Bukan rahasia lagi bahwa Nazi itu sadis. Secara keseluruhan, mereka menangkap, memenjarakan, dan menyiksa jutaan orang Yahudi atas nama Hitler. Secara individu, ada beberapa yang lebih berbahaya daripada yang lain, termasuk Josef Mengele, Joseph Goebbels, dan Adolf Eichmann.
Namun, ada satu orang yang
bahkan oleh Nazi sendiri, dianggap terlalu sadis. Dia adalah sosok Oskar
Dirlewanger. Seorang sejarawan, pernah menyebut Oskar Dirlewanger sebagai “Ahli pemusnahan, Pemuja sadisme dan
nekrofilia”
The Scariest Of Them All
Sebagai seorang remaja,
Oskar Dirlewanger masuk militer dengan cara bergabung kepada tentara Prusia
(salah satu negara bagian di Jerman kala itu). Dalam karirnya itu, dia
diketahui naik pangkat menjadi Letnan dan ikut serta dalam Invasi Jerman ke
Belgia.
Kemudian pada masa-masa itu,
Dirlewanger ditangkap oleh pemerintah Rumania setelah Jerman menyerah (pada Perang
Dunia I). Meskipun begitu, Dirlewanger menolak untuk dijadikan tawanan dan
membuat rencana untuk kabur dari penjara.
Dia kemudian diketahui
memimpin 600 tahanan dari penjara Rumania untuk keluar penjara dengan paksa.
Setelah lolos, dia pun kembali ke Jerman. Di masa mendatang, Sejarahwan akan
selalu mengaitkan sikap sadis yang dia lakukan pada Perang Dunia II dengan
siksaan yang “mungkin” dia alami tatkala dia dipenjara di Rumania.
Pada masa transisi antara
Perang Dunia I dan Perang Dunia II, setelah melarikan diri dari Rumania,
Dirlewanger berubah secara mental dan kepribadian. Di Jerman, tak jarang dia
selalu berurusan dengan penegak hukum.
Sebuah laporan polisi dari
petugas Jerman menggambarkan dia sebagai “seorang
yang tidak stabil secara mental, fanatik akan kekerasan dan alkoholik—yang
memiliki kebiasaan anarkis di bawah pengaruh obat-obatan.”
Dalam masa-masa kemelut
politik Jerman, Dirlewanger mulai melibatkan dirinya dengan politik dan
bergabung dengan beberapa milisi
paramiliter sayap kanan Freikorps,
ia juga berperang melawan nasionalis Polandia dan komunis Jerman selama waktu
ini.
Pada Minggu Paskah tahun
1921, ia diketahui memimpin sebuah serangan dengan menaiki kereta lapis baja
menuju Sangerhausen, Jerman. Itu adalah daerah yang diduduki oleh Max Hoelz dan
kelompok milisi Partai Komunis Jerman.
Dalam serangan “pembasmian
komunisme” itu, Dirlewanger tertembak di kepala dan terluka parah. Namun, dia
masih hidup, dan kemudian dinyatakan berhasil membebaskan kota Sangerhausen
dari cengkraman komunis. Dia, kemudian menerima kewarganegaraan kehormatan pada tahun
1935.
Kisah Hidup Dirlewanger berlanjut
Dalam mengejar pendidikan, Oskar
Dirlewanger diketahui belajar di Goethe University Frankfurt dan pada tahun
1922, ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu politik. Setahun kemudian, ia resmi
bergabung dengan partai Nazi.
Setelah itu, ia melakukan
berbagai pekerjaan tetap termasuk bekerja di pabrik dan di bank, tetapi tidak
butuh waktu lama baginya untuk berurusan dengan hukum.
Setelah mendaftar di partai
Nazi, Dirlewanger dituduh memperkosa seorang gadis berusia 14 tahun. Gelar
doktornya dicabut, sebelum kemudian dia diadili dan dihukum. Dia bahkan
menjalani dua tahun penjara karena penyerangan itu
Pasca 2 tahun berlalu, Oskar
Dirlewanger memutar tuduhan penyerangan yang ia lakukan, dan hukuman yang dia
terima sebagai konspirasi politik. Dia kemudian mengirimkan surat kepada
Heinrich Himmler dan mengatakan bahwa dia tidak bersalah. Dalam surat itu,
tercantum petisi yang dia tulis dimana dia mengatakan bahwa dia ingin bergabung
dengan satuan Waffen-SS Nazi
Beruntung baginya, salah
satu rekan prajuritnya dari Perang Dunia I menjaminnya, meyakinkan partai Nazi
untuk mengizinkannya kembali ke militer sebagai perwira Waffen-SS.
Pasukan Armed Schutzstaffel, juga
dikenal sebagai Waffen-SS, adalah unit militan bersenjata dibawah komando partai
Nazi dan Adolf Hitler secara pribadi.
Karir Oskar Dirlewanger di SS
Pasca agresi besar-besaran
Nazi di daratan Eropa, Oskar Dirlewanger dan unit Waffen-SS nya ditempatkan di
Polandia sebagai satuan keamanan yang bertugas menjaga kota-kota sipil diluar
kamp konsentrasi.
Unit itu terdiri dari mantan pemburu, penjahat, dan tentara militer, bersama dengan beberapa tentara sipil, yang sebagian besar memiliki sejarah kekerasan dan haus darah.
Pada masa-masa itu,
Dirlewanger diketahui kerap merekrut orang-orang dari kamp-kamp dan kota-kota
sebagai anak buah, memaksa mereka menjadi budak dengan memukuli dan mengancam
mereka.
Lebih buruk dari itu, adalah
perlakuannya terhadap orang-orang di kamp
konsentrasi dan “Distrik
Yahudi” (ghetto) di Warsawa. Dirlewanger berulang kali menjarah mereka,
menculik anak-anak, dan menuntut uang tebusan.
Untuk menghibur tentaranya,
Dirlewanger kerap menyiksa para tahanan di kamp konsentrasi dan menyuntikkan strychnine kepada wanita-wanita muda (racun
saraf yang menyebabkan kematian yang kejam dan menyakitkan)
Tidak hanya itu, dia juga
akan memerintahkan ratusan anak untuk disembelih sekaligus tanpa alasan yang
jelas. Penyembelihan itu pun kerap dilakukan menggunakan pisau dan bayonet
untuk “menghemat peluru”
Tatkala ditugaskan di Rusia,
Dirlewanger diketahui sering membakar wanita dan anak-anak hidup-hidup, dan
kemudian membiarkan sekawanan anjing kelaparan memakan mayat-mayat mereka.
Bahkan, desas-desus
dikalangan tentara Nazi sendiri, mengatakan bahwa Dirlewanger sering memutilasi
para wanita Yahudi dan merebus mereka dengan daging kuda untuk membuat sabun,
Manusia yang “Terlalu” Berbahaya
Kala pemberontakan pecah di
Distrik Yahudi Warsawa (Polandia), Dirlewanger memimpin anak buahnya ke
Warsawa, memperkosa dan menjarah penduduk desa sebelum kemudian membunuh lebih
dari 40.000 orang.
Pasca kejadian itu, Dia
dianugerahi kehormatan Jerman Knight's Cross of the Iron Cross oleh negara atas usahanya selama “menekan” pemberontakan
(kehormatan palelu).
Gelar kehormatan itu,
diberikan kepada Dirlewanger karena dia memiliki koneksi pangkat yang lebih
tinggi, yang bersedia “memelencengkan fakta” atas apa yang sebenarnya terjadi
di lapangan.
Tentu saja terlepas dari apa
yang didengar atasan, tentara-tentara kalangan bawah lebih paham atas kebenaran
dari Oskar Dirlewanger. Rumor yang menyebar tentang kekejamannya dikalangan
tentara Nazi sendiri, pada akhirnya sampai ke telinga tentara sekutu yang
kemudian menjadikannya target utama tatkala “pembasmian Nazi” terjadi
Pada tanggal 1 Juni 1945,
hanya satu bulan setelah Hitler bunuh diri dan Jerman menyerah, Oskar
Dirlewanger yang bersembunyi pada akhirnya ditemukan dan ditangkap oleh tentara
sekutu.
Dia kemudian dibawa dan
ditempatkan disebuah kamp penjara di perbatasan Perancis. 5 hari setelah
dimasukkan penjara, dia dikabarkan meninggal karena sebab alami.
Kematian Oskar Dirlewanger
ini sempat diperdebatkan oleh beberapa kalangan, pasalnya dia dilaporkan sehat
tatkala dimasukkan ke penjara. Beberapa pejabat Jerman, mengklaim bahwa Oskar
Dirlewanger telah dipukuli sampai mati oleh penjaga penjara Prancis.
Namun, terlepas dari perdebatan
itu, Laporan kematian Oskar Dirlewanger tetap dirilis publik dan dikabarkan
kepada seluruh dunia. Kala itu, masih banyak spekulasi apakah dia benar-benar
mati atau tidak.
Pada tahun 1960, pemerintah
Prancis yang menjabat pada akhirnya membongkar kuburan Dirlewanger untuk
meluruskan rumor yang beredar. Setelah kuburannya digali, nampaklah disana,
sosok Nazi kejam itu sudah membusuk layaknya mayat pada umumnya.
End
Of Story.
Baca
Juga :
- Niland Brothers, Kisah Nyata yang mendasari film “Saving Private Ryan”
- Membahas Hasrat Gila James Jameson dalam Ekspedisi Afrika
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Untuk orang gila stress anjeng kaya gini, kematian 5 hari setelah tertangkap kayanya terlalu ringan. Kalo bisa ya dibikin sekarat kek gitu. Nanti sembuh siksa lagi. Gitu aja terus harusnya.
ReplyDeleteNama racunnya itu kalo gue ga salah inget kayanya racun tikus. Dulu di afsel ada kejadian bos ladang apa gitu dibunuh pake itu. Ada di majalah Intisari.
Trus soal SS itu hadeh. Gerombolan terburuk dari yg terburuk kayanya. Kalo di Indo mungkin sejalan dgn yg ada di film Jagal. Para Penjahat yg dihormati dan penjahat itu bangga atas kejahatannya.
mungkin zaman dahulu, dari pihak Nazi sendiri sadar bahwa mereka butuh prajurit tanpa pandang bulu untuk bisa menang perang, mengingat mereka memang memprovokasi banyak negara dengan agresi militer mereka.
Deleteitulah kenapa para penjahat juga diajak ikut militer.