Gaskins sempat menjanjikannya liburan
bersama ke luar negeri.
Tentu saja itu hanya janji
palsu karena aslinya, Kim malah disiksa, disekap dan diperkosa.
Pembunuhnya Akhirnya Tertangkap
Gaskins akhirnya tertangkap ketika anteknya, seorang mantan napi bernama Walter Neely yang membantunya menghilangkan mayat, diketahui melaporkan Gaskins ke polisi dan membawa polisi ke tempat mayat delapan korban Gaskins.
Pada 26 April 1976, Donald “Pee
Wee” Gaskins akhirnya ditangkap.
Dalam penahanan, Gaskins
kemudian mengakui pembunuhan-pembunuhan yang berhubungan dengan rentetan mayat
tersebut. Tidak hanya itu, dia bahkan mengklaim bahwa dia telah melakukan
hingga 90 pembunuhan. Dia menjelaskan bahwa beberapa di antaranya adalah
pejalan kaki acak sementara yang lain adalah pembunuhan berbayar.
Pihak berwenang tentu tidak
dapat membuktikan klaim ini dan percaya
bahwa Gaskins hanya mencoba untuk menyombongkan diri. Tetapi putrinya, Shirley,
tetap yakin bahwa ayahnya mengatakan yang sebenarnya.
Didakwa dengan delapan
tuduhan pembunuhan, Gaskins dinyatakan bersalah atas tuduhan pertama pada 24
Mei 1976, dan dijatuhi hukuman mati. Gaskins sempat menikmati penangguhan
hukuman singkat pada November 1976 ketika Mahkamah Agung AS memutuskan hukuman
mati Carolina Selatan tidak konstitusional.
Meskipun hukuman mati
diberlakukan kembali pada tahun 1978, Gaskins kala itu tetap ditakdirkan untuk
menjalani sisa hidupnya di balik jeruji besi. Dalam masa penahanan ini, dia
menerima kontrak untuk membunuh seorang napi, dimana dia melaksanakan tugasnya
itu dengan sempurna.
The Last Hit
Rudolph Tyner dipenjara
karena membunuh pasangan lansia. Putra pasangan itu, yang ingin melihatnya
mati, menyewa Gaskins untuk membunuh Tyner.
Tyner kerap ditahan di sel
isolasi yang tentu, membuat semuanya cukup sulit pada awalnya. Gaskins pertama
mencoba meracuninya terlebih dahulu, tetapi Tyner selalu memuntahkan makanannya
kembali.
Dalam sebuah aksi
penyelundupan yang entah bagaimana, Gaskins rupanya berhasil mendapatkan sebuah
dinamit dan berhasil meledakkan seluruh sel Rudolph Tyner dalam sebuah
pembunuhan yang overkill dan
berlebihan.
Bermodal mayat Tyner yang
sudah hancur berkeping-keping, pengadilan pada akhirnya kembali menyeret
Gaskins ke meja hijau sebelum kemudian (sekali lagi) menjatuhinya hukuman mati
karena pembunuhan sesama napi.
Dia dieksekusi pada 6
September 1991 dengan duduk di kursi listrik.
In
the end, karena 90 pembunuhan yang dia akui tidak terbukti, hal
tersebut tidak pernah dituliskan lagi dalam catatan kriminal Donald “Pee Wee” Gaskins.
Meskipun begitu, banyak orang percaya bahwa ada kemungkinan puluhan korbannya
masih terjebak dan membusuk di rawa-rawa Carolina Selatan.
Dan.. ceritanya pun berakhir.
Baca
Juga :
- Josh Maddux Hilang pada 2008. Tujuh Tahun Kemudian Dia Ditemukan Menjadi Mayat di dalam Cerobong Asap.
- Unsolved Case : Kasus Menghilangnya Rebecca Coriam dari Kapal Pesiar Disney Wonder Pada Tahun 2011
- Kasus Kematian Edgar Allan Poe : Kisah Penulis Misteri yang Kematiannya Sendiri, Malah Menjadi Misteri.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Jadi penjahat karena lingkungan dan sosial yg juga rusak.
ReplyDelete