Jika kau tidak pernah mendengar tentang Fir’aun bernama Akhenaten, maka tak apa. Karena dia memang sengaja dihapus dari sejarah, oleh rakyatnya sendiri.
Konon
katanya, dikisahkan ada sesosok Fir’aun yang saking buruk dan kejamnya pemerintahan
yang dia lakukan, sehingga rakyat dan generasi setelah dia, memutuskan untuk
menghapusnya dari sejarah dan menganggap bahwa sosok itu tidak pernah ada.
Kisah Akhenaten
Akhenaten
berkuasa sebagai firaun Mesir pada tahun 1353 atau 1351 SM dan memerintah
selama kurang lebih 17 tahun selama dinasti ke-18 Kerajaan Baru Mesir.
Dalam
perjalanan panjang sejarah Mesir, hanya sedikit tokoh yang memiliki polarisasi
seperti Akhenaten. Periode seputar pemerintahan raja Mesir Amenhotep IV itu,
ditandai dengan pergolakan sosial, politik, dan agama—yang jarang dialami oleh pendahulunya
Hanya
dalam waktu kurang dari dua dekade di selama pemerintahan, Akhenaten
memberlakukan aspek-aspek baru di Mesir, merombak gaya artistik kerajaannya,
memindahkan ibu kota Mesir ke daerah yang sebelumnya tidak berpenghuni,
menerapkan bentuk arsitektur baru dan berusaha untuk menghapus nama dan gambar
di beberapa bangunan Mesir. Tentu saja
dari itu semua, Akhenaten menjadi paling dikenal oleh para sarjana modern
karena agama baru yang dia ciptakan.
Dalam
agama baru Akhenaten, sosok tuhan umumnya dilambangkan sebagai piringan
matahari dan paling baik dipahami sebagai cahaya yang dihasilkan oleh matahari
itu sendiri.
Raja
itu naik takhta dengan nama lahirnya, Amenhotep IV, tetapi pada tahun kelima
pemerintahannya, ia mengubah namanya menjadi nama yang lebih mencerminkan
ide-ide keagamaannya “Akhenaten”
Tak
lama setelah langkah penting pertama ini, Akhenaten memprakarsai serangkaian
perubahan dalam agama, seni, dan tulisan Mesir
Dibalik Perubahan
Lalu,
sebenarnya hal apa yang memotivasi Akhenaten untuk menjungkirbalikkan begitu
banyak elemen masyarakat Mesir? Jawabannya Sebenarnya tidak pasti, membuat ahli
Mesir Kuno berdebat panjang tentang apa yang sebenarnya mendasari kepuusan Akhenaten
tersebut.
Para
ahli berpendapat bahwa Akhenaten adalah sosok yang mendukung monoteisme,
henoteisme, agnostisisme dan hampir semua yang ada di antaranya.
Akhenaten
bahkan tercatat merombak ulang sifat keagamaan yang sudah ada dengan cara
mencekal dan menganiaya penyembahan terhadap beberapa dewa lama, terutama Amun
Ra (dewa matahari negara Mesir untuk sebagian besar dinasti ke-18)
Sekitar
tahun keempat pemerintahannya, Akhenaten tercatat mengirim orang untuk menghapus
nama dan gambar dewa tertentu dari teks dan monumen yang ada. Tidak hanya soal
agama, Akhenaten juga merubah sepenuhnya gaya karya seni yang sudah menjadi
bagian kebudayaan mesir selama bertahun-tahun.
Dalam
beberapa prasasti, Kepala para anggota kerajaan digambarkan menjadi lebih besar
daripada gaya tradisional dan ditopang oleh leher yang memanjang dan ramping.
Masa Pemerintahan Akhenaten mengambil penampilan karya seni yang lebih androgini yang terkadang bahkan mengaburkan perbedaan antara Akhenaten dan Ratu Nefertiti. Wajah mereka dicirikan oleh bibir yang besar, hidung yang panjang dan mata yang menyipit, dan tubuh mereka menunjukkan bahu dan pinggang yang sempit, torso yang kecil dan agak cekung serta paha, bokong, dan perut yang besar.
Langkah-langkah
menuju revolusi budaya ini, memuncak dalam keputusan Akhenaten untuk
memindahkan ibu kota Mesir kala itu dari Thebes
ke area yang sebelumnya tidak berpenghuni yang kemudian dia beri nama Akhetaten (sekarang tempat itu disebut
sebagai situs Tel el-Amarna)
Pada
tahun kelima pemerintahan Akhenaten, dia berpendapat bahwa dia sudah
"menemukan" lokasi kota kerajaan yang baru. Akhenaten menyatakan bahwa
tempat tersebut adalah tempat sakral yang hanya bisa dimasuki raja saja.
Akhetaten (atau Amarna) juga tampaknya dipilih karena tebing yang membingkai tempat
tersebut, menyerupai simbol kapak. Hal tersebut, dipercayai menyimbolkan “cakrawala”
dan menginspirasi Akhenaten untuk membangun kerajaan barunya disana.
Untuk
membangun kota dengan cepat, blok bangunan yang lebih kecil, yang disebut talatat, diperkenalkan pada masa itu.
Itu adalah blok bangunan yang lebih mudah untuk dikelola oleh pekerja tidak
terampil. Sebagian besar bangunan termasuk kediaman untuk raja, alun-alun dan
gedung-gedung administrasi, diselesaikan kira-kira hanya dalam tiga tahun.
Akhir dari Akhenaten
Akhir
pemerintahan Akhenaten bisa dibilang tidak jelas. Fir’aun tersebut kemungkinan
besar meninggal selama tahun ke-17 pada masa pemerintahannya, karena ini adalah
tanggal terakhir yang menyinggung kisahnya dalam catatan kuno.
Selebihnya,
banyak sekali ketidakpastian mengelilingi kematiannya. Pertama, penyebab kematian
Akhenaten tidak diketahui—sebagian besar, karena tidak jelas apakah jenazahnya
pernah ditemukan.
Makam
Akhenaten, yang harusnya ada di Amarna (Atau ibukota barunya), hanya terdapat
peti kosong saja, yang tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang apa yang
terjadi pada jenazahnya
Beberapa
ahli berpendapat bahwa, kerangka yang ditemukan di makam KV55 di Lembah Para
Raja bisa jadi milik Akhenaten, karena makam itu berisi banyak barang kuburan
(termasuk peti mati di mana sisa-sisanya ditemukan) milik Akhenaten dan tokoh
periode Amarna lainnya.
Namun,
seperti banyak topik yang berkaitan dengan Akhenaten, masalah ini tetap menjadi
bahan perdebatan ilmiah.
Ada
juga yang mengatakan bahwa mayatnya sengaja dilenyapkan oleh generasi penduduk
mesir setelahnya. Hal itu, karena mereka kemungkinan kembali ke kepercayaan periodik
lama tatkala Akhenaten sudah meninggal.
Kemungkinan
besar, tindakan ini dilakukan karena para penduduk mesir takut mendapat amarah
dari dewa Amun Ra, yang pada masa pemerintahan Akhenaten, ditinggalkan.
Terlalu
sedikitnya catatan tentang Akhenaten dibanding dengan Fir’aun lain, juga
menimbulkan prasangka bahwa sebagian besar prasasti dan catatan sejarah dari
pemerintahan Akhenaten, sengaja dihancurkan atau disegel di tempat tersembunyi.
Baca Juga :
- Menguak misteri Dibalik Kutukan Makam Tutankhamun
- Kisah Para Raja Gila di zaman Dahulu
- Dibalik Tentara Terakota, seni kejayaan Abadi Kaisar
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Akhenaten, Sosok Fir'aun yang Coba Dihapus dari Sejarah"
Post a Comment