Meskipun mereka menyebut diri mereka sebagai Catholic Church, hampir tidak ada bagian dari Gereja Palmaria yang tampaknya sejalan dengan nilai-nilai Katolik.
Dari kepercayaan terhadap Anti-Kristus,
Penobatan Hitler sebagai orang Suci, bahkan Paus tanpa mata, Kisah dari gereja
Palmaria terdengar seperti sesuatu yang berasal dari novel Dan Brown.
Namun, percayalah bahwa
keberadaan mereka itu nyata. Pasalnya, pengikut Christian Palmarian Church of the Carmelites of the Holy Face, atau
Gereja Katolik Palmarian, ada di seluruh dunia, dan kebenaran tentang praktik
keagamaan mereka bahkan lebih aneh daripada fiksi.
The Wierd Of The World
Kota El Palmar de Troya adalah kota kecil yang sederhana, terletak jauh
di wilayah Andalusia di Spanyol selatan. Karena itu bukan tujuan wisata (walau
tidak sepenuhnya pelosok juga), kota
itu hidup jauh dari jangkauan turis ataupun orang luar.
Kemudian, pada tahun 1968, kota
tersebut terjebak di tengah perpecahan agama antara Gereja Katolik dan sekte
pemberontak yang sedang berkembang.
Pada bulan Maret 1968, tidak
ada angin tidak ada hujan, empat orang siswi mengaku mereka melihat penampakan
Bunda Maria di pohon dekat Palmar de Troya.
Pasca kejadian itu, banyak orang diketahui melakukan perjalanan ratusan mil
untuk menjadi saksi penampakan dan (dugaan) mukjizat—dan tak lama kemudian,
kota kecil itu sudah dipenuhi dengan orang-orang yang datang berkunjung
Sementara beberapa dari pengunjung
dan penduduk juga melaporkan penampakan “Mukjizat” di lokasi, sebagian besar
menganggap bahwa itu hanya bualan belaka. Seorang uskup setempat menyatakan itu
omong kosong dan memerintahkan orang-orang untuk kembali ke kehidupan normal
mereka.
Namun, satu orang bersikeras bahwa penampakan mukjizat (yang dilihat oleh
keempat gadis) itu nyata, dan bahwa dia juga mengaku menyaksikan mukjizat lain
dari mata kepalanya sendiri.
Satu orang tersebut, adalah
lelki bernama Clemente Dominguez y Gomez. Seorang pegawai kantoran kelas bawah
dari Seville.
Dominguez sangat terobsesi
oleh “penampakan-penampakan” mukjizat yang (katanya) dia lihat, sehingga pada
tahun 1975, ia diketahui membentuk ordo keagamaannya sendiri yang didedikasikan
untuk mengikuti instruksi yang diberikan kepadanya oleh Bunda Maria dalam penglihatannya.
Dia menyebut ordonya sebagai
“Order of Carmelites of the Holy Face”
dan mengaku mendedikasikannya kepada Paus Paul
VI saat itu.
Karena Dominguez, pada
kenyataannya, sama sekali bukan orang suci, dia mencari semacam “penobatan”
agar dia bisa menjadi Uskup atas organisasi keagamaannya itu. Banyak dari Uskup
agung yang kala itu dia datangi dan hampir semuanya menolak menobatkan
Dominguez sebagai Uskup.
Semua kecuali satu.
Uskup Agung tua bernama Ngo
Dinh Thuc, adalah seorang kelahiran Vietnam
yang kemudian memberikan “izin” dan “penobatannya” kepada Dominguez. Dia
merupakan seorang sosok yang tradisionalis, namun apapun itu, izin darinya “secara
tekhnis” membuat organisasi keagamaan yang dibuat oleh Dominguez ada dibawah
Vatikan.
Thuc akhirnya menobatkan
Dominguez dan empat orang lainnya sebagai uskup dan memberkahi beberapa pria lainnya sebagai pastor.
Namun, karena Thuc tidak memperoleh izin untuk melakukannya dari Paus,
Dominguez dan kelima pria lainnya itu pada akhirnya di banned dan status keuskupan mereka dicopot seketika (oleh Paus Paul
VI secara pribadi)
Dominguez yang tidak rela
melepas “jabatan” yang barusaja dia dapat, pada akhirnya malah mulai membentuk
aliran barunya menjadi sesuatu yang lain.
Gereja Palmaria
Ketika Paus Paul VI meninggal pada tahun 1978,
Dominguez mengklaim bahwa dia adalah penerus tahta Paus berikutnya. Meskipun
dia “sudah dibuang” dari sistem dan sama sekali tidak ada kedekat dengan para Cardinals (para pimpinangereja senior
yang berada satu tingkat dibawah Paus), dia menyatakan bahwa dia telah
dimahkotai secara ghoib sebagai Paus
oleh Yesus Kristus sendiri dan bahwa Conclave
(Pemungutan suara untuk menentukan paus oleh para Cardinal terpilih) tidak
lagi diperlukan.
Dia mengambil nama kepausan
Gergory XVII, mengangkat orang-orang ke dalam Cardinal-nya sendiri, dan merubah nama organisasi “Order of Carmelites of the Holy Face” menjadi
Gereja Katolik Palmaria.
Terlepas dari kenyataan
bahwa klaimnya ditolak mentah-mentah oleh umat Katolik tradisional (mungkin
juga modern), paus baru (Paus John Paul I), dan seluruh Vatikan, Namun Dominguez
tetap mantap dengan doktrin barunya.
Di Gereja Katolik Palmaria,
paus tidak mengaku sebagai uskup Roma (seperti halnya Gereja Katolik Roma)
tetapi malah mengklaim sebagai paus yang lebih kuat dan lebih berkuasa.
Mereka percaya bahwa Yesus
Kristus sendiri lah yang memberikan posisi itu kepada Dominguez, dan mengatakan
bahwa dipilih sebagai Paus oleh Yesus Kristus, jauh lebih luar biasa dibanding dipilih
sebagai Paus oleh para Cardinals
melalui voting (Conclave)
Dalam langkah pertamanya
sebagai Paus Palmaria, Dominguez (sekarang Gregorius XVII) menyatakan Paus John Paul II yang baru terpilih sebagai Paus
resmi Vatikan kala itu, di banned dari
agama Katolik (dih...)
Dia juga mengkanonisasi diktator Francisco Franco dan Adolf Hitler,
serta Pastor Josemaria Escriva, pendiri Opus Dei, dan penjelajah Christopher
Columbus.
(Mengkanonisasi atau Canonization artinya adalah secara
resmi mendeklarasikan orang yang sudah mati sebagai orang suci)
Dominguez juga dijuluki sebagai "The Pope with no eyes" yang terkenal di Gereja Palmaria. Setelah kehilangan matanya dalam sebuah kecelakaan mobil, ia terus memberikan misa dengan kelopak mata dijahit tertutup. Dia mengklaim bahwa kehilangan penglihatannya, menjadikannya memiliki kemampuan “penglihatan” yang lebih besar.
Kelanjutan Gereja Palmaria
Setelah kematian Dominguez
pada tahun 2005, Manuel Alonso Corral menggantikannya dengan nama kepausan
Peter II. Dia dipilih sendiri oleh Yesus Kristus (melalui visi Dominguez)
beberapa tahun sebelumnya.
Dalam masa “pemerintahan” nya,
Hal pertama yang dia lakukan sebagai Paus Palmaria adalah menobatkan Clemente Dominguez y Gomez sebagai
“Pope Saint Gregory XVII the Very Great.”
Yang kedua adalah untuk
memperingatkan para pengikutnya tentang keberadaan Antikristus (Anti-Christ),
yang sudah lahir pada tahun 2000. Doktrinnya menguraikan peran Antikristus, dimana
sosok tersebut, akan muncul ke publik pada usia 12 tahun, sebelum kemudian hidup
bersembunyi sampai ulang tahunnya yang ke-30—dari umur ke 30 dan seterusnya, antikristus katanya akan benar-benar
kembali ke publik dan menjadi “orang penting” di bumi.
Setelah kematian Peter II,
Gregorius XVIII mengambil alih. Terlahir sebagai Gines Jesus Hernandez, Gregory
XVIII adalah salah satu pemimpin Gereja Palmaria yang paling setia.
Dia diketahui memberikan
beberapa aturan yang sangat ketat pada anggota gereja Palmaria, membatasi
pilihan pakaian mereka, melarang pergi ke bioskop, dan bahkan mendikte jumlah
rokok yang bisa mereka hisap per hari. Dia juga memaksakan ritual doa
berjam-jam pada jemaah dan menuntut pertobatan, kerendahan hati, dan “kepatuhan pada hierarki.”
Pada tahun 2016, hanya lima
tahun setelah menjadi Paus Palmaria, Gregorius XVIII mengundurkan diri secara
tiba-tiba. Seolah-olah disadarkan oleh kewarasan, dia mulai membelot dari ajaran Gereja Palmaria dan
mulai berkampanye untuk menentangnya.
Dalam wawancara, dia mengatakan
bahwa gereja Palmaria adalah sekte cuci otak, yang hanya didorong oleh
keinginan para pemimpinnya untuk mencari kepuasan harta, tahta dan wanita (respect.. respect)
Gereja Hari Ini
Hari ini, Gereja Palmaria
masih berdiri. Meskipun memiliki kurang dari 2.000 anggota, masing-masing dari
mereka cukup loyal dan setia. Paus baru, Peter III, teguh pada ajarannya dan
mendorong para pengikutnya untuk “memelihara iman.”
Meskipun klaim Gregorius
XVIII tidak ada yang terbukti, tampaknya tuduhannya bahwa gereja didorong oleh
kebutuhan uang tunai bisa jadi benar.
Sejak gereja ini didirikan,
lusinan donasi individu senilai lebih dari $200.000 telah datang dari para
donatur anonim, dan sepertinya tidak
akan melambat dalam waktu dekat.
Hadehh.. Cuan.. cuan.
Baca Juga :
- Raëlisme:Agama yang Menyembah Makhluk Ekstra-Terestrial Bernama Elohim
- Mengenal Pastafarian dan Gereja Penyembah “Flying Sphagetti Monster”
- Pembunuhan Steven Mineo Karena Konspirasi Gila Sherry Shriner
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Palmaria ini ada di novel Dan Brown Origin. Menarik.
ReplyDeleteBtw, untung udah baca semua novel Dan Brown kecuali Digital Fortress. Jadi tau semua yg disebutin diatas (Termasuk Opus Dei di Da Vinci Code, sistem Kardinal di Angel and Demon, sama Palmaria di Origin).
Soal "Lihat sendiri, heboh sendiri, mengakui sendiri" persis banget gejala orang caper akut.
hmm.. kira-kira lebih gila yang mana ya.. antara Gereja Palmaria, atau Sunda Empire?
Deletesama gilanya, tapi lebih cerdas palmaria (karena sampai sekarang masih ada dan masih kaya...)
ReplyDelete