Tahun 1920-1933, Amerika Serikat memasuki sebuah era yang dinamakan sebagai Era Larangan (Prohibition Era). Itu adalah tahun-tahun dimana segala macam hal yang bersangkutan dengan Pembuatan, penjualan dan pengiriman sebagian besar jenis minuman keras, dilarang.
Larangan
itu, adalah upaya pemerintah dalam menangani banyaknya bandar atau pabrik miras
ilegal yang sangat merugikan negara (Pembelian miras masih diperbolehkan, namun
stoknya yang sedikit, membuat harganya meroket. Secara sederhana, miras legal hanya bisa didapat oleh
orang-orang menengah keatas)
Ketika
pelarangan mencapai puncaknya, pemerintah menggunakan rencana gila untuk menakut-nakuti
masyarakat agar tidak meminum produk bajakan.
Prohibition Era, Amerika Seikat
Saat
itu pertengahan 1920-an, selama puncak era Larangan, dan pemerintah Amerika Serikat
bingung harus berbuat apa.
Alkoholisme
Amerika sedang meningkat, dan banyak sekali demo yang mendesak pelegalan alkohol kembali. Demo yang diyakini
ditunggangi oleh mafia miras, membuat
penegak hukum tidak tau cara untuk menanganinya.
Tahun
1926, masalah ini belum terselesaikan. Meskipun begitu, warga ngeyel melakukan berbagai macam cara
agar dapat mabuk.
Karena
alkohol biji-bijian dan minuman keras ‘normal’ sulit didapat, orang mulai
beralih ke alkohol yang lebih mudah diakses—sebut saja oplosan.
"Alkohol industri" pada dasarnya
adalah alkohol biji-bijian dengan bahan kimia yang ditambahkan ke dalamnya. Melalui
proses yang disebut "denaturasi", sebenarnya alkohol oplosan ini,
tidak layak diminum.
Namun,
saat-saat putus asa membutuhkan tindakan putus asa, dan pada awal 1920-an
pembuat minuman keras telah menjual oplosan ini demi memenuhi permintaan dan
meraup untung yang gila-gilaan.
Rencana gila pemerintah
Pemerintah
tentu saja marah melihat para mafia miras
ini melakukan aksinya. Secara hukum, mereka tidak bisa ditindak karena pajak
alkohol hanya berlaku kepada miras murni.
Karena
tidak tau harus bagaimana, Pada akhir tahun 1926, pemerintah merencanakan sebuah
rencana untuk membuat warga berhenti membeli miras oplosan.
Kalian
tau apa yang ‘pemerintah’ ini lakukan? Mereka membuat alkohol oplosan mereka
sendiri. Alkohol yang dioplos dengan
campuran minyak tanah, bensin, yodium, seng, nikotin, formaldehida, kloroform,
kamper, kina, aseton dan metanol.
Kemudian,
mereka memasarkan oplosan mereka itu diantara produk oplosan yang dibuat oleh
mafia miras (bahkan dengan label dan merk yang sama)—impostor cuk.
Pada
Malam Natal 1926, 60 orang di New York City berakhir di Rumah Sakit Bellevue,
sakit parah karena meminum alkohol yang terkontaminasi. Delapan di antaranya
meninggal.
Dalam
dua hari, jumlah mayat mencapai 31. Sebelum akhir tahun, jumlahnya meningkat
menjadi 400. Tatkala sudah mencapai akhir tahun 1933, jumlahnya sudah menyentuh
angka 10.000.
Mereka
yang tidak mati juga ikut menerima dampak lain. Kombinasi bahan kimia
menyebabkan peminum mengalami berbagai macam efek, mulai dari muntah berlebihan,
halusinasi, hingga kebutaan permanen
Gaada akhlak pemerintah.
Dampak Miras Oplosan ke masyarakat
Tentu
saja kasus ini diusut dan diketahui bahwa pihak pemerintah lah yang meracuni
warganya sendiri. Beberapa dokter, bahkan mengusulkan untuk menuntut pemerintah
AS atas kematian 10.000 warga akibat tindakan mereka.
Namun
apa daya, yang ngelakuin kejahatan pemerintah bro, mau ditindak gimana?
Pada
akhirnya, Departemen kesehatan mengeluarkan peringatan kepada warga tentang
bahaya mengkonsumsi miras oplosan.
Departemen
kesehatan bahkan mempublikasikan setiap kematian yang terkait dengan miras
beracun dan menugaskan ahli toksikologinya untuk menganalisis semua minuman
keras yang disita untuk dites laboratorium..
Departemen
kesehatan, menekankan juga tentang “betapa salahnya” metode ini untuk
mengendalikan masyarakat. Pasalnya, korban yang berjatuhan cenderung adalah
orang-orang kelas rendah, yang tidak mampu membeli alkohol legal yang harganya
mahal—untuk orang-orang kaya, kasus miras
oplosan ini jarang terjadi (hampir tidak pernah)
Berakhirnya Prohibiton Era
Kasus
keracunan masal ini, menimbulkan banyak perdebatan dari berbagai kalangan. Segala
macam kontroversi atas beredarnya miras oplosan, pada akhirya diselesaikan di
meja hijau.
Sementara
itu, pemerintah menyatakan bahwa mereka tidak pernah berniat untuk membunuh
peminum alkohol dengan sengaja, meskipun banyak pejabat kesehatan menuduh
mereka melakukannya
Pada
akhirnya, Prohibition Era berakhir dengan sendirinya seiring para warga yang
mulai berhenti membeli miras oplosan. Seiring berjalannya waktu, pasar alkohol
Amerika Serikat kembali seperti sedia kala dan miras-miras organik kembali
sebagai barang yang Legal dan mudah dijangkau.
Baca Juga :
- Kisah Simo Hayha, Sniper Legendaris yang Dijuluki “White Death”
- Kisah Beck Weathers yang selamat dari Badai Gunung Everest
- Dina Sanichar, Kisah Seorang Lelaki yang Dibesarkan oleh Serigala
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Berita musibah aslinya.
ReplyDeleteTapi mendekati komedi. Ga bisa ga ketawa gue bacanya.