Ketika Alexander Pichushkin masih kecil, dia jatuh dari ayunan. Saat dia sedang duduk, ayunan itu berayun ke belakang dan mengenai dahinya. Peristiwa itu menyebabkan kerusakan permanen pada korteks frontalnya yang masih berkembang—area otak yang mengontrol pemecahan masalah, regulasi impuls, dan ciri-ciri kepribadian.
Kemudian, ketika Alexander
Pichushkin dinyatakan bersalah atas pembunuhan kepada hampir 50 orang, para neurologist akan mengaitkan cedera ini sebagai
alasan di balik kemarahannya—dan mungkin alasan dia begitu ingin membunuh.
Kasus Chessboard Killer
Alexander Pichushkin
membunuh korban pertamanya pada tahun 1992 tetapi hanya membunuh secara
sporadis sampai tahun 2001, di mana ia mulai secara teratur membunuh.
Menurutnya, tujuannya adalah untuk membunuh 64 orang, jumlah yang sama dengan
jumlah kotak di papan catur.
Meskipun dia hanya dihukum
karena membunuh 49 orang, dia mengklaim bahwa dia sudah membunuh lebih dari
itu. Bahkan, dia tingal membunuh beberapa sebelum dia mencapai angka 64.
Mayoritas korban Pichushkin
adalah orang tua tunawisma. Ia biasanya menemukan mereka di Bitsevsky Park di
Moskow, yang kemudian akan dia pikat dengan janji vodka gratis.
Dia lalu akan minum bersama
mereka, membiarkan mereka minum sebanyak yang mereka mau, sebelum kemudian
membunuh mereka—biasanya dengan pukulan di kepala menggunakan palu. Sebagai Killing-mark miliknya, dia biasanya akan
memasukkan botol vodka ke dalam lubang menganga di kepala para korbannya..
Kemudian, kasus pembunuhan
yang dia lakukan akan mulai bercabang dan semakin berani. Ia mulai membunuh
pria, wanita, bahkan anak-anak yang lebih muda—menyerang mereka dari belakang
dan mengejutkan mereka. Meskipun dia tidak lagi pilih-pilih tentang siapa
korbannya, dia mengaku dia lebih suka membunuh pria tunawisma tua.
Puncak Pembunuhan Chessboard Killer
Pada akhir 90-an, daerah di
sekitar Taman Bitsevsky dikenal sebagai tempat hilangnya orang. Orang-orang
akan menghilang ke dalam hutan begitu saja, dan semenjak saat itu, tidak akan
pernah terlihat lagi—Pada musim semi 2006, hampir 50 orang sudah dilaporkan
hilang.
Sosok yang bertanggung jawab
atas tragedi ini sering dibicarakan di mana-mana. Orang-orang menjulukinya “binatang
tak berwajah” yang menangkap orang di malam hari.
Deskripsinya, yang sedikit
diketahui polisi, terpampang di setiap outlet berita. Meskipun begitu, publik
membayangkan sosoknya sebagai monster, binatang berwujud manusia, bahkan
berpotensi lebih dari satu. Dia adalah sosok yang bersembunyi di setiap sudut,
hidup dalam bayang-bayang dan memangsa yang lemah.
Kenyataannya, Alexander
Pichushkin, si pelaku, menghabiskan hari dengan melakukan pekerjaan normal di
sebuah toko kelontong. Rekan kerjanya selalu menyebutnya pendiam, mungkin dia
memang dianggap sedikit aneh, tapi jelas tidak berbahaya
Tentu saja itu, sampai dia
mencoba memikat salah rekan kerjanya ke dunia gelap milknya.
Pembunuhan Terakhir Chessboard Killer
Korban terakhirnya, adalah
seorang wanita dari toko dari tempat dia bekerja. Kala itu Pichushkin mengajak
teman kerjanya itu dalam sebuah perjalanan yang aneh. Pichushkin bertanya “Maukah kau
menemaniku melihat kuburan anjingku di hutan?”
Wanita itu mengiyakan dan
benar-benar mengikuti Pichushkin. Namun sebelum berangkat, tanpa diketahui
Pichushkin, dia sempat mengabari anaknya lewat SMS bahwa dia akan pulang
terlambat (dia bahkan menjelaskan dia pergi kemana dan dengan siapa)
Meskipun wanita itu tidak
selamat, namun kabar menghilangnya sang ibu membuat sang anak langsung
melaporkan SMS-nya kepada polisi. Setelah diselidiki, mereka berdua juga
tertangkap kamera kereta bawah tanah menuju sebuah tempat yang kemudian adalah
lokasi ditemukannya mayat si wanita—itu adalah bukti yang cukup untuk menangkap
Pichushkin.
Setelah penangkapannya,
Pichushkin dengan senang hati mengakui kejahatannya, menyerahkan buku hariannya
kepada polisi, dan menunjukkan kepada mereka karya miliknya yang paling
berharga : sebuah print out papan
catur yang sudah ditandai 61 dari 64 kotaknya.
Saat ia mengungkapkan semuanya
kepada polisi, jumlah korban berubah berulang kali. Dia pertama kali mengakui
48, lalu 49, lalu 61, dan kemudian mengatakan bahwa jumlahnya sangat banyak sehingga
dia kehilangan hitungan—Polisi menganggap permainan caturnya sebagai bukti 61
kejahatan, dan mayat yang mereka temukan sebagai bukti 49 pembunuhan.
Persidangan Chessboard Killer
Pada bulan Oktober 2007,
setelah persidangan, Alexander Pichushkin dihukum karena 49 pembunuhan, dan
tiga percobaan pembunuhan. Percaya atau tidak, Korban yang dia bunuh lebih banyak
dibanding Jack
The Ripper dan Jeffrey
Dahmer digabung.
Tidak puas dengan keputusan
itu, bagaimanapun, dia meminta pengadilan untuk menambah jumlah korbannya
sebanyak 11, sehingga jumlah korbannya menjadi 60 pembunuhan, ditambah tiga
percobaan.
“Aku pikir tidak adil untuk melupakan 11 orang lainnya,” dia
beralasan.
Mendengar itu, Hakim tidak
ragu-ragu memberinya hukuman penjara seumur hidup. Bahkan, di 15 tahun pertama
akan dihabiskan di sel isolasi
Baca
Juga :
- Serial Killer Blacklist : 12 Korban Cleveland Torso Killer.
- Serial Killer Blacklist : Pembunuhan Dokter Gila, Harold Shipman
- Serial Killer Blacklist : Kasus Badut Pembunuh, John Wayne Gacy
- Kasus Penyekapan, Penyiksaan dan Pembunuhan Junko Furuta
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Rusak mental dan moralnya.
ReplyDelete