Saat Amerika Serikat memutuskan merekrut para kelelawar untuk berpartisipasi di perang dunia kedua, memang terdengar seperti sebuah rencana gila. Lebih gila lagi, karena kelelawar-kelelawar itu, kemudian ditugaskan untuk membawa bahan peledak guna membombardir pasukan Jepang.
Tentu
saja dari semua pertanyan yang ada, pertanyaan yang paling menonjol adalah : Why?
American “Bat Bomb”
Dr.
Lytle S. Adams, seperti kebanyakan orang Amerika pada saat itu, sangat marah dengan
serangan di Pearl Harbor. Dan dari dalam hatinya, sangat ingin sekali membantu
dalam upaya perang.
Baru
saja kembali dari liburan di New Mexico, dia ingat bahwa dia "sangat
terkesan" oleh jenis Kelelawar tertentu dari Meksiko. Itu adalah jenis
kelelawar “Free-Tailed Bats” yang diketahui melakukan migrasi setahun sekali melintasi
berbagai negara bagian.
Setelah
meriset lebih dalam dan mengetahui habitat mereka ada di gua Calsbad, dia
kemudian melakukan perjalanan kesana guna menangkap satu dan mempelajarinya
lebih lanjut.
Fakta
bahwa diketahui jenis kelelawar itu mampu bertahan di ketinggian, terbang jarak
jauh, dan membawa beban berat, entah kenapa memunculkan sebuah ide gila di
kepala Adams.
Rencana Gila
Seperti
kebanyakan orang Amerika di tahun 30-an dan 40-an, pemahaman Adams tentang
Jepang memang agak miring. Kebanyakan orang percaya bahwa Jepang adalah sebuah
pulau dengan kota-kota yang padat dipenuhi dengan rumah-rumah dan pabrik-pabrik
dari kertas dan kayu
Dengan
pemikiran seperti itu, dia percaya bahwa dengan bom kelelawar yang cukup,
militer dapat memusnahkan seluruh kota hanya dengan membiarkan kelelawar
melakukan kebiasaan mereka—Yaitu bermigrasi dan bersembunyi di tempat gelap.
Itulah
kenapa pada waktu itu, Adams benar-benar kekeh untuk membawa idenya ini ke
Gedung Putih dan mempresentasikannya kepada pemimpin negara dan
jenderal-jenderal militer.
Sekilas,
Proposal yang dia buat itu memang tampak seperti plot film horor murahan. Dia
berjanji bahwa rencananya ini akan "menakutkan,
menurunkan moral, dan membangkitkan prasangka buruk dihati Kekaisaran
Jepang,"
Dia
bahkan mengklaim bahwa Kekaisaran Jepang sudah pasti akan berpikir "jutaan kelelawar yang telah lama
menghuni menara, tempat lonceng, terowongan, dan gua, sejatinya memang
ditempatkan disana oleh Tuhan. Menunggu momen ini untuk menghancurkan Jepang,
dan membalas segala dosa-dosa yang telah Jepang lakukan. “
Tatkala Disetujui
Memahami
hubungannya dengan pejabat pemerintahan, Dr. Lytle S. Adams sebenarnya adalah
sahabat baik dari Ibu Negarr Elaeanor Roosevelt. Bisa jadi itulah yang kemudian
membuat proposal rencananya ini berhasil sampai ke meja kerja Presiden
Roosevelt
Melihat
dan memahami rencana itu dengan seksama, Presiden Roosevelt yang menjabat kala
itu langsung memberikan proposal itu ke kepala intelijen masa perangnya yaitu
Kolonel William J. Donovan.
Roosevelt
bahkan ikut melampirkan surat pribadi kepada Kolonelnya yang bertuliskan : "Pria ini tidak gila,"
tulisnya. “Kedengarannya seperti ide yang
sangat liar, tetapi layak untuk dilihat.”
Setelah
mendapat “persetujuan” dari sang Presiden. Proposal itu mulai dilihat dan diteliti
oleh banyak kalangan. Termasuk Donald Griffin, orang yang telah memelopori
penelitian tentang strategi ekolokasi kelelawar. Griffin memberikan dukungannya
pada rencana tersebut dalam sebuah surat.
“Proposal ini tampak aneh dan visioner
pada pandangan pertama,” tulisnya, “tetapi pengalaman luas dengan biologi eksperimental meyakinkan penulis
bahwa jika dieksekusi dengan kompeten, itu akan memiliki setiap peluang untuk
berhasil.”
Menindak
lanjuti rencana tersebut, Presiden Roosevelt pun memangil Dr. Lytle S. Adams ke
gedung putih. Setelah melihat demonstrasi Adams menggunakan kelelawar yang dia
tangkap sendiri, Gedung Putih pun nampak terkesan.
Mereka
pun kemudian membentuk tim dan akhirnya setuju untuk melaksanakan renana gila
tersebut. Angkatan Udara AS memberikan wewenang untuk memulai pelaksanaan, dan
rencana tersebut secara resmi dikenal sebagai Proyek X-Ray.
Tes Lapangan
Maka
dimulailah sebuah uji coba besar-besaran demi mempersiapkan Proyek X-Ray.
Militer Amerika Serikat kala itu langsung melakukan operasi untuk menangkap
ribuan kelelawar berjenis “Free-Tailed Bats” dari seluruh barat daya.
Di
laboratorium, bom berukuran kecil kemudian dirancang agar dapat diangkat oleh
para kelelawar yang dimaksud. Segala macam transportasi pun direkayasa agar
kelelawar-kelelawar itu bisa menjatuhkan bom pada tempat yang diinginkan.
Sayangnya,
segera setelah percobaan skala medium
dimulai, halangan dalam rencana itu segera ditemukan. Secara teori, kelelawar
harusnya mengikuti gerombolan besar migrasi dan secara berkelompok akan
berpindah ke tempat tertentu.
Sayangnya,
beban bom yang ditambahkan kepada mereka, membuat kemampuan terbang beberapa kelelawar
berubah secara tidak terartur. Tidak lupa menyinggung beberapa kelelawar yang
bersenggolan di udara, memicu hulu ledak berantai yang kemudian meledakkan
mereka semua di angkasa.
Tidak
peduli seberapa keras para ilmuan mencoba mengatasi masalah ini, mereka tetap
tidak bisa melatih kelelawar untuk mematuhi perintah mereka yaitu “Cepat, pergi ke jepang dan ledakkan dirimu
disana!” (Ya Iyalah cok cok.)
Hingga
pada akhirnya, semua berubah berantakan tatkala Pangkalan Udara yang dibuat
khusus untuk operasi ini, yaitu Carlsbad
Army Airfield terbakar (karena kelelawar). Dan yap, rencana gila itu pun
dengan segera dibatalkan.
Menggali
lebih dalam, sebenarnya ada masalah lain selain masalah tekhnis. Usut punya
usut, ternyata transportasi kelelawar dan biaya penelitian metode baru ini,
adalah masalah sebenarnya.
Setelah
30 demonstrasi berbeda dan sudah habis $2 juta untuk studi, semua tidak
berjalan sesuai rencana dan membuat seluruh peneliti dan tentara menyerah. Ditambah
lagi, ada desas-desus tentang senjata yang jauh lebih kuat yang bisa digunakan—yaitu
bom atom.
In The End
Jika
diingat lagi, itu memang adalah ide bodoh dan sangat memalukan mengetahui bahwa
proposal tersebut sempat disetujui.
Tentu
saja yang paling kecewa diantara mereka semua adalah sang pelopor, alias Dr.
Lytle S. Adams sendiri. Terlepas dari kegagalannya ini, dia tercatat masih akan
mengeluarkan ide-ide gila. Beberapa di antaranya termasuk seed-packet Bomb dan mesin penjual ayam goreng otomatis.
Well, Terlepas dari Adams
yang kecewa, setidaknya segenap keluarga kelelawar termasuk Batman nampaknya cukup senang dengan hal itu.
End
Of Story
Baca Juga :
- Amerika dan Operation Wandering Soul Di Perang Vietnam
- Misteri “Siaran Nomor” menakutkan pada Masa Perang Dingin
- Rencana Nazi Membangun Tank Terbesar yang Pernah Ada
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Koplak sekali anjay.
ReplyDeletePemikirannya out of box.