Menjelang akhir hidupnya, Carl Panzram dengan gembira mengakui 21 pembunuhan, lebih dari 1.000 tindakan sodomi, dan ribuan perampokan serta pembakaran. Dalam kesaksiaanya itu, dia bahkan dengan sombongnya mengatakan dia tidak menyesal sedikitpun.
Selama hampir tiga dekade
sebelum eksekusinya pada tahun 1930, Charles “Carl” Panzram memang melakukan
kejahatan yang mengerikan tanpa sedikit penyesalan atau sedikit pun keraguan.
Ketika dia dikirim ke penjara sebelum digantung, dia bahkan mengatakan kepada
sipir bahwa dia akan membunuh siapapun yang mengganggunya di dalam penjara—dan
itulah yang dia lakukan.
Tapi jauh sebelum pihak
berwenang bisa memasukkan Panzram ke penjara, dia tercatat memulai salah satu
karir kriminal paling mengerikan dalam sejarah modern.
Kisah Carl Panzram
Dalam catatan, Kriminolog
menyalahkan perilaku sadis Carl Panzram pada masa kecilnya yang bermasalah.
Panzram lahir di Minnesota
pada tahun 1891 dari orang tua imigran Prusia Timur. Ayah Panzram meninggalkan
keluarga ketika Panzram masih kecil dan pada usia 12 tahun, dia melakukan
perampokan pertamanya ketika dia mencuri kue, apel, dan pistol dari
tetangganya.
Pencurian pertama Panzram pada
akhirnya membuat ibunya harus mengirimnya ke Sekolah Pelatihan Negara Bagian Minnesota untuk dibina. Sayangnya,
disana dia malah dipukuli, diperkosa, dan disiksa oleh staf sekolah. Dia
dibebaskan dari sekolah di masa remajanya dan tak lama kemudian, dia kabur dari
rumah.
Panzram berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dengan menaiki gerbong-gerbong kereta api. Sayang, dalam
salah satu perjalanannya di gerbong kereta, dia juga diperkosa oleh sekelompok
gelandangan.
Seluruh kejadian itu melukai
batin Panzram tetapi, menurutnya, membuatnya menjadi anak yang jauh lebih
tangguh—seorang anak laki-laki yang akan segera mulai memperkosa orang lain.
Kehidupannya berlanjut
dimana Panzram terus naik kereta api. Disela kegiatannya, dia diketahui juga
mulai melakukan pembakaran gedung, dan mencuri. Faktanya, serangkaian pencurian
Panzram pada akhirnya mendatangkan konsekwensi pada tahun 1908.
Kala itu dia ditangkap dan
dikirim ke Barak Disiplin Amerika Serikat Fort
Leavenworth. Setelah dibebaskan, Panzram langsung kembali ke kebiasaan
buruknya dan ditangkap serta dihukum beberapa kali.
Itu adalah siklus hidupnya
yang berulang selama beberapa tahun.
Kriminal Meningkat
Pada tahun 1915, Carl
Panzram dijatuhi hukuman tujuh tahun di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian
Oregon. Sekali lagi, dia ditangkap karena mencuri.
Kehidupannya di Lapas Oregon
bisa dibilang sangat sulit. Para penjaga, langsung tidak menyukai Panzram
(mungkin karena dia menolak untuk menghormati mereka), dan membuat hidupnya
seperti neraka.
Mereka terus-menerus
memukulinya, menggantungnya dan menempatkannya di sel isolasi. Saat berada di
sel isolasi, Panzram bahkan diketahui harus memakan kecoak.
Selama tahun pertamanya
dipenjara Oregon, Panzram membantu salah satu narapidana, Otto Hooker,
melarikan diri. Sayangnya, saat dalam pelarian, Hooker diketahui membunuh sipir
penjara, dan membuat Panzram dituduh terlibat dan menjadi kaki tangan
pembunuhan itu.
Merasa muak, Panzram juga
sempat melakukan upaya kabur. Pada tahun 1917 ia melarikan diri, tetapi harus
tertangkap dan kembali ke penjara. Tidak terpengaruh oleh kegagalannya, Panzram
melarikan diri sekali lagi hanya setahun kemudian pada tahun 1918 (kali ini dia
lolos)
Pada tahun 1920, Panzram
membeli kapal pesiar bernama Akiska. Pada tahun yang sama dia mulai memikat
tentara Amerika yang mabuk dari bar ke kapal pesiarnya, di mana dia memperkosa
mereka, membunuh mereka, dan membuang mayat mereka di muara Samudra Atlantik.
Akiska akhirnya tenggelam
dan Panzram memutuskan untuk menuju Afrika. Dia turun di Angola di mana dia
memperkosa dan membunuh seorang anak laki-laki.
Rangkaian Pembunuhan yang Lain
Pasca hidup di Afrika, Panzram
diketahui masih tidak puas. Dia menginginkan lebih banyak kematian, lebih
banyak kehancuran, lebih banyak darah.
Itulah kenapa, pada suatu
hari dia membunuh enam pemandu lokal yang akan membawanya dalam ekspedisi
berburu buaya (Panzram mendorong mereka jatuh ke danau yang penuh dengan buaya,
membuat mereka dimakan hidup-hidup)
Sekitar setahun kemudian,
Carl Panzram bosan dengan Afrika dan memutuskan untuk pindah ke Portugal.
Sayang, disana juga tidak aman karena polisi setempat rupanya sudah bekerja
sama untuk menangkap Panzram. Merasa terjebak, Panzram memutuskan untuk kembali
ke Amerika.
Kembali ke Amerika, Panzram
terus memperkosa dan membunuh para pemuda. Dia tidak jarang menggunakan
kekerasan dan menyergap lalu menyeret korbannya. Secara garis besar, dia adalah
pembunuh yang kuat dan sulit ditangkap.
Namun hal itu berbanding
terbalik dengan karirnya dalam mencuri. Bahkan, sebagai pencuri, dia adalah
sosok yang buruk dan amatir.
Pada tahun 1928, dia sekali
lagi ditangkap karena perampokan dan dikirim kembali ke Penjara Federal
Leavenworth. Carl Panzram dijatuhi hukuman 25 tahun setelah dia mengaku
membunuh dua anak laki-laki.
Upaya Terakhir
Carl Panzram membenci
penjara dan dia jelas membenci Lembaga Pemasyarakatan Federal Leavenworth.
Itulah kenapa, dia mencoba melarikan diri (Sekali lagi). Upayanya itu tidak
berhasil, dan malah membuatnya tertangkap dan dipukuli setengah mati oleh para
penjaga.
Setahun kemudian, Dalam
sebuah cek-cok berbuntut perkelahian, Panzram membunuh seorang tahanan dengan sebatang
besi. Karena kejahatan inilah Carl Panzram pada akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Hukuman mati hampir seperti
mimpi yang menjadi kenyataan bagi Carl Panzram. Dia bahkan tidak sabar akan hal
itu. Bahkan, tatkala aktivis HAM melakukan kampanye atas namanya agar dia tidak
jadi dihukum mati, Panzram malah mencemooh mereka dan berharap dia bisa
membunuh mereka semua.
Tatkala menunggu hukuman
mati, Panzram diketahui mendapatkan teman. Itu adalah seorang penjaga baru
bernama Henry Lesser. Mereka sempat berbagi rokok dalam satu kesempatan dan
semenjak saat itu, mulai menjadi kawan.
Sebagai Penjaga Penjara yang
sering ada di dekat sel Panzram, Henry Lesser kerap merasa kasihan kepada
Panzram. Mereka, saling berbagi cerita dan bertukar pendapat satu sama lain.
Disuatu ketika, Lesser
mengutarakan idenya kepada Panzram bahwa sang pembunuh itu harus menulis kisah
hidupnya. Ide itu, dianggap bodoh oleh Panzram pada awalnya.
Namun, Lesser kemudian mulai
menyelundupkan kertas dan alat tulis di sel Panzram dan dia pada akhirnya mulai
menulis (karena tidak ada hal yang bisa dilakukan di sel tersebut)
Menyertakan pula detail
mengerikan dari pembunuhannya, Lesser akhirnya menerbitkan tulisan Panzram.
Buku itu, terbit dengan nama Panzram: A
Journal of Murder, meskipun hanya pada tahun 1970 (tanpa cetakan ulang).
Hal itu, karena isi dari buku tersebut dianggap terlalu disturbing oleh sebagian pembaca.
Pada tahun 1930, Carl
Panzram pun dihukum gantung. Dalam saat terakhirnya, dia sempat meneriaki sang
algojo dengan kalimat : “Cepatlah, kau bajingan Hoosier! Aku bisa membunuh selusin
pria saat kau main-main!”
End
Of Story.
Baca Juga :
- Membahas Hasrat Gila James Jameson dalam Ekspedisi Afrika
- Kejahatan Akku Yadav dan 200 Korban yang Menuntut Balas
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Kisah Hidup Carl Panzram, Sang Pembunuh keji Dari Minessota"
Post a Comment