Pada saat James Fitzgerald bergabung dengan satuan tugas yang bertugas menangkap Teroris bernama Unabomber, kasus itu sudah aktif selama 17 tahun.
Sejak 1978, tercatat telah terjadi
16 pemboman yang mengakibatkan puluhan orang terluka dan hilangnya tiga nyawa
dikarenakan bom yang dirakit sendiri oleh si pelaku.
Terlepas dari pelaku yang hari ini sudah diketahui, selama 17 tahun tersebut, FBI sama sekali tidak mencurigai lelaki yang bernama Ted Kacyznski. Setidaknya sampai James Fitzgerald masuk ke dalam penyelidikan.
(Opsional) Ini adalah bagian
ketiga dari 3 Chapter kisah Unabomber, silahkan baca chapter sebelumnya : Part
2 atau dari yang pertama Part
1
Pencarian Identitas Unabomber
James Fitzgerald adalah
seorang penyidik yang memiliki 10 tahun pengalaman sebagai profiler, (atau
orang yang bertugas mencari identitas tersangka berdasarkan dari bukti-bukti
yang ada) Sayang dalam kasus Unabomber, James Fitzgerald telat dimasukkan ke
dalam penyelidikan.
Kala dia ditugaskan dalam
kasus yang berusia 17 tahun seperti Unabomber, dia tau bahwa ini adalah kasus
yang unik, sehingga dibutuhkan penyelesaian khusus dalam mengidentifikasi sang
pelaku.
Dan benar saja, pasalnya,
Penyelidikan dalam mencari Identitas Unabomber, nampaknya terlalu terfokus
kepada pencarian DNA, sidik jari dan bukti fisik lain yang ada di TKP (metode
standar)
Mengenai Unabomber, James
Fitzgerald berkata “Kami tahu dia lebih pintar daripada kebanyakan penjahat lain
yang kami hadapi,” Ujar Fitzgerald . “Dan satu-satunya alasan kenapa dia sulit
ditangkap adalah karena dia sangat cermat dalam menghilangkan bukti di rakitan
bom yang dia buat”
Ya, James langsung tau kalau
dia kala itu sedang berhadapat dengan orang yang memiliki kecerdasan di atas
rata-rata, sehinga mengidentifikasi pelaku dengan cara “normal” pun, nampaknya
tidak berhasil
Fitzgerald mencatat bahwa
kurangnya keberhasilan dalam kasus selama satu setengah dekade ini bukan karena
pekerjaan polisi yang buruk (karena polisi memang mencatat keberhasilan yang
baik apabila bukti fisik bisa ditemukan). Alih-alih, dia memuji kecerdasan
pelaku dan kedisiplinannya untuk menghilangkan bukti-bukti forensik.
"Begitu kerasnya dia
bekerja untuk memastikan tidak ada bukti sama sekali," kata Fitzgerald. "Dan, tentu saja, tidak ada sidik jari, tidak ada DNA,
tidak ada bukti serupa."
Blunder Unabomber
Tentu, karena tidak ada
bukti (atau belum) yang bisa dianalisa, James Fitzerald memutuskan untuk
menunggu. Menunggu sampai si Unabomber melakukan semacam blunder.
Fitzgerald memiliki
keyakinan bahwa, kasus kriminal seperti Unabomber, pasti pada akhirnya akan menghasilkan
semacam aksi publik. Pengeboman tidak sepenuhnya random dan sudah pasti ada
alasan kenapa mayoritas kasus, berkaitan dengan tempat atau orang-orang
akademis. Si Unabomber ini, hendak menyampaikan sesuatu (entah tersurat atau
tersirat)
Pada tahun 1987 ada sebuah
laporan dari saksi yang mengatakan bahwa dia melihat sosok yang dicurigai
adalah Unabomber, terlihat menjatuhkan bom rakitan di parkiran Salt Lake City.
Meskipun atas laporan saksi itu, sketsa pelaku berhasil didapat, namun itu
bukanlah Blunder yang ditunggu oleh
Fitzgerald.
Blunder yang dimaksud dan
dinanti Fitzgerald, secara mengejutkan muncul 6 tahun kemudian. Itu, adalah
Blunder berwujud manifesto 35.000 kata yang dikirimkan Unabomber ke The New
York Times .
Percaya atau tidak, namun
James Fitzgerald pada akhirnya berhasil menebak ciri-ciri si Unabomber hanya
dari membaca Manifesto yang dia tulis.
Analisa Linguistik atas Manifesto
Unabomber
Dalam menganalisa Manifesto
Unabomber, Fitzgerald dibantu oleh Roger Shuy, seorang ahli bahasa dari
Universitas Georgetown. Mereka menganalisa penggunaan bahasa yang kurang lebih,
menjelaskan umur dan asal si Unabomber.
Dalam manifesto tersebut, James
Fitzgerald memperhatikan bahwa wanita sering disebut sebagai "anak ayam" atau "broads" dan orang
Afrika-Amerika disebut sebagai "Negro."
Kata-kata itu, terdengar
kuno dan memberi isyarat kepada Fitzgerald bahwa penulisnya kemungkinan bukan
anak muda. Ada juga petunjuk yang mengungkapkan ketidaksukaan yang kuat
terhadap teknologi.
Penempatan tanda baca di
seluruh bagian menandakan bahwa itu ditulis pada mesin tik daripada komputer.
Kemudian, ada petunjuk dalam dialek
yang menunjuk pada istilah yang biasanya hanya diucapkan oleh orang-orang di
daerah Chicago— kampung halaman Ted Kaczynski (si pelaku)
Kala itu, dewi fortuna
benar-benar ada di pihak Fitzgerald karena pada masa-masa analisa linguistik
dari manifesto dilakukan, Fitzgerald dihubungil oleh David Kaczynski, adik dari
Unabomber sendiri.
David mengatakan bahwa dia
yakin kalau kakaknya, Ted Kaczynski adalah Unabomber karena dia melihat adanya
kesamaan bahasa yang ditulis di Manifesto dan ucapan yang pernah diucapkan
kakanya dulu.
Mereka kemudian melakukan
analisa bersama sampai pada akhirnya, keyakinan mereka bahwa Ted Kaczynski adalah
Unabomber, melebihi 90 persen.
Pasca Ted Kaczynski Ditangkap
Hal yang menarik adalah,
apabila James Fitzgerald tidak terlibat dalam FBI tatkala David Kaczynski
menelfon akan temuannya, ada kemungkinan temuannya tersebut akan dianggap
“bodoh” atau “bukti yang lemah”
Pasalnya, kala itu, di
kalangan penyidik FBI sendiri, ilmu Forensik Linguistik adalah hal yang cukup
asing. Menganalisa pelaku berdasarkan pada tulisan, bukanlah metode standar dan
hampir tidak pernah dilakukan dalam memecahkan kasus kriminal.
Namun pada kenyataannya,
temuan David dan Fitzgerald ini lah yang kemudian menjadi alasan dikeluarkannya
surat penangkapan terhadap Ted Kaczynski. Dan benar saja, tatkala dia digrebek
di kabin nya di Montana, seluruh bukti yang menyebutkan bahwa Ted Kaczynski
adalah Unabomber, ada disana.
Semenjak saat itu ilmu Forensik Linguistik pada akhirnya mulai sering digunakan untuk menyelesaikan kasus-kasus serupa. Pada 2005, Forensik Linguistik bahkan berhasil menyelesaikan kasus menghilangnya Jenny Nicholl Patterson di U.K (sebuah kasus yang entah akan admin bahas di blog atau tidak)
Real Epiloge
Kasus Unabomber adalah kasus
yang cukup panjang dan admin memutuskan untuk membaginya menjadi 3 part karena
kalau seluruh detail dilampirkan dalam 1 artikel saja, admin tau bahwa dashbor
blogger bakal nge-hang (Trust me, i know)
Jika kau berhasil membaca
ketiganya, maka admin ucapkan terima kasih (ngetik dan risetnya memang lama dan
somehow, admin berhasil masuk ke ‘zone’ tanpa diganggu rasa malas untuk
berhenti).
Overall, admin menikmati
menulisnya, dan format pembahasan kasus yang dibagi ke dalam multi chapter, not
so bad after all (admin gak tau kedepannya bakal buat lagi atau tidak)
Yah mungkin itu, mau ngomong
apa lagi dah..
Baca
Juga :
- Boy In The Box, Kasus Penemuan mayat bocah di dalam Kardus
- Kisah cinta Aneh antara Carl Tanzler dan Elena Milagro Hoyos
- Kematian Timothy Treadwell dan Pengkhianatan Beruang Grizzly
- Pembunuhan Steven Mineo karena Konspirasi Gila Sherry Shriner
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Ini blog keren. Sumpah.
ReplyDeleteAnalisa dan gaya menulisnya sangat berkelas.
ehehe.. terimakasih gan, nulis ini itu sekaligus belajar.
Deletesetuju gua suka banget baca nyaaaaa
Delete