Pada masa susah di tahun 90 an, orang-orang memilih berkarir sebagai perampok bank karena hal tersebut sangat menjanjikan (walau beresiko). Salah satu orang yang ikut ambil bagian dalam badai perampokan pada tahun 90an, adalah sosok lelaki yang dijuluki “Pretty Boy” Floyd
“Pretty Boy” Floyd
Charles
Arthur Floyd, atau yang dikenal oleh penduduk Oklahoma sebagai "The Robin Hood of the Cookson
Hills," lahir di Adairsville, Georgia, pada 3 Februari 1904.
Segera
setelah kelahirannya, keluarganya pindah ke Oklahoma, di mana mereka tinggal
sebagai orang miskin. Kehidupan keluarga Floyd memang sangat kekurangan. Hal
tersebut hampir tidak dibantu oleh pertanian kecil mereka dalam kondisi
kekeringan selama akhir 1920-an.
Kondisi
yang buruk memaksa Flody untuk mencoba merampok bank sesaat setelah dia
beranjak dewasa—metode perampokan yang ngawur dan amatir, membuatnya mendapatkan reputasi buruk dan julukan, "choc," karena ketertarikannya
pada bir Choctaw.
Pada
tahun 1925, dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena merampok mobil
pengiriman uang milik toko Kroger di St. Louis, Missouri. Pada saat itu, dia
sudah menikah dengan seorang wanita bernama Ruby Hardgraves dan pasangan itu
memiliki seorang putra yang lahir ketika Floyd menjalani hukumannya.
Floyd
mendapatkan pembebasan bersyarat pada tahun 1929. Saat dia bebas, dia
mengetahui bahwa ayahnya dibunuh oleh seorang pria bernama Jim Mills. Floyd
diduga melacak Mills dan membunuhnya.
Setelah
itu, dia kemudian pindah ke komunitas kriminal Kansas City, di mana dia
mendapat julukan "Pretty Boy" dari seorang pelacur lokal yang dia
tidak suka. Bersama dengan beberapa "teman" yang dia buat selama masa
penjaranya, dia mulai merampok bank di sepanjang bentangan Sungai Ohio.
Gelombang
Kejahatannya itu, mengakibatkan kenaikan dua kali lipat dalam suku bunga bank
di Oklahoma. Beberapa saat, dia sempat hidup nyaman sembari menikmati hasil
kekayaannya.
Sayang
dia harus ditangkap di Ohio dan dijatuhi hukuman 12-15 tahun penjara.
Namun
Floyd belum siap untuk menyerah dan kembali ke balik jeruji. Saat ingin
dipindahkan ke penjara, Floyd diketahui melompat keluar dari kereta yang melaju
kencang.
Dia
kemudian melarikan diri .
Dalam
menjalani karir sebagai perampok, dia memang sangat nyentrik dan bersemangat. Dia biasa menghancurkan surat-surat
hipotek di banyak bank yang dia rampok. Hal
tersebut, membuat orang-orang yang dililit hutang oleh bank akan terbebas
karena dokumen-dokumen itu hancur dalam prosesnya.
Itu
juga yang kemudian memberinya gelar "The
Robin Hood of the Cookson Hills."
Pembantaian Kota Kansas
Namun
tentu, “Pretty Boy” Floyd, tetap saja penjahat dan karirnya yang berbahaya,
tidak bisa sepenuhnya menjauhkan dirinya dari hal-hal berbau pembunuhan. Salah
satu sorotan penting dalam karir kriminalnya adalah keterlibatannya yang nyata
dalam Pembantaian Kansas City.
Kala
itu, seorang narapidana yang melarikan diri bernama Frank Nash pada akhirnya
berhasil ditangkap kembali oleh satuan agen federal yang memburunya.
Kala
dia hendak diangkut kembali ke penjara,
pria tak dikenal menembaki rombongan menggunakan senapan mesin. Dua detektif
lokal, seorang petugas polisi, dan seorang agen federal tewas dalam baku tembak.
Pihak
berwenang awalnya tidak dapat menentukan tersangka yang bertanggung jawab atas
pembantaian itu sampai keberuntungan memastikan penangkapan gangster lain yang
membantu memecahkan misteri itu.
Rupanya,
Teman-teman Frank Nash kala itu menghubungi seorang gangster bernama Verne C.
Miller dan meminta bantuannya untuk membebaskan Frank dari penjara. Miller,
melalui beberapa kontak, kemudian diketahui menghubungi Floyd dan rekannya Adam
Richetti.
Pada
hari kejadian, ketiganya membawa senjata dan melarikan diri dari kota. Floyd
berhasil bersembunyi di rumah persembunyian di Cookson Hills dan menghabiskan
waktu untuk bersembunyi disana pasca penembakan.
Keterlibatan
Floyd ditegaskan oleh FBI dan perburuan di seluruh negeri pun terjadi.
Segera,
pihak berwenang Oklahoma mengumumkan hadiah besar untuk penangkapannya, hidup
atau mati. Kurang dari 24 jam setelah FBI mendeklarasikan keterlibatannya dalam
Pembantaian Kansas City, Floyd hampir saja kena ‘grebek’ di tempat
persembunyiannya seiring agen federal yang menyerbu.
Para
buronan itu kemudian kabur dan berusaha menjauh dari kota. Mereka sempat
menembaki para agen yang mencoba menangkap mereka sebelum menaiki mobil dan
pergi menjauh.
Kematian Pretty Boy Floyd
Sayang
sekali, agen federal dan kepolisian rupanya sudah mengantisipasi upaya kabur
ketiga buronan tersebut. Jembatan dan persimpangan jalan raya diseluruh kota,
diketahui telah dibarikade dan dijaga.
Bahkan
Garda Nasional pun juga ikut dikerahkan untuk mengangkap Floyd dan
kawan-kawannya.
Pada
22 Oktober 1934, Floyd terpojok di sebuah ladang jagung dan dalam baku tembak
berikutnya, dia ditembak dua kali dan tewas.
Kata-kata
terakhirnya, kabarnya , adalah “Aku sudah selesai; kalian telah menembakku dua kali. ” sebelum kemudian meninggal.
Baca Juga :
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Kisah Hidup "Pretty Boy" Floyd dan Karirnya Sebagai Perampok Bank"
Post a Comment