Ketika membayangkan tentang interogator ulung, orang-orang kejam mungkin akan muncul di benak. Melukai secara fisik dan mental, adalah salah satu cara Interogator untuk membuat tawanannya menyerah—intinya, cara apapun dilakukan untuk mendapatkan informasi.
Pikiran yang sama berlaku
ketika memikirkan Nazi. Apabila seorang tentara atau penduduk tertangkap oleh
Nazi pada masa perang, pasti mereka akan membayangkan interogasi yang dipenuhi
siksaan dan rasa sakit.
Secara khusus, Nazi pernah
tercatat memiliki seorang interogator Ulung yang bernama Hanns Scharff. Dia
dikenal karena metode Interogasinya yang... tidak biasa.
Kisah Hidup Hanns Scharff
Hanns Scharff diketahui
lahir pada tahun 1907, di Kekaisaran Prusia Timur. Dia dibesarkan di kota
Leipzig di mana dia belajar seni dan belajar bisnis tekstil.
Saat mencapai usia dewasa,
ia dikirim untuk berbisnis ke Afrika Selatan oleh perusahaan tempat dia bekerja.
Penugasan itu, membuatnya fasih berbahasa Inggris. Dia unggul dalam marketing, dan kebanyakan klien
menganggapnya sebagai pria terhormat dalam berbisnis.
Hanns menikah dengan seorang
wanita Inggris bernama Margaret Stokes yang kebetulan adalah putri seorang
Kapten RAF (Royal Air Force)
legendaris bernama Claud Stokes
Pasca menikah, Hanns dan
Margaret, pergi berlibur ke Jerman pada suatu musim panas. Hal yang harusnya
adalah liburan pendek, berubah menjadi menetap jangka panjang karena pecahnya
Perang Dunia II.
Kala perang datang, Hanns
yang secara tekhnis masih warga negara Jerman, dikirim ke divisi Wehrmacht
untuk pelatihan militer. Dia sudah dikabari bahwa dia akan dikirim ke garis
depan pada pertempuran di Uni Soviet
Perang berjalan dan Hanns
dibawa kesana kemari untuk melaksanakan tugas. Karena dia fasih berbahasa
Inggris dan bahasa itu merupakan aset yang penting dalam perang, tidak perlu
waktu lama sampai dia dipromosikan menjadi Kopral.
Setelah beberapa waktu
berada di garis depan, gelombang perang membuat Hanns berakhir ditempatkan di Oberursel
(daerah didekat Frankfurt, Jerman) di Pusat Intelijen dan Evaluasi yang
dioperasikan oleh Angkatan Udara Luftwaffe yang terkenal kejam.
Fasilitas mereka memiliki
tugas di mana pilot Sekutu yang ditangkap (tidak termasuk Soviet) harus diinterogasi—Hanns
Scharff, kala itu menjadi salah satu Petugas Interogasi.
Karir Hanss Scharff sebagai Interogator
Kala melihat metode
Interogasi yang ada, entah kenapa Hanns Scharff merasa bahwa metode tersebut
tidak cocok untuknya.
Di Fasilitas itu, para
tawanan kebanyakan berasal dari pesawat Inggris yang jatuh, yang pilotnya takut
ditangkap oleh rezim Nazi. Desas-desus sudah beredar diantara tentara sekutu
tentang polisi rahasia yang disebut Gestapo
yang dikatakan melakukan teknik penyiksaan yang mengerikan kepada para tawanan
Terlepas dari pedoman Konvensi Jenewa tentang larangan penyiksaan atas tawanan perang, penyiksaan ilegal tetap ada. Dan praktek tersebut memang terjadi di beberapa tempat di kamp perang dunia kedua.
Ketika beberapa pilot
Angkatan Darat AS ditangkap, Scharff mendapat kesempatan pertamanya untuk
menginterogasi. Dia diberi beberapa informasi singkat dari para tawanan yang
diketahui.
Anehnya, sewaktu melakukan
Interogasi itu, dia menolak memakai seragam militernya. Hanns berargumen ; “pakaian kasual adalah semua yang dia
butuhkan untuk memeras informasi” (mental salesmen mah emang beda)
Kala para tahanan bertemu
dengan Hanns, alih-alih melihat sosok Nazi yang menyeramkan, yang mereka lihat
hanyalah sosok lelaki polos yang nampak seperti sedang mencoba menjual sesuatu
kepada mereka.
Tentu pada awalnya para
tahanan dan rekan-rekannya akan menganggap tingkah Hanns ini sebagai tipuan.
Namun fakta bahwa Hanns mampu berkomunikasi dengan sangat fasih dalam bahasa
inggris, membuat sedikit banyak para tahanan akan sedikit melunak kepada Hanns.
Menggunakan kemampuan
bernegosiasi seperti menjual produk, Hanns menciptakan ilusi seakan dia tahu lebih banyak
daripada yang dia tahu sebenarnya. Hal ini membuat para pilot merasa bahwa
setiap detail yang mereka berikan, sudah menjadi pengetahuan umum.
Seiring menginterogasi lebih
banyak orang, Hanns menjadi sangat pandai dalam bernegosiasi, hingga beberapa
tahanan bahkan menawarkan informasi secara sukarela karena diperlakukan dengan
sangat baik:
Oleh Hanns, Para tahanan
terkadang dibawa bertamasya ke hutan dan kebun binatang dengan Hanns sebagai
pemandu mereka. Mereka menerima perawatan medis dan persediaan makanan yang berlimpah—Pengalaman
dan perlakuan baik mereka, tercermin dalam buku tamu kamp di mana para tahanan
menggambarkan keramahan tempat itu
Satu-satunya aspek licik dari
para interogator, adalah membiarkan para tahanan tahu bahwa mereka akan diserahkan
kepada Gestapo yang terkenal jika mereka tidak bekerja sama atau mencoba melarikan
diri.
Namun Hanns nampaknya tidak
pernah mengancam ataupun menyinggung Gestapo selama interogasinya. Bahkan,
ketika dia menginterogasi tahanan keras kepala yang bernama Gabby Gabreski
(yang menolak melakukan apapun)—Hanns tidak menghukumnya.
Malahan, meskipun Gabby
tidak pernah membantu Hanns selama peperangan, mereka tetap berteman dan
bertemu lagi setelah perang usai.
Upaya untuk memperlakukan
tawanan dengan baik ini, rupanya didasari oleh sebuah perasaan atas keadilan
yang tinggi dari dalam diri Hanns. Dia tahu bahwa sementara tawanan ini adalah
musuhnya, mereka tetaplah manusia yang tidak memulai perang.
Hanns tau bahwa dia akan
dikenang dan dihormati sebagai orang baik, karena dia tidak pernah menimbulkan
rasa sakit pada orang lain meskipun terpaksa.
Hanns Scharff Pasca Perang
Lama setelah Perang Dunia II
selesai, Hanns Scharff diketahui hidup bersama istrinya secara nonmaden. Selama beberapa waktu, dia mengunjungi
berbagai negara dan melanjutkan hidup. Meskipun, dia merasa bahwa dia harus
menghindari Amerika Serikat karena background Nazi yang dia miliki, mungkin
mendatangkan musuh apabila dia berkunjung kesana
Disisi lain, Karena karirnya
sebagai “orang baik” di perang dunia ke 2, pemerintah Amerika Serikat
sebenarnya memiliki tawaran pekerjaan untuk Hanns. Ketika Berbagai surat kabar
AS mulai mempublikasikan metode Interogasinya di Perang Duna II, Hanns pun dicari
dan secara resmi kemudian direkrut oleh Pentagon.
Karirnya di Amerika Serikat,
diketahui akan menjadi pengaruh bagi banyak orang termasuk mantan agen FBI Ali
Soufan yang terlibat dalam penyelidikan 9/11 dan di Teluk Guantanamo.
Saat pensiun, Hanns resmi
menjadi warga negara AS dan mulai berkarir di bidang seni. Dia diketahui
merancang mosaik di monumen terkenal seperti Kastil Cinderella di Disneyland.
Kisah Hidup Hanns Scharff
adalah contoh luar biasa tentang membela kebenaran, dimanapun kau berada. Dia
percaya bahwa manusia tetap manusia dan dari manapun mereka berasal, mereka
berhak mendapat rasa hormat yang sama (Berbeda
Jauh dengan doktrin Nazi tentang Ras Aria dan Holocaust kepada Yahudi)
End
Of Story
Baca
Juga :
- Christmas Truce of WWI : Ketika Tentara Jerman dan Inggris Berdamai Di Medan Perang Hanya Untuk Bermain Sepak Bola.
- Unit Spesial No.23, “Pasukan Hantu” dari Militer AS yang Meneror Medan Pertempuran selama Perang Dunia II.
- Manfred von Richthofen, Pilot andalan Pasukan Jerman Yang Dijuluki "The Red Baron" Pada Perang Dunia Pertama
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Inspiratif banget ceritanya. Tampil beda.
ReplyDeleteGue suka cara dia "Memanusiakan manusia".