Pada tahun 1895, seorang perempuan bernama Minnie Dean tercatat dalam sejarah Selandia Baru sebagai wanita pertama yang digantung di negara itu.(Bahkan sampai hari ini, dia tetap menjadi satu-satunya wanita yang mengalami nasib itu di Selandia Baru)
Kala itu, dia mungkin adalah
orang yang paling dibenci disana.
Tatkala polisi menemukan
tiga mayat anak-anak yang terkubur di kebunnya, diyakini bahwa dia mungkin
telah membunuh lebih banyak lagi anak-anak yang tidak berdaya.
Siapa itu Minnie Dean?
Lahir dengan nama Williamina
McCulloch pada tahun 1844, Minnie McCulloch dibesarkan di Skotlandia bersama
orang tua dan tujuh saudara perempuannya. Pada tahun 1857, ibunya meninggal
karena kanker.
Suatu saat di awal tahun 1860-an,
McCulloch pindah ke Invercargill, Selandia Baru dengan membawa dua anak
perempuan. Tetangga barunya percaya bahwa dia datang dari Australia, tempat
suaminya yang merupakan seorang dokter meninggal, dan kemudian meninggalkannya
sebagai janda.
Sayang, dikenyataan, tidak pernah
ada bukti pernikahannya atau catatan kematian suaminya.
Pada tahun 1872, Minnie
kemudian menikah dengan seorang pria bernama Charles Dean, yang merupakan
seorang pemilik penginapan dari Tasmania. Semenjak saat itu, dia kemudian
mengganti marga keluarganya dan menyandang nama Dean.
Pada tahun 1880, dua putri
Minnie Dean sudah menikah dan meninggalkan rumah pasangan itu.
Tatkala rumah mereka kosong
dari anak-anak , Minnie dan Charles memutuskan untuk mengadopsi Margaret
Cameron yang berusia lima tahun sebelum kemudian pindah ke Winton, Selandia
Baru—di mana mereka membeli sebuah rumah dua lantai.
Sayangnya, rumah itu
terbakar segera setelah keluarga Dean menempatinya. Sebagai ganti rumah itu,
Charles kemudian membangun sebuah pondok dua kamar dan menggunakan beberapa
lahan tambahan untuk memelihara babi.
Sekitar waktu yang sama,
Minnie Dean diketahui melakukan praktik "Baby Farmimg". Itu adalah
sistem yang berlaku di zaman dahulu, dimana Minnie Dean bersedia menampung bayi
yang tidak diinginkan orang tuanya dan merawatnya (dengan ganti imbalan
sejumlah uang)—Bukan dititipkan bro, kayak dikasih trus dibayar gitu.
Mereka menampung banyak
bayi. Beberapa pembayaran dicicil perminggu, sementara yang lain adalah lump
sum (kontan dimuka)
Praktek ini cukup populer di
Selandia Baru pada saat itu, karena adanya pengucilan sosial yang terkait
dengan memiliki anak di luar nikah. Meskipun dengan fasilitas yang terbatas,
Dean kala itu menampung sebanyak sembilan anak sekaligus.
“Baby Farming” keluarga Dean
Pada tahun 1889, seorang
bayi berusia enam bulan meninggal saat dalam perawatan Minnie Dean. Dua tahun
kemudian, seorang bayi berusia enam minggu mengalami nasib yang sama.
Kedua kematian tragis ini
menyebabkan penyelidikan terhadap Dean, yang menemukan bahwa meskipun anak-anak
dirawat dengan baik oleh wanita itu, fasilitas tinggal di rumah mereka ternyata
kurang memadai.
Dalam persidangan, Hakim
menyarankan Minnie untuk mengurangi jumlah anak yang dia asuh pada satu waktu,
dan kemudian membebaskannya dengan peringatan.
Namun, pada saat pemeriksaan
ini, Dean sebenarnya sudah berada di radar polisi setempat. Penyidik, telah
menemukan fakta bahwa Dean telah gagal dalam mencoba mengambil uang asuransi
kematian dari beberapa bayi yang dia asuh.
Dugaan bahwa Dean dengan
sengaja membunuh bayi yang dia asuh, memberikan harapan pada polisi bahwa suatu
hari nanti, dia akan tertangkap basah.
Kemudian, pada Mei 1895, hal
tersebut benar-benar terjadi.
Menurut pengakuan seorang
penjaga kereta api, Minnie Dean diketahui naik kereta dengan bayi sembari
membawa sebuah kotak besar. Saat kotak itu diangkut oleh porter, kotak itu
ringan.
Kemudian, Minnie Dean
diketahui kembali dan barang bawaanya diangkut oleh porter yang sama—kala itu,
Bayi yang digendong Minnie Dean hilang dan kotak yang dia bawa, berubah menjadi
berat.
Polisi melacak latar
belakang bayi yang hilang itu, yang mana mengarah ke seorang wanita bernama
Jane Hornsby—Dia mengaku bahwa dia telah menjual cucunya yang berumur satu
bulan kepada Dean hari itu
Ketika polisi membawa
Hornsby ke rumah Dean, dia mengidentifikasi sepotong pakaian milik cucunya yang
hilang.
Karena posisi bayi yang
bersangkutan tidak ditemukan, polisi kemudian menggeledah taman Dean. Dan Saat gundukan
tanah digali, sang bayi pun ditemukan—atau setidaknya, adalah mayatnya.
Di lubang yang sama, Polisi
menemukan bukan hanya satu bayi melainkan dua mayat bayi perempuan yang baru
saja dikubur—lebih dalam lagi, mereka juga menemukan kerangka seorang anak
laki-laki berusia empat tahun.
Salah satu dari bayi itu
memang dikonfirmasi sebagai Eva Hornsby yang berusia satu bulan, dan yang
lainnya adalah bayi perempuan bernama Dorothy Edith Carter.
Rupanya, Carter juga
diberikan kepada Dean dalam situasi yang sangat mirip dengan Hornsby.
Crime Of Minnie Dean
Setelah penemuan mengerikan
itu, Minnie Dean ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan bayi. Pengadilan atas
pembunuhan, kemudian diadakan sebulan kemudian—Dean dibela oleh pengacara
terkenal Alfred Hanlon.
Hanlon adalah pengacara yang
handal, dan dia, bisa dibilang sebagai sosok Jenius yang mampu untuk
membebaskan siapapun dari Hukuman.
Dalam persidangan Dean,
banyak poin-poin dari Hanlon yang menjelasakan secara rinci kenapa Dean tidak
bersalah—dari teori bahwa bayi-bayi itu meninggal secara alami karena penyakit,
sampai meninggal karena ketidak sengajaan.
Namun, di mata publik, nasib
Dean sudah ditentukan. Selama persidangan, banyak sekali pemberitaan Negatif
atas Minnie Dean yang malah semakin membuat namanya tercoreng. Minnie Dean
dengan cepat menjadi wanita paling dibenci di Selandia Baru.
Tatkala persidangan
berlanjut, Hanlon bahkan dikabarkan mengalami kesulitan membela Minnie Dean,
karena dari kepolisian, terus memberikan bukti yang lebih konkrit dan detail
tentang teori bahwa Dean merupakan tersangka pembunuhan.
Setelah persidangan empat
hari, juri memutuskan Dean bersalah atas segala tuduhan dan dia pun dijatuhi
hukuman mati dengan cara digantung.
Pada 12 Agustus 1895, Minnie
Dean dibawa ke Penjara Invercargill untuk dieksekusi.
In The End
Semenjak kematiannya, muncul
diskusi-diskusi tentang apa yang sebenarnya dilakukan Minnie Dean kepada bayi
bayi itu. Banyak orang berkata bahwa, pada masa dimana jual-beli bayi dianggap
lumrah, hal tersebut menjadi ladang uang lain yang bisa dikuras.
Secara fakta
persidangan, Minnie Dean memang
dinyatakan bersalah, namun masih muncul berbagai macam pertanyaan oleh publik
hingga saat ini. Seperti “Apakah
keinginan membunuh itu datang setelah mengasuh, atau semua sudah direncanakan
sejak awal”
Bahkan, dalam teori yang
lebih ekstrim, masih ada juga yang mengatakan bahwa Minnie Dean tidak bersalah,
dan terdapat konspirasi yang lebih besar dibalik ini semua.
Well,
apapun
itu, orang yang sudah mati ayalnya tidak akan mampu menceritakan kisahnya.
Selebihnya, masih menjadi
misteri.
Baca
Juga :
- Membahas Hasrat Gila James Jameson dalam Ekspedisi Afrika
- Kebocoran Informasi AS dan perburuan kepada Edward Snowden
- Soap Maker Of Corregio, Wanita Pembunuh Gila dari Italia
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Minnie Dean, Satu-Satunya wanita yang pernah digantung di Selandia Baru"
Post a Comment