Semua agama tidak dibentuk sama. Beberapa memiliki asal-usul duniawi, sementara yang lain, seperti Ralisme, datang ke manusia dari luar bumi (setidaknya itulah yang para pengikutnya percayai)
Para pengikut Raëlisme
percaya bahwa semua makhluk hidup di bumi adalah ciptaan dari ras alien yang
sangat cerdas dan maju yang dikenal sebagai Elohim.
Mereka diceritakan
mengelilingi bumi dengan UFO mereka secara rahasia sembari mengawasi manusia.
Jika manusia dapat mengatasi sifat dasar mereka, manusia mungkin memenuhi
syarat untuk menjadi bagian dari peradaban Elohim yang agung di planet mereka
yang jauh.
UFO dan agama Raëlisme
Raëlisme bukanlah agama
monoteistik (mempercayai satu tuhan). Para pengikutnya percaya pada Elohim yang
berbeda, dan Elohim tersebut bukanlah sosok yang bisa disebut Tuhan. Elohim,
lebih cenderung ke “Higher Society” dimana manusia bisa bergabung dengan mereka
apabila berhasil mencapai persyaratan tertentu.
“Higher Society” tersebut
dibagi menjadi tujuh tingkatan dan untuk menjadi bagian dalam menganut Raëlisme,
manusia harus secara resmi meninggalkan kepercayaan mereka di semua agama lain.
Sebaliknya, manusia harus
percaya pada pilar keagamaan yang berdasar kepada perdamaian dunia,
non-kekerasan, demokrasi, dan kebebasan seksual.
Siapa Pendiri Raëlisme?
Claude Vorilhon, seorang
pria berkewarganegaraan Prancis yang lahir pada tahun 1946, adalah pendiri Raëlisme.
Sebelum dia menjadi nabi (yang dia
deklarasikan sendiri), dia bekerja sebagai jurnalis dan juga seorang pembalap
mobil.
Ketika dia berusia 27 tahun,
dia mengaku bahwa dia “Bertemu Alien” di taman gunung berapi Puy de Lassolas di Prancis. Menurutnya,
dia dibawa ke sebuah pesawat ruang angkasa milik Elohim. Mereka memberitahunya
bahwa dia adalah setengah Elohim dan memberinya rincian dari seluruh sejarah
umat manusia di bumi. Mereka juga mengatakan kepadanya bahwa mereka telah
memilihnya untuk membawa pencerahan bagi umat manusia.
Setelah pertemuan pertama
itu, dia juga mengaku bertemu dengan Elohim di taman yang sama sebanyak enam
kali lagi dan memutuskan untuk melepaskan seluruh karirnya dan kemudian menjadi
nabi “Full time” Elohim di bumi.
Dia mulai menyebut dirinya dengan
nama Elohim-nya yaitu Raël. Semenjak saat itu, dia memulai
perjalanannya berkeliling dunia untuk mempromosikan agama barunya Dia Juga
menulis beberapa buku tentang pengalamannya dengan alien. Beberapa bukunya
diantara lain berjudul : ”The Book Which Tells the
Truth”, “Extraterrestrials
Took Me to their Planet”, “Intelligent Design”, “Sensual Meditation”, “Geniocracy”, dan “Yes To Human Cloning”.
Selain itu, dia juga muncul
di banyak acara TV, berpidato di Kongres Amerika, dan bergaul dengan politisi
dan selebriti internasional.
Awal mula Raëlisme
Pada 19 September 1974,
Claude Vorilhon berpidato di hadapan 2000 orang di sebuah konferensi di Paris
di Prancis. Dia membuat kesan yang cukup untuk mendapatkan 170 pengikut di hari
itu juga.
Semenjak saat itu, dia mulai
menginisiasi sebuah organisasi yang disebut “Mouvement
pour l'accueil des Elohim, créateurs de l'humanité” (Gerakan Penyambutan
Elohim, Pencipta Kemanusiaan) atau MADECH. Kemudian, pada tahun 1976, ini
menjadi Gerakan Raëlian Internasional.
Prinsip utama Raëlisme
Menurut Raëlisme, ada alien
mirip manusia yang dikenal sebagai Elohim yang datang ke bumi menggunakan UFO
dari galaksi yang jauh. Mereka adalah makhluk yang maju secara ilmiah dan
teknologi, dan mereka menciptakan ras manusia sebagai kloning dari diri mereka
sendiri. Kita, dalam ceritanya adalah semacam eksperimen ilmiah yang para
Elohim lakukan di bumi.
Elohim telah berusaha ‘mencerahkan’
kemanusiaan selama berabad-abad. Untuk mencapai tujuan ini, mereka mengirim
nabi-nabi yang ‘sudah diberi pencerahan’ di tengah-tengah umat manusia
sepanjang sejarah. Para nabi yang dipilih oleh Elohim, termasuk Claude
Vorilhon, adalah setengah-Elohim, hasil perkawinan Elohim dengan wanita
manusia.
Dalam pemahaman Raëlisme
juga tercatat bahwa, ketika Elohim menciptakan manusia, mereka tidak mampu
menciptakan spesimen yang benar-benar sempurna. Sehingga manusia digambarkan
sebagai makhluk yang “cacat” secara hati.
Itulah kenapa, manusia harus
mampu belajar melampaui “kecacatan” hati mereka agar dapat bergabung dengan “Higher
Society” diantara para Elohim yang murni.
Kontroversi Raëlisme
Tentu saja, bukan hanya sejarah
mereka saja yang mencoba melawan realita, ajaran mereka pun juga sama
Raëlisme percaya pada kebudayaan seksual liberal dan cinta
bebas untuk semua orang (Mereka menyebutnya seks positif). Itulah kenapa mereka
menghalalkan pesta seks atau orgy.
Menurut Raëlisme, terlibat
dalam ‘cinta yang bebas’ membantu
mengisi kembali sel-sel otak dan dengan demikian, memperluas kecerdasan
manusia. Ini adalah bentuk meditasi yang memungkinkan penganutnya untuk
berkomunikasi dengan Elohim.
Untuk mempromosikan meditasi
erotis ini, Claude Vorilhon dikabarkan pernah mendistribusikan kondom kepada
siswa sekolah dan mendorong mereka untuk melakukan masturbasi (anj—)
Claude Vorilhon juga membaptis
beberapa wanita tertentu dan memberi mereka gelar “Malaikat Putih”
dan “Malaikat Merah Muda”. Mereka, adalah golongan
wanita-wanita muda yang dipilih karena kecantikan mereka yang luar biasa.
“Malaikat
Merah Muda” dibaptis dengan cara disumpah untuk tidak
menikah ataupun berhubungan dengan lelaki sampai tiba masa dimana Elohim datang
untuk memberikan keselamatan kepada para penganut Raëlisme—Jadi, mereka tidak
boleh terlibat dalam hubungan fisik dengan siapa pun, kecuali sang pendiri
Claude Vorilhon; karena dia setengah Raël, jadi itu tidak masalah (of course)
Para Malaikat Merah Muda bahkan sempat menarik kontroversi yang lebih
besar ketika mereka berpose dengan Claude Vorilhon untuk majalah porno,
Playboy, pada Oktober 2004.
Paham gila yang tidak ada Habisnya
Para pengikut Raëlisme juga
mempercayai bahwa tubuh manusia bukanlah hal yang memalukan dan bahwa harus ada
kesetaraan antara pria dan wanita. Artinya, jika pria bisa bertelanjang dada di
depan umum tanpa ragu, wanita juga harus bisa melakukannya.
Untuk memprotes
undang-undang negara bagian yang melarang perempuan mengekspos areola dan
puting mereka di depan umum, dan untuk menciptakan lingkungan publik yang aman
bagi perempuan yang ingin mengekspos payudara, mereka mengadakan perayaan yang
disebut Go Topless Day (dan yap, itu
adalah hari yang sesuai namanya)
Mereka mengatur parade yang
dipenuhi oleh wanita setengah telanjang di luar Arizona State University.
Mereka juga berparade di New York City pada tahun 2014.
Tidak sampai disitu, Raëlisme
juga prihatin dengan masalah keadilan sosial lainnya di negara lain. Hal itu
membuat mereka mendirikan sebuah organisasi independen bernama Clitoraid pada tahun 2006.
Organisasi ini aktif di
Burkina Faso dan banyak negara Afrika lainnya untuk membantu para “korban
mutilasi” alat kelamin perempuan (maksudnya perempuan yang sudah disunat, bakal
dikembalikan lagi ‘itu’nya)
Para dokter dan ahli bedah
yang bekerja dengan Clitoraid di
negara-negara ini menggunakan operasi rekonstruktif untuk membangun kembali “itunya”
perempuan yang sudah dipotong.
Meskipun sebenarnya,
terlepas bahwa ini termasuk ‘proyek kemanusiaan’, penduduk setempat di banyak
negara menuduh organisasi tersebut mempromosikan adat-istiadat seksual Barat yang
buruk kepada mereka.
Raëlisme dan Kloning Manusia
Tidak hanya tentang “hak
asasi”, Raëlisme juga memiliki pandangan yang ‘nyentrik’ tentang biologis dan
eksistensi manusia.
Menurut Raëlisme, genetika
manusia membutuhkan pemurnian, dan ini hanya dapat terjadi melalui kloning
manusia. Para penganut Ralisme tetap bersikukuh bahwa teknik kloning akan
segera menjadi sangat maju sehingga manusia bisa “membuat” manusia lain dengan
metode kloning (tanpa harus melalui perkawinan). Hal tersebut, dikatakan akan
membuat ras manusia kembali murni dan secara langsung dapat menjadi bagian dari
Higher Society bersama para Elohim.
Pada bulan September 2000, Raëlisme
bahkan bertindak cukup serius dengan mengumumkan pembentukan perusahaan baru
mereka yang bernama Clonaid untuk
sepenuhnya melakukan penelitian tentang kloning manusia.
Pada konferensi pers, para Malaikat mengatakan bahwa mereka
bersedia untuk bertindak sebagai penyumbang DNA untuk usaha kloning agama
mereka.
Pada tahun 2003, Clonaid
membuat pengumuman mengejutkan bahwa mereka telah berhasil membuat kloning
manusia pertama di dunia. Namun, setelah menimbulkan kehebohan, perusahaan tersebut
tidak menunjukkan bukti apapun.
Raëlisme masa kini
Hari ini, ada sekitar
100.000 penganut Raëlisme di 97 negara di seluruh dunia, termasuk Amerika
Serikat, Kanada, Korea Selatan, dan Australia. Amerika Serikat memiliki jumlah
pengikut Ralisme terbesar. Dan mengingat banyak sekali “pemuda tersesat” di
seluruh penjuru dunia, ada prediksi bahwa Raëlisme akan terus tumbuh.
Raëlisme terus “berkontribusi”
dalam apapun yang mereka lakukan hari ini. Mereka bahkan berharap untuk membangun
sebuah kedutaan resmi di berbagai negara dalam kesiapan untuk kedatangan Elohim
yang mereka tunggu-tunggu.
Hmm..
Baca
Juga :
- Mengenal Pastafarian dan Gereja penyembah “Flying Spaghetti Monster”
- Kisah Timothy Treadwell dan Pengkhianatan Beruang grizzly
- Jawaban yang benar untuk menjawab “Trolley Problem”
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Raëlisme: Agama yang Menyembah Makhluk Ekstra-Terestrial Bernama Elohim"
Post a Comment