Trolly Problem adalah sebuah pertanyaan filosofis yang sangat populer. Hal itu tentu saja dikarenakan “dilema” yang muncul bagi siapa saja yang mencoba untuk menjawabnya.
Pengertian
Trolly Problem
Sebelum mulai, mari admin
jelaskan dulu apa itu Trolly Problem. Untuk mempermudah, bayangkan saja seperti
ini :
Ada kereta yang melaju di
relnya. Karena suatu alasan, rem dari kereta tersebut blong dan tidak bisa
dihentikan. Di depan, di atas rel, ada lima orang yang diikat dan tidak bisa
bergerak. Secara cepat, kereta itu langsung menuju ke arah mereka.
Kau berdiri agak jauh di dekat
rel kereta, di depanmu, ada sebuah tuas. Jika kau menarik tuas ini, kereta
tersebut akan beralih ke rangkaian rel yang berbeda. Namun, kau mengetahui
bahwa ada satu orang di jalur yang berbeda tersebut dan dia juga terikat. Dalam
situasi ini, kau memiliki pilihan:
- Tidak melakukan apa-apa, dalam hal ini kereta akan membunuh lima
orang di jalur utama.
- Tarik tuas, mengalihkan kereta ke jalur samping di
mana ia akan membunuh satu orang.
Kira-kira, mana yang akan kau pilih?
Nah, tentu saja disinilah dilema
nya akan muncul. Secara umum tentu saja ada orang yang akan memilih memindahkan
jalur rel, karena hal itu dapat menyelamatkan 5 orang, meskipun harus membunuh
1 orang dalam prosesnya.
Dalam perhitungan
matematika, tentu 1 orang meninggal akan lebih baik daripada 5 yang meninggal. In a way, lebih sedikit korban jiwa =
lebih baik.
Sayang, jika dipahami lebih
dalam, apakah itu merupakan keputusan yang benar? Mempertimbangkan jika kau
menarik tuasnya, maka kau secara langsung bertanggung jawab atas kematian 1
orang tersebut.
Well, bagaimana
jika, kau memutuskan tidak menarik tuasnya?
Biarkan Takdir Berjalan
Percaya atau tidak, tapi
dalam menjawab situasi “Trolly Problem” ini, akan ada orang yang lebih memilih
membiarkan 5 orang meninggal begitu saja.
Yap, Jangan tarik tuasnya.
Pembenaran dari keputusan
itu adalah bahwa lebih baik lima orang mati di tangan takdir, daripada satu orang mati di tangan seseorang.
Bayangkan seperti ini. Jika
iblis datang kepadamu dan berkata, “Hey,
akan ada gempa bumi besar yang akan membunuh ribuan orang. Tapi kau bisa
mencegahnya dengan membunuh satu orang. Apa yang kau pilih?”
Ada orang yang akan memilih
untuk membiarkan gempa terjadi. Alasannya? Karena gempa bumi sepenuhnya merupakan
peristiwa takdir yang tidak dapat
dimintai pertanggungjawaban kepada manusia manapun.
Tetapi jika kau membunuh
seseorang, maka hal tersebut kini berubah menjadi peristiwa yang bisa dimintai
pertanggung jawabannya. Yap, kematian orang itu adalah salahmu.
Memang terdengar
menyebalkan, tetapi secara hukum, pembunuhan satu orang masih jauh lebih buruk
daripada kematian ribuan orang secara tidak sengaja.
Memang sih, kelalaian untuk mencegah tragedi adalah
satu hal. Tapi perlu diketahui bahwa dengan tidak menarik tuas, secara tekhnis
kematian yang terjadi bukanlah salahmu. Yap, itu sepenuhnya adalah milik
takdir.
Takdir tersebut akan terus
berjalan apa adanya, tidak peduli kau ada di TKP atau tidak. Selain itu, dari
sudut pandang moral murni, lebih baik membunuh dengan tidak bertindak daripada
dengan tindakan.
Pertanyaan Tanpa Jawaban
Nah, setelah memahami hal
diatas, kira-kira yang mana pilihanmu? Well, sebenarnya, apapun pilihanmu, tidak
ada yang salah.
Kenyataannya adalah, bahwa
sebenarnya, terlepas dari banyak orang yang mengatakan bahwa membunuh 1 orang
adalah jawaban yang paling baik, ataupun membunuh 5 orang adalah cara agar
tidak mendapat “tanggung jawab” secara langsung, Trolly problem ini sebenarnya
adalah sebuah pertanyaan yang didesain agar tidak memiliki jawaban.
Sejak dikemukakan pertama
kali pada tahun 1967, Trolly Problem memang didesain sebagai pertanyaan
Paradox. Maksudnya adalah, dari sudut pandang manapun kau menjawab, akan selalu
ada dilema yang harus kau hadapi. Yap, tidak ada jawaban yang benar dan tidak
ada jawaban yang salah.
Tentu setiap jawaban bisa
diutarakan secara bebas beserta alasannya oleh si penjawab. Dari jawaban mereka
itulah, akan ada pola pikir psikologis yang dapat dinilai kemudian.
Kau boleh menjawab tetap
membunuh 5 orang, atau berpindah membunuh 1 orang, tidak masalah. Keduanya sama-sama
setara dan tidak ada yang lebih tinggi dalam hal “lebih baik”
Mindf*ck Internet
Meskipun, sebagian orang
nampaknya berargumen bahwa jawaban dari Trolly Problem bisa lebih dari sekedar
2 pilihan. Orang-orang di internet, menawarkan jawaban-jawaban “alternatif”
atas permasalahan ini. Berikut adalah beberapa diataranya :
Dari Quora, Gabriel Bell,
seorang Atheist dari UK mengatakan :
Aku punya beberapa Jawaban,
Pertama
-
pindahkan satu orang ke jalur dengan lima orang di atasnya, lalu alihkan kereta
ke jalur itu dan bunuh keenamnya. Dengan begitu kau tidak harus memilih siapa
yang hidup dan siapa yang mati karena mereka semua mati. Tidak ada masalah
moral sama sekali.
Kedua
-
lempar diri mu di depan kereta. Itu akan memberikan kemungkinan keretanya akan
anjlok dari rel dan tidak ada yang akan mati kecuali dirimu.
Dari Reddit, User bernama IsThisLoss1-1i-11-1_ menyarankan solusi dari Trolly Problem dengan mengubah lajur kereta menggunakan manuver multi-track drifting. Terlepas entah apakah sudah pernah dilakukan didunia nyata, muti-track drifting kurang lebih seperti ini :
Yap, intinya biar enam orang
yang ada di rel kereta mati secara epic.
Kalangan meme-rs, bahkan alih-alih ikut menjawab, malah menawarkan konsep “Trolley Problem” yang lebih mudah dimengerti dan Minimalis :
Tentu saja jika kau kurang
puas dengan jawaban-jawaban (ataupun versi) alternatif diatas, kau selalu dapat
memilih jawaban yang lebih lokal : “Biarkan
semuanya terjadi, kalau sudah tak terkontrol, salahkan pemerintah.”
Terlepas dari semuanya, jika
disuruh menjawab, kau sendiri akan menjawab apa?
Baca
Juga :
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Bagus banget artikelnya.
ReplyDeleteDari sudut pandang moral bukannya dgn mengabaikan 5 orang tadi sama saja dgn bertanggung jawab? Kamu bisa mencegah tapi tidak mau melakukan?
Menurut gue ga ada yg lebih tepat karena bener kata admin. Pertanyaan ini ga punya jawaban dari awal. Dua duanya sama sama benar dan sama sama salah. Apalagi buat psikopat yg punya pola pikir "Proses membenarkan hasil". Bisa jadi mereka tanpa ragu bakal ngorbanin 1 orang tadi.
Beda sama Omnipotence Paradox yg (Menurut gue) salah kondisi soalnya karena mustahil memenuhi kondisi yg diperlukan dgn syarat yg bertentangan
Yg bagian mindfuck internet, itu orang orang kurang piknik pasti. Sama aja kaya temen gue doeloe waktu suit, gajah lawan manusia. Pasti yg pake manusia ngeles "Kan bawa senapan. Menang lah" Atau Semut lawan gajah. Ntar ngeles "Gajah kan gede. Itu semut sekali injek juga mati".
ReplyDeleteMan, mau gue gilas palanya pake buldozer.
hahah.. bayangin trolley problem ini harus dijawab tanpa ngeles. harus to the point "ey, mau bunuh 1 atau 5?" (kalau udah jawab 1 atau 5, gak boleh ngomong lagi).
DeleteJangan lakukan apa apa, tidak ada keterangan jelas kalau mereka masih hidup.
ReplyDeletehahah bener tu
Deletewalaupun udah mati, tapi gue masih menghormati mayat...gue pilih 1 yang dikorbankan. apapun yang terjadi gue udah berusaha, bukan hanya diam...
ReplyDelete