WARNING
:
Lagi-Lagi cerita yang terlalu Disturbing.
Silahkan baca yang lain apabila tidak kuat.
Pada bulan November 1988, Junko Furuta hanyalah seorang gadis remaja biasa. Dia cantik, cerdas, dan merupakan murid unggulan di Yashio-Minami High School, Misato, Jepang.
Dia memiliki reputasi
sebagai gadis baik. Dia tidak minum, merokok, atau menggunakan narkoba. Bahkan,
dia cukup populer di sekolah dan tampaknya memiliki masa depan yang cerah di
depannya.
Itu sebelum, dia bertemu
dengan anak dajal bernama Hiroshi Miyano.
Kasus Junko Furuta
Miyano dikenal sebagai Bully
di sekolah. Dia bahkan sering membual tentang hubungannya dengan Yakuza, atau
mafia ternama di Jepang.
Menurut teman sekelas mereka,
Miyano diketahui menyukai Furuta dan marah ketika gadis itu menolaknya. Miyano,
merasa harga dirinya sebagai ‘orang yang kenal Yakuza’ jatuh tatkala ditolak
mentah oleh Furuta.
Beberapa hari setelah
menerima penolakannya, Miyano dan temannya, Minato Nobuharu berkeliaran di sekitar taman lokal
di Misato, dan mencoba mencari perempuan untuk melampiaskan hasrat mereka.
Mereka mencoba mengintimidasi gadis remaja yang lewat agar mereka mau diajak
karaoke dan you know lah.
Sekitar 20:30, mereka berdua
melihat Furuta mengendarai sepedanya dalam perjalanan pulang dari kerja part-timenya. Tanpa aba-aba, Minato
lantas menendang Furuta dari sepedanya. Dengan dalih cari gara-gara, di mana
Miyano kemudian akan datang dari ujung gang dan berpura-pura menyelamatkan
Furuta.
Setelah membantu Furuta
berdiri, Miyano menawarkan dirinya mendampingi Furuta sepanjang jalan. Furuta
tentu saja menerima tawaran itu pasca kejadian barusan.
Sayangnya, Furuta tiak
pernah sampai kerumah.
Penyekapan Junko Furuta
Sebagai gantinya, Miyano
membawa Furuta ke sebuah gudang yang terbengkalai. Dia kemudian mengancam
Furuta bahwa dia akan menghubungi Yakuza yang dia kenal dan membunuh seluruh
keluarga Furuta apabila dia tidak melakukan apa yang diperintahkan.
Furuta yang takut tentu saja
tidak bisa apa-apa. Hal itu menjadi awal dimana Furuta diperkosa oleh Miyano.
Setelah puas mempermainkan Furuta,
Miyano kemudian membawa Furuta ke sebuah taman, di mana Minato, bersama Jo Ogura, dan Yasushi Watanabe sedang
menunggu. Di sana, anak laki-laki lain memperkosanya dan menyelundupkannya ke
rumah orang tua Minato.
Meskipun orang tua Junko
Furuta menelepon polisi dan melaporkan putri mereka hilang, gerombolan
laki-laki itu memastikan orang tua Furuta tidak akan mencari anaknya.
Minato memaksa Furuta untuk
menelepon ke rumah dan mengatakan bahwa dia telah melarikan diri dan tinggal
bersama seorang teman. Disisi lain, setiap kali orang tua Minato ada di rumah,
Furuta dipaksa untuk berpura-pura sebagai pacarnya.
Orang tua Minato tentu saja
lama kelamaan mulai curiga atas keberadaan perempuan asing di rumah mereka.
Pada akhirnya, mereka pun tau apa yang sebenarnya terjadi—yap, itu adalah
penyekapan.
Sayangnya, orang tua Minato
pada akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Hal itu karena, Minato
mengatakan bahwa temannya yang sering kerumah, yaitu Miyano, memiliki hubungan
dengan Yakuza.
Hal itu cukup untuk membuat
orang tua Minato bersikap diam dan benar-benar menjadi saksi bisu atas
kekejaman dan kengerian yang terjadi di rumah mereka sendiri.
44 Hari Kelam, Junko Furuta
Selama 44 hari itu, Junko
Furuta diperkosa lebih dari 400 kali oleh Miyano dan teman-temannya. Mereka
bahkan akan mengundang beberapa teman yang lain untuk ikut melecehkan dan
melukai Furuta.
Bertingkah lebih jauh, Mereka
akan memasukkan jeruji besi, gunting, tusuk sate, kembang api, dan bahkan bola
lampu yang menyala ke dalam vagina dan anusnya, menghancurkan anatomi
internalnya yang membuatnya tidak bisa buang air besar atau buang air kecil
dengan benar.
Ketika mereka tidak
memperkosanya, gerombolan laki-laki itu biasanya akan memaksanya melakukan
hal-hal buruk, seperti makan kecoak hidup, masturbasi di depan mereka, dan
minum air kencingnya sendiri.
Terkadang, kedua tangannya
akan digantung di langit-langit dan ia akan dipukuli dengan tongkat golf,
tongkat bambu, dan batang besi. Lebih parah lagi, Kelopak mata dan alat
kelaminnya akan dibakar dengan rokok, korek api dan lilin panas.
(bangst,
gw aja gak kuat ngetik ceritanya cok)
Penyelidikan Gagal Polisi
Dua kali, polisi dikabari
atas kondisi Furuta, dan dua kali pula, mereka gagal turun tangan.
Pertama, seorang anak
laki-laki yang diundang ke rumah Minato oleh Miyano pulang ke rumah setelah
melihat Furuta dan memberi tahu saudaranya tentang apa yang terjadi. Saudara
laki-laki itu kemudian memberi tahu orang tuanya, yang kemudian menghubungi
polisi.
Polisi muncul ke rumah
Minato, tetapi mereka diyakinkan oleh orang tua Minato bahwa tidak ada gadis di
dalam. Jawabannya jelas cukup memuaskan polisi, karena mereka tidak pernah
kembali ke rumah itu lagi selama beberapa waktu.
Kedua, Furuta sendiri yang
menelepon dari ponsel milik keluarga Minato yang dia sembunyikan. Sayang,
sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, gerombolan anak-anak lelaki itu memergokinya.
Ketika polisi menelepon kembali, Miyano meyakinkan mereka bahwa panggilan itu hanyalah
salah paham.
Sebagai hukuman karena
memanggil polisi, anak laki-laki menyiram kaki Furuta dengan minyak tanah dan
membakarnya.
Kematian Junko Furuta
Butuh waktu sampai Furuta
harus meninggal pada 4 Januari 1989 agar kasusnya benar-benar diselidiki serius
oleh polisi.
Gerombolan anak laki-laki
yang menyekapnya dilaporkan emosi ketika mereka dikalahkan Furuta dalam
permainan mahjong. Alhasil, mereka pun menyiksa Furuta sampai mati.
Takut dituduh melakukan
pembunuhan, anak-anak itu kemudian menyembunyikan tubuh Junko Furuta ke dalam
sebuah tong, mengisinya dengan semen sebelum dbuang.
Dua minggu kemudian, polisi
menangkap Miyano dan Ogura dengan tuduhan pemerkosaan dan penyiksaan. Selama
interogasi Miyano, polisi menyebutkan bahwa mereka mencurigai Ogura (polisi tau
mereka semua terlibat, namun mereka sedang melakukan interogasi psikologis).
Percaya bahwa Miyano sedang diajak membongkar kejahatan Ogura, dia pun meberi
tahu polisi letak mayat Furuta dibuang.
Selama beberapa hari
berikutnya, setiap tersangka akan secara bodoh mengaku dalam interogasi dan
permainan psikologis polisi. Pada akhirnya, keempat komplotan anak laki-laki
tersebut pun ditahan.
Vonis persidangan
Inilah yang membuat kasus
ini sangat sedih.Terlepas dari siksaan mereka yang tak terkatakan terhadap
Junko Furuta, gerombolan anak-anak lelaki itu menerima hukuman yang sangat
ringan—alasannya, tentu saja karena mereka masih dibawah umur dan dilindungi
hukum perlindungan anak.
Hiroshi Miyano dijatuhi
hukuman 20 tahun, Minato dijatuhi hukuman lima hingga sembilan tahun, Jo “Ogura”
Kamisaku dihukum delapan tahun, dan Yasushi Watanabe dihukum lima hingga tujuh
tahun.
Tentu saja hubungan antara
Miyano dengan Yakuza, tidak bisa dikonfirmasi bahwa itu nyata atau hanya bualan
semata. Beberapa orang percaya bahwa dia punya koneksi Yakuza sedangkan yang
lain, menganggap dia tidak lebih hanyalah sebagai bedebah pembohong yang sadis.
Selebihnya, hukuman mereka
bisa sepenuhnya berbeda apabila sidang tersebut dilakukan di tempat lain, atau
apabila mereka berubur 1 – 2 tahun lebih tua.
End
of story.
Catatan
Admin : Admin kadang heran kenapa admin nulis cerita-cerita kayak
gini. Kadang ikut setress ngetik pembunuhan. Sebenarnya, kalau boleh saran sih,
orang-orang ini harusnya dipenjara seumur hidup di White
Room. Biar mampod
Baca
Juga :
- Sasebo Slasher, Kasus dibalik meme populer “Nevada-Tan”
- The Missoula Mauler, Pembunuh yang Meneror Montana
- Kisah sosok Charlie-No-Face atau Manusia Tanpa Wajah
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Hukuman yang pantas... lempar aja ke kandang buaya..
ReplyDeleteitu kalau doyan buayanya. kayaknya harga diri buaya terluka makan anak-anak biadab kayak gini.. whahah
DeleteGa kuat baca 44 hari kelam Junko Furuta. Gue skip demi kesehatan mental gue.
ReplyDeleteSad hukumannya segitu doang. Dibawah umur harusnya bukan alasan untuk memperingan hukuman.
Btw, kasus ini ga pernah dibahas Dave (Admin MBP) di Blog nya karena terlalu disturbing buat dia. Bersyukur bisa baca di blog ini (Di tempat lain ga lengkap).
yang baca aja gak kuat apalagi yang nulis. admin beberapa kali break nulis dan misuh misuh "asuh apa lah" karena kasihan.
DeleteSebenarnya kasus sesadis apapun apabila pelakunya mendapat hukuman setimpal sih,, gapapa..
kalau kasus junko furuta ini, baca aja udah bikin kehilangan harapan ama umat manusia.
Ada yg lebih lengkap kok. Bahasa indonesia juga. junko pengen bilang suruh dibunuh aja drpd disika terus.
DeleteParahnya udah bebas itu skrg pembunuhnya dan skrg ganti nama. Ada di yutub luar. Skrg msh jd penjahat juga
dan hukumannya ga setimpal, bahkan pelaku bebas
ReplyDelete